"Bisa jadi ia juga tahu rahasia keluargaku yang sebenarnya…" kata Maxy Junior dan membuat keempat sahabatnya mengernyitkan dahi mereka.
"My bad… Aku tidak pernah menceritakannya pada siapa pun selama ini. Sewaktu aku berusia sepuluh tahun, aku sempat menguping pertengkaran ayah ibuku. Ibuku mengaku pada ayahku kami bukanlah anak ayahku… Dia diam-diam telah berselingkuh di belakang ayahku dan telah melahirkan anak-anak dari lelaki lain. Kalian tahu siapa lelaki lain itu? Dia adalah Kendo Suzuki, ayah Natsumi Kyoko Suzuki…"
Cerita singkat dari Maxy Junior bagai halilintar di siang bolong, mengoyak keheningan, mencampakkan dan melemparkan puing-puing kesuraman dari masa lalu.
"Sungguh tidak bisa dipercaya!" Thobie Chiawan menepuk jidatnya sekarang.
"Bisa jadi kau dan Natsumi Kyoko juga saudara seayah lain ibu, Maxy Junior. Jikalau seandainya itu benar, kau tidak boleh menyukai dan mencintai cewek itu lagi, Maxy," tukas Rodrigo Wisanto dengan sepasang matanya yang membeliak lebar.
"Aku memang tidak yakin sebelumnya. Oleh karena itu, sedikit banyak itu menahanku untuk bilang aku menyukainya, untuk bilang aku mencintainya, untuk bisa segera bersama-sama dengannya dan memilikinya seutuhnya. Namun, apa yang diperbuat oleh Mary Juniar hari ini sedikit banyak memberiku setitik harapan, Kawan-kawan…"
Keempat sahabatnya memandangi Maxy Junior dengan segenap perasaan ingin tahu yang semakin memuncak.
"Jika Mary Juniar memiliki perasaan yang lain terhadapku seperti yang kalian bilang tadi, bisa saja dia juga sempat menguping pertengkaran ayah dan ibu kami ketika dia masih kecil dulu. Bisa jadi ia juga mendengar bahwasanya aku bukanlah anak ayahku dan juga bukan anak ibuku, sehingga selama ini dia bisa menyimpan sebentuk perasaan yang lain terhadapku."
Keempat sahabatnya mengangguk mengerti sekarang.
"Aku akan memastikannya dengan Mary Juniar malam ini juga." Maxy Junior kembali menyibukkan dirinya dengan tongkat besi panjang yang ada di atas dadanya.
"Bagaimana kalau ternyata hasilnya tidak sesuai dengan harapanmu, Maxy Junior?" tanya Verek Felix sekarang.
"Pertimbangan dan perhitunganku jarang meleset, Kawan-kawan… Semakin hari rasa ini semakin besar. Aku yakin benar aku dan Natsumi Kyoko berhak bersama. Jika saat itu benar-benar tiba, aku akan bisa memilikinya secara utuh. Kalau perlu, aku akan mengajaknya menikah dan dia akan melahirkan banyak anak untuk keluarga kami!"
Maxy Junior membanting tongkat besi yang berat itu dengan geram. Terdengarlah bunyi hantaman besi yang keras.
Keempat sahabatnya hanya bisa memperhatikan apa yang dilakukannya sembari menggeleng-gelengkan kepala mereka.
"Benar-benar deh… Cinta rupanya bisa membuat seseorang menjadi gila," kata Rodrigo Wisanto.
"Cinta bisa menggelapkan mata dan akal sehat seseorang," sahut Verek Felix.
"Cinta bisa membuat seseorang itu berbuat hal nekat," sahut Thobie Chiawan.
"Apakah menurutmu ibumu akan setuju kau menikah dan berkeluarga di usiamu yang barusan delapan belas ini?" tanya Saddam Demetrio.
"Dia terlalu sibuk mengurus perusahaan-perusahaannya. Lagipula, dia selalu setuju dengan segala pilihan dan keputusanku karena setelah aku memutuskan sesuatu, tidak pernah sekali pun aku main-main dengan keputusan itu." Maxy Junior memandangi keempat sahabatnya dengan sinar mata biasa-biasa saja, tanpa ekspresi, seolah-olah dia memutuskan akan keluar negeri besok siang.
"Menurutmu Natsumi Kyoko sendiri akan setuju? Dengan menikah, dia akan kehilangan seluruh kesempatannya dan tidak bisa melakukan hal-hal yang seharusnya bisa dilakukan oleh gadis-gadis seusianya. Dia takkan mungkin menyetujuinya."
"Aku akan menemaninya ke mana pun yang dia mau dan menemaninya melakukan apa pun yang dia inginkan. Aku akan berusaha meyakinkannya. Aku yakin dia akan setuju. Bukan itu yang kukhawatirkan sekarang, Kawan-kawan. Aku justru tidak yakin apakah dia bisa percaya aku ini benaran jatuh cinta padanya dan aku ini tulus hanya ingin membuatnya bahagia."
Kembali Maxy Junior membanting batangan-batangan besi ke belakang. Terdengar bunyi hantaman antarbesi yang begitu keras. Tidak ada yang berani menegur mereka karena ayah Thobie Chiawan yang memiliki tempat fitness tersebut.
"Dan aku rasa ini rintangan yang paling berat yang harus kaulewati jika kau ingin menikahi Natsumi Kyoko selepas masa SMA ini, Maxy Junior. Apa menurutmu orang tua Natsumi Kyoko itu akan setuju kau menikah dengan anak perempuan mereka dan menjadi menantu mereka?" Pertanyaan Thobie Chiawan kali ini membuat gerakan-gerakan Maxy Junior berhenti sejenak.
Maxy Junior tampak berhenti sesaat sebelum akhirnya ia membuka mulut dan berucap,
"Selepas masa SMA ini, tentu aku akan meminta doa restu dari kedua orang tuanya. Jikalau seandainya kedua orang tuanya tidak mengizinkan, aku akan membawa lari Natsumi Kyoko. Kalau perlu, aku akan menghamilinya. Dengan adanya bayiku dalam kandungan anak mereka, mau tidak mau mereka akan menerimaku sebagai menantu mereka bukan?"
Keempat sahabat Maxy Junior menepuk jidat mereka pada saat bersamaan.
"Cinta benaran sudah membuatnya menjadi gila," gumam Thobie Chiawan.
"Cinta benaran sudah melumpuhkan otak dan akal sehatnya," sambung Rodrigo Wisanto.
"Tidak pernah aku melihatmu seperti ini sebelumnya, Maxy Junior. Cinta benaran telah menghilangkan pikiran rasiomu," timpal Verek Felix.
"Kami mau ke pub setelah ini. Apa kau mau ikut?" Saddam Demetrio sengaja memancing dengan sebuah pertanyaan yang paling menggelitik.
"Tidak… Kau sudah lupa… Aku akan pulang ke rumah dan memastikan sesuatu dengan Mary Juniar…"
Maxy Junior membanting lagi batangan besi ke belakang dengan geram. Napasnya sedikit ngos-ngosan dan peluhnya terus bercucuran tiada henti.
Keempat sahabatnya hanya bisa memandanginya dengan perasaan yang bercampur aduk. Ruap resah gelisah kian menggelimuni tudung pikiran mereka berempat.