Chereads / 3MJ / Chapter 51 - Ciuman Pertama Natsumi

Chapter 51 - Ciuman Pertama Natsumi

Mendadak saja sang pangeran tampan meraih Natsumi Kyoko ke dalam pelukannya. Untuk beberapa detik lamanya, Natsumi Kyoko tertegun dan berdiri kaku dalam pelukan sang pangeran tampan. Tercium aroma tubuh sang pangeran yang memancarkan aura maskulinitas yang maksimal. Untuk beberapa detik lamanya, Natsumi Kyoko merasa seolah-olah larut dan lebur ke dalam aroma tubuh itu yang terasa begitu menggoda, memikat, dan membuai dirinya ke dalam sensasi cinta tanpa ujung.

"Ini tidak masuk akal… Tapi malam-malam setelah aku mengenalmu, aku selalu memikirkanmu. Aku ingin mengatakan aku suka padamu. Aku ingin memilikimu, namun aku tahan karena citra burukku di matamu selama ini. Aku terus berdoa dan menunggu waktu yang tepat ketika aku bebas memilikimu dan mengatakan betapa aku mencintaimu."

Natsumi Kyoko masih berdiri dengan kaku di dalam pelukan sang pangeran.

"Jangan tinggalkan aku, Natsumi… Setelah bertemu dan berkenalan denganmu, hidupku tak lagi sama… Jikalau kau benaran meninggalkan aku, aku rasa aku bisa gila. Jangan tinggalkan aku, Natsumi. Kalau kau tidak bisa memberikanku jawaban sekarang, tak apa-apa. Aku bisa menunggumu. Aku bisa menunggumu sampai kau bisa mencintaiku dan memiliki perasaan yang sama terhadapku."

Natsumi Kyoko akhirnya tersadarkan dari buaian aroma tubuh sang pangeran tampan yang begitu maskulin.

"Kalau begitu, ada hal yang ingin kutanyakan di sini…"

"Apa itu?" Kedua alis sang pangeran tampan kontan terangkat. Dia mulai bingung apa yang mau ditanyakan oleh Natsumi Kyoko.

"Kau tahu kan ciuman pertamaku sudah hilang? Kau tahu tidak? Yang mengambil ciuman pertamaku itu adalah kau…" Natsumi Kyoko menatap lekat-lekat ke kedua bola mata Maxy Junior.

Tentu saja Maxy Junior terperanjat kaget bukan main. Dia yang telah mengambil ciuman pertama sang bidadari cantiknya ini? Kapan? Dalam hati ia mulai bertanya-tanya. Apakah ia melakukannya ketika ia dalam keadaan mabuk? Apakah ia melakukannya ketika ia dalam kondisi tidak sadarkan diri seperti tadi?

"Meski itu hanya sebuah ciuman, itu adalah ciuman pertamaku dengan seorang laki-laki dan itu teramat penting buatku. Jadi aku ingin bertanya padamu sekarang. Apa kau ingat kapan dan di mana kau mengambil ciuman itu dariku?" Natsumi Kyoko kembali menatap lekat-lekat ke kedua bola mata sang pangeran tampan lagi.

Tatapan itu begitu mematikan. Maxy Junior tampak mati langkah kali ini. Ia mengernyitkan dahinya dalam-dalam petanda ia sedang berpikir keras. Ia beberapa kali salah tingkah dan mengelus-elus kepala belakangnya.

"Aku… Aku… Aku…" Raut bersalah mulai terpancar dari wajah tampan sang pangeran pujaan hati. Sekelumit kecewa menggeligit kuncup batin Natsumi Kyoko.

"Kau tahu? Aku merasa bersyukur hanya ciuman pertamaku yang telah kauambil dariku, bukan yang lain-lain. Aku rasa aku bisa mati bunuh diri sekarang andaikan kau telah merenggut keperawananku tetapi kau tidak bisa mengingat kapan dan di mana kau melakukannya."

Natsumi Kyoko berbalik menghadap pintu depan. Tangan sudah menggapai tangkai pintu.

Oh tidak…! Dia akan segera keluar dari apartemen ini, bisa jadi juga keluar dari hidupku selamanya. Bisa jadi ia akan meninggalkanku selamanya… Ya Tuhan…! Bagaimana aku bisa terus mempertahankan keberadaannya di sisiku? Hati nurani Maxy Junior kembali membelungsing dalam ketidakberdayaan.

"Sorry… Sorry… Really really sorry, Natsumi Sayang… Aku benaran tidak ingat kapan aku pernah melakukannya. Mungkin ketika aku melakukannya waktu itu, aku sedang dalam kondisi tidak sadar seperti tadi. Maklumilah aku… Aku mohon maafkan aku telah mengambil ciuman pertamamu dalam kondisi tidak sadar." Terlihat napas Maxy Junior yang sedikit tersengal. Dia benaran takut Natsumi Kyoko akan keluar dari ruangan apartemennya itu sekaligus meninggalkannya selamanya.

