Chereads / 3MJ / Chapter 35 - Terselubung dalam Gairah

Chapter 35 - Terselubung dalam Gairah

"Cantik kan pemandangan lautan di Bali ini…? Mmm… Aku akan ke Bali lagi lain waktu jika kondisi memungkinkan, bersamamu…" kata Maxy Junior sedikit canggung dan sedikit malu.

Ya Tuhan… Aku sudah sering merayu dan menaklukkan banyak cewek. Kenapa aku bisa segugup dan secanggung ini kali ini? Terdengar hati nurani Maxy Junior yang membelungsing.

Natsumi Kyoko hanya tersenyum manis dan lemah lembut. Kedua orang itu terus memperhatikan foto demi foto yang tersimpan dalam ponsel Natsumi Kyoko.

Kelumun bahagia meringkai semenanjung pikiran Maxy Junior dan Natsumi Kyoko.

***

Selama penerbangan di dalam pesawat, pikiran Liana Fransisca dan Kendo Suzuki terus berputar dan memikirkan apa yang terjadi kemarin malam.

"Bahan-bahannya sudah aku kirimkan ke tempatmu di Jepang sana! Aku menghargai kehadiranmu ke grand opening kantor baruku di sini hari ini. Namun, jika kau menginginkan lebih dari itu, maaf sekali… Aku tidak bisa memberikannya!" Terdengar kata-kata Liana Fransisca yang sudah meninggi satu oktaf dengan sorot matanya yang mendelik tajam.

Entah apa yang diucapkan oleh pihak di seberang. Yang jelas, Liana Fransisca menanggapi lagi,

"Kau takkan pernah bisa mendekati Maxy Junior ataupun Martin Jeremy! Mereka sudah tumbuh besar menjadi pria dewasa yang memiliki pemikiran dan penilaian mereka sendiri. Kusarankan padamu untuk tidak membuang-buang waktu! Selamat malam!"

Liana Fransisca memutuskan hubungan komunikasi. Ia sedikit membanting ponselnya ke atas meja.

Kendo Suzuki yang dari tadi sudah menguping dari balik pintu kamar hotel Liana Fransisca yang lupa ia rapatkan, menunggu dulu selama satu atau dua menit. Dia pura-pura berjalan masuk ke kamar hotel selingkuhannya dan mendapati keadaan pintu kamar yang tidak tertutup rapat.

"Lho? Kok pintu tidak dirapatkan sih? Ada apa?" tanya Kendo Suzuki pura-pura bingung.

Liana Fransisca tampak mengurut-urut keningnya. Dia sungguh stressed dengan si penelepon barusan sampai-sampai ia lupa merapatkan pintu kamar hotelnya.

"Ada sedikit masalah yang harus aku atasi tadi sampai-sampai aku lupa menutup rapat pintu hotelnya." Liana Fransisca sedikit menghembuskan napas panjang.

"Apakah masalahnya sudah selesai?" tanya Kendo Suzuki. Ia menutup pintu kamar hotel dengan rapat dan berjalan mendekati sang selingkuhannya.

"Sudah… Tidak ada yang perlu dicemaskan lagi…" Liana Fransisca berusaha menampilkan senyuman ketenangannya.

"Kau tampak lelah hari ini, Sayang. Kau sudah melakukan yang terbaik. Sisanya kau harus beristirahat dan kalau kau tidak sanggup menanganinya lagi, kau bisa minta bantuan kedua anak laki-lakimu itu," bisik Kendo Suzuki dari belakang Liana Fransisca dan mulai mengecup-ngecup tengkuk dan bahu wanita itu yang terbuka.

Gairah kewanitaan Liana Fransisca mulai terbit. Setelah capek seharian ini, mendadak tubuhnya merespon dengan baik ketika diberikan perhatian, kasih sayang, dan cinta dari Kendo Suzuki.

"Aku sudah capek, Kendo… Bagaimana denganmu? Apakah kau belum capek? Kau masih bisa berpikiran untuk berkencan denganku?"

Suara Kendo Suzuki semakin parau.

"Aku belum capek, Sayang. Aku merindukanmu karena di Bali ini aku baru bisa bertemu dan bebas berduaan denganmu. Aku sudah merindukanmu selama beberapa hari ini, Sayang."

"Aku sudah capek loh, Kendo…"

"Kau tidak perlu mengeluarkan tenaga apa pun, Liana Sayang. Kau cukup hanya berbaring dan biarkan aku yang melayanimu. Mau kan?" bisik Kendo Suzuki. Kecupan mesra masih diberikannya di tengkuk dan bahu wanita itu. Dia perlahan-lahan membalikkan kepala wanita itu dan mulai melumat habis bibirnya dari depan.

Gairah kewanitaan Liana Fransisca semakin meninggi dan semakin meninggi. Hilang sudah semua penat dan capek yang menderanya seharian ini. Dia mulai berbalik dan kini berdiri berhadap-hadapan dengan selingkuhannya. Tangannya mulai aktif membuka kancing-kancing kemeja selingkuhannya satu per satu.

"Kau memberikanku tenaga dan kekuatan lagi, Kendo. Biarkan aku sedikit berpartisipasi dalam kenikmatanmu malam ini ya, Kendo…" Terdengar suara Liana Fransisca yang parau.

"I'm yours, Liana… Kau bebas melakukan apa saja pada tubuh ini malam ini, Sayang…" bisik Kendo Suzuki juga dengan suara yang parau tak tertahankan.

Jari-jemari Liana Fransisca bermain di dada bidang Kendo Suzuki. Lidahnya juga turut mengambil peran kali ini. Terdengar desahan tidak tahan dari Kendo Suzuki ketika lidah sang wanita selingkuhannya bermain-main di atas dadanya yang bidang, dan akhirnya turun ke perut.

Jari-jemari Liana Fransisca juga aktif lagi membuka resleting celana panjang lelaki selingkuhannya. Tampak gundukan yang sudah mengeras bak batu meteor dalam balutan undies yang berwarna hitam pekat. Dengan sekali tarikan ke bawah, barang kejantanan tersebut menjulang tinggi bagai rudal yang siap ditembakkan. Aksi jilat-menjilat dari lidah Liana Fransisca yang begitu aktif pun dimulai. Tak ayal lagi, Kendo Suzuki tenggelam dan lebur ke dalam limbah kenikmatan dengan sensasi nirmala yang sungguh tidak terdeskripsikan lagi.

Lima menit berlalu. Memang Kendo Suzuki termasuk tahan lama di atas ranjang. Liana Fransisca kini menelungkupkan tubuhnya di samping lelaki selingkuhannya yang sudah polos tanpa sehelai benang pun di atas ranjang.