Chereads / 3MJ / Chapter 32 - Usaha Penculikan

Chapter 32 - Usaha Penculikan

"Tentu saja bagus… Aku jadi penasaran apa sih rahasia produk-produk mereka sehingga bisa begitu berkualitas dan terkenal sampai ke seluruh penjuru dunia… Kau tahu apa rahasia dari produk-produk mereka?" tanya Hiroshi Hanamura sambil sedikit menyipitkan kedua matanya.

"Tentu saja aku tidak tahu, Hiroshi… Mana mungkin sebuah perusahaan akan memberitahukan rahasianya secara gampang kepada pihak lain…" Kendo Suzuki tertawa renyah dan sedikit menggeleng-gelengkan kepalanya.

Hiroshi Hanamura hanya tersenyum simpul. Dia kembali menyesap sedikit arak Jepangnya.

"Oke… Aku akan ke sana dulu berbicara dengan beberapa supplier-ku, Hiroshi… Kami permisi dulu…" Kendo Suzuki mempergunakan kesempatan itu untuk mengundurkan diri dari pasangan ayah dan anak Hanamura itu.

"Silakan…" Ryuzaki Hanamura yang membuka mulut kali ini. Matanya terus tidak bisa lari dari sosok Natsumi Kyoko yang dianggapnya begitu seksi menggoda nan menggemaskan.

"Bagaimana menurutmu, Ryuzaki?" desis sang ayah ketika Kendo Suzuki dan putrinya sudah berlalu pergi dari hadapan mereka.

"Tidak kusangka dia bakalan begitu cantik, Ayah." Ryuzaki Hanamura mulai tersenyum nakal.

Hiroshi Hanamura meledak dalam tawa jahatnya. "Aku tahu apa yang ada dalam pikiran liarmu, Ryuzaki. Namun, ada satu hal yang perlu kau ingat dengan baik. Keluarga kita takkan menerima menantu perempuan yang sudah tidak perawan. Camkan itu baik-baik! Kalau kau ingin menikahinya suatu hari nanti, pastikan kau tidak menodai dan merenggut kegadisannya sebelum hari pernikahanmu!"

"Iya… Aku tahu, Ayah…" sergah Ryuzaki Hanamura dengan sedikit nada kesal.

Acara grand opening dimulai dengan gunting pita yang dilakukan oleh Liana Fransisca Sudiyanti dan beberapa dewan direksi. Ketika direksi Beauty & Me Enterprise diundang ke atas pentas memberikan sedikit kata-kata sambutan, Liana Fransisca mempersilakan Maxy Junior yang naik ke atas pentas.

Natsumi Kyoko tentu saja terperanjat heran melihat sosok sang pangeran tampannya berdiri di atas pentas, menyampaikan kata-kata sambutannya tanpa ada kecanggungan sedikit pun.

"Kami ucapkan terima kasih kepada para pelanggan dan supplier Beauty & Me selama ini. Dengan diluncurkannya produk-produk edisi terbatas hanya untuk hari ini, kami akan memberikan diskon besar-besaran kepada para pembeli khusus juga untuk hari ini. Tetap dukung Beauty & Me karena kalau soal kecantikan dan penampilan Anda, percayakan saja pada Beauty & Me." Maxy Junior tetap menampilkan senyumannya yang paling menawan.

Sebagian besar tamu yang berjenis kelamin perempuan, baik yang tua maupun yang muda, hanya bisa terus menatap sosok anak direktur yang berdiri di atas pentas, dengan kedua mata mereka yang tiada berkedip.

Tidak heran ia bisa menjadi ketua OSIS. Di usia yang masih begitu muda ini, ibunya sudah mempercayakan dia mewakili perusahaan dan tampil di depan publik seperti ini. Oh, Tuhan… Banyak yang akan cemburu padaku di sini seandainya mereka tahu sosok yang mereka kagumi itu, yang berdiri di atas panggung itu, adalah orang yang sekelas denganku dan duduk sebangku denganku di sekolah. Natsumi Kyoko Suzuki bersenandika dalam batinnya sendiri.

Semua hadirin bertepuk tangan untuk kata-kata sambutan dari Maxy Junior. Acara grand opening selesai pada jam 12 siang dan diakhiri dengan makan siang bersama.

Natsumi Kyoko sebenarnya ingin menghampiri Maxy Junior di dalam ruangan auditorium yang besar itu. Namun, karena dilihatnya Maxy Junior masih sibuk bercengkerama dengan beberapa pelanggan dan supplier tetap Beauty & Me, diputuskannya untuk berjalan-jalan di sekitar halaman gedung perusahaan tersebut yang ditanami banyak bebungaan warna-warni dan tanaman-tanaman hijau yang segar nan asri.

***

Malam dengan cepat datang menyapa Bali.

"Ayah… Aku jalan-jalan ke pantai sebentar ya…" kata Natsumi Kyoko sembari menjulurkan kepalanya ke dalam kamar sang ayah. Hotel tempat mereka menginap memang dekat dengan pantai.

"Apakah laporan keuangan yang Ayah mintol bantu cek sudah kamu cek, Natsumi?" Terdengar suara lembut sang ayah yang masih duduk di balik meja kerjanya dan menyibukkan diri di depan laptop-nya.

"Sudah kukirim ke email Ayah, Yah…" kata Natsumi Kyoko.