Natsumi Kyoko juga meniru perkataan Kimberly Phandana tempo hari.

"Tidak ingat berarti tidak penting, Maxy Junior… Jangan katakan kau mencintaiku sebelum kau bisa mengingat hal itu, Maxy Junior…"

Natsumi Kyoko membuka pintu, keluar, dan sedikit membanting pintu di belakang punggungnya. Maxy Junior meremas-remas rambutnya yang sudah kering sekarang. Dia tampak benar-benar tertekan. Kapan aku pernah mencuri ciuman pertamanya? Kapan? Kenapa aku tidak bisa mengingatnya sekarang? Biasanya ingatanku tajam dan aku bisa mengingat apa saja meski sudah lama sekali berselang. Tapi kenapa kali ini aku bisa sampai tidak mengingatnya? Aduh…! Pikiran sialan ini…!

Hati nurani Maxy Junior terus saja mencerca dan memaki dirinya sendiri tanpa ampun.

Maxy Junior merasa memang ada yang kurang beres dengan perangai dan tindak-tanduk sang bidadari ketika dia sadar dari pingsannya tadi. Untuk itulah, Maxy Junior mengecek apa yang tertangkap oleh kamera pengawas di saat dia sedang tidak sadarkan diri, ketika ia sedang berendam dalam bath tub air hangatnya di kamar mandi.

Alangkah terhenyaknya Maxy Junior ketika dia melihat sosok Vindy Tjendera sempat muncul di apartemennya dan terlihat ia membicarakan sesuatu, menunjukkan sesuatu kepada Natsumi Kyoko. Maxy Junior mengaktifkan suara pada kamera pengawasnya. Emosi dan amarahnya mulai terbit mendengarkan kalimat-kalimat Vindy Tjendera yang berusaha meracuni pikiran sang bidadari cantiknya.

Aib lamanya terkuak kembali sekarang, di hadapan gadis yang benar-benar ia sukai, yang benar-benar ia cintai, yang ia pikirkan sepanjang siang dan malam, yang ia berusaha jaga kehormatan dan kesuciannya sampai di saat yang benar-benar tepat. Maxy Junior jatuh terperenyak ke sandaran kursinya.

Sudah lama aku putus dari si Vindy Tjendera itu. Kenapa mendadak siang ini ketika Natsumi Kyoko ada di apartemenku, dia memunculkan diri juga di sini? Siapa yang memberitahunya alamat apartemenku ini? Jelas orang-orang Verek, Thobie, Saddam, dan Rodrigo takkan bermulut banyak seperti itu. Martin juga tidak mungkin memberitahunya karena Martin sama sekali tidak mengenal si Vindy Tjendera ini. Satu-satunya yang tersisa hanyalah Mary Juniar… Entah apa yang ada dalam pikirannya. Malam ini aku akan berbicara serius dengannya. Maxy Junior membuat suatu ketetapan dalam hati dan pikirannya.

***

Malam itu, Maxy Junior yang merasa sudah jauh baikan berkumpul dengan keempat sahabatnya di tempat fitness. Terdengar suara barbel dan batangan-batangan besi lainnya yang saling berlaga satu sama lain. Tampak Maxy Junior melampiaskan segala kesal dan gundah ke batangan-batangan besi yang ada di sekelilingnya. Terlihat ia berkeringat banyak dan napasnya sungguh tersengal-sengal malam itu.

Tentu saja segala cerita mengenai apa yang terjadi di apartemennya pada siang dan sore hari itu sudah diceritakan Maxy Junior kepada keempat sahabatnya. Keempat sahabatnya terlihat terperanjat kaget. Mereka sungguh tidak menyangka Mary Juniar bisa sampai menghubungi Vindy Tjendera dari masa lalu Maxy Junior untuk ke apartemennya hanya bertujuan untuk menyingkirkan Natsumi Kyoko.

"Apakah… Apakah… Mary Juniar sebenarnya selama ini diam-diam memiliki perasaan lain terhadap abangnya sendiri?" Verek Felix menelan ludahnya ke dalam kerongkongannya yang serasa tercekat.

"Bisa jadi loh… Mary Juniar kan jarang mendapat perhatian dari ayah ibu kan? Bisa jadi karena selama ini kau terlalu dekat dengannya dan senantiasa memperhatikannya, itu menimbulkan sejenis perasaan lain dalam hatinya, Maxy – sejenis perasaan yang tidak pada tempatnya, iya nggak?" sahut Saddam Demetrio.

"Aku rasa mungkin ada alasan lain lagi…" timpal Maxy Junior. Keempat sahabatnya menatapnya dengan sorot mata ingin tahu.