Kendo Suzuki membuka jaringan surelnya sebentar. Ternyata memang sudah masuk laporan revisi dari anak perempuannya. Dia membuka berkas yang dikirimkan oleh anak perempuannya. Ia tersenyum puas dengan hasil kerja si anak sulung.

"Oke deh… Jangan malam kali baliknya ya…" kata Kendo Suzuki dari balik meja kerjanya.

"Oke, Ayah…"

Natsumi Kyoko menutup pintu kamar ayahnya. Dia keluar dari hotel dan berjalan kaki menyusuri jalanan di Bali. Letak pantai tidak jauh dari hotelnya menginap. Dia hanya perlu berjalan kaki selama 15 menit untuk mencapai pantai.

Ada satu pub mahal yang dibangun di pantai tersebut, dengan posisi jendela yang langsung menghadap pantai. Sambil menikmati segelas Blue Ocean, Natsumi Kyoko duduk menyilangkan kedua kakinya yang putih mulus sambil membaca sebuah buku berbahasa Inggris yang baru saja dibelinya.

Malam datang menyapa. Suasana di dalam pub semakin ramai. Para tamu dari berbagai suku dan berbagai negara mulai datang berkunjung. Musik keras nan menghentak-hentak mulai dihidupkan. Karena merasa sudah lama duduk dan membaca di depan pub tersebut, Natsumi Kyoko menghabiskan Blue Ocean-nya, menyimpan kembali bukunya ke dalam tas kecil yang dibawanya, dan kemudian berdiri dari duduknya.

Natsumi Kyoko menyelisir pesisir pantai Bali yang hanya diterangi oleh penerangan yang remang-remang. Suasana pantai mulai sepi. Yang semakin ramai adalah pub-pub yang dibangun berjejer di sepanjang garis pantai. Sayup-sayup terdengar berbagai musik latar dalam berbagai aliran.

Natsumi Kyoko terus menyelisir pesisir pantai ketika mendadak saja tangan kanannya dicegat dari belakang. Dia berpaling dan mendapati tiga orang lelaki berpakaian jas hitam dan berkacamata hitam. Natsumi Kyoko terkesiap sejenak di tempatnya.

"Siapa kalian?"

"Nona Natsumi Kyoko… Anda diminta Tuan kami untuk bertemu dengannya. Anda harus ikut dengan kami sekarang."

"Siapa kalian? Siapa bos kalian? Kenapa aku harus ikut dengan kalian?"

"Kami hanya melaksanakan perintah kami, Nona. Mohon ikut dengan kami." Salah satu dari ketiga lelaki itu mulai menarik tangan Natsumi Kyoko.

"Nggak! Nggak mau! Siapa kalian! Tolong!" Natsumi Kyoko menepiskan tangannya.

"Tidak ada gunanya Nona berteriak! Sebaiknya ikut dengan kami sekarang!"

Ketika Natsumi Kyoko terasa mulai memberontak dan melawan, salah satu dari ketiga lelaki berpakaian jas serba hitam itu mulai membekap mulutnya dengan sapu tangannya. Terasa semacam aroma obat bius yang sungguh tajam pada sapu tangan tersebut. Kesadaran Natsumi Kyoko berangsur-angsur hilang dengan rasa pening dan pusing yang semakin mencapai puncaknya.

Mendadak saja entah dari mana, satu tinju melayang ke wajah lelaki yang membekap mulut dan hidung Natsumi Kyoko itu. Satu tendangan juga diarahkan ke arah selangkangannya. Terjadilah baku hantam seru antara Maxy Junior melawan tiga lelaki yang mencoba berbuat kurang ajar pada sang bidadari cantiknya.

Mendadak juga entah dari mana, Maxy Junior bisa memiliki sepucuk pistol. Dia mengeluarkan pistolnya dan mengarahkannya pada ketiga lelaki yang sudah setengah kewalahan adu jotos dengannya barusan.

"Jangan sampai aku memuntahkan isi pistol ini dan meledakkan kepala kalian!" Maxy Junior menembakkan satu peluru ke tempat dekat dengan tempat salah satu lelaki tersebut berdiri.

Mau tidak mau ketiga lelaki itu sedikit mengangkat tangan mereka ke udara dan segera menyingkir dari tempat itu. Cepat-cepat Maxy Junior memasukkan kembali pistol tersebut ke saku celananya. Jika sempat terlihat oleh orang-orang dia memiliki pistol, bisa panjang ceritanya nanti. Dia segera menghampiri Natsumi Kyoko yang kesadarannya tinggal seperdelapan dan kini tampak terkulai lemas tidak berdaya di atas pasir pantai.

"Natsumi! Natsumi! Kau tidak kenapa-kenapa kan?" Maxy Junior menepuk-nepuk wajah bidadari cantiknya dan menarik kembali kesadarannya yang sebentar lagi akan tenggelam.

"Maxy Junior… Maxy Junior… Aku senang bisa bertemu denganmu di sini…" Natsumi Kyoko mulai meracau tidak jelas dengan sebersit senyuman lemah lembut yang menghiasi wajahnya yang cantik.

"Kenapa kau bisa berada di Bali? Katakan padaku di mana kau menginap. Aku antar kau balik ke penginapanmu." Maxy Junior berusaha menarik kembali kesadaran bidadari cantiknya.