Bali, awal Maret 2012
Liana Fransisca Sudiyanti menggandeng tangan anak laki-lakinya masuk ke dalam ruangan hall gedung barunya yang grand opening pagi ini. Sementara Maxy Junior berjalan mengikuti saja ke mana ibunya melangkah, Martin Jeremy tampak berjalan mengekori di belakang mereka berdua. Mereka bertiga masuk ke dalam ruangan acara yang menampung kira-kira seribu tamu di dalamnya. Kilatan sinar kamera berpendar ke mana-mana. Tampak Liana Fransisca Sudiyanti terhalang jalannya oleh beberapa wartawan yang menginginkan beberapa jawabannya.
"Kami dengar kedua putra Anda ikut serta dalam grand opening kali ini. Apakah itu benar, Nyonya Liana?"
"Ya… Benar… Dalam kesempatan ini, saya akan memperkenalkan kedua putra saya. Mereka berdualah yang akan melanjutkan kepemimpinan saya di Beauty & Me Enterprise ke depannya. Ini anak sulung saya, Maxy Junior Tanuwira. Ini anak bungsu saya, Martin Jeremy Tanuwira." Liana Fransisca memperkenalkan kedua anaknya kepada para wartawan yang mewawancarai mereka.
"Wah… Mereka berdua sangat tampan, terutama si anak sulung itu. Seperti model-model majalah internasional itu. Memang benaran tipe-tipe bos-bos besar begitu." Terdengar bisik-bisik beberapa wartawati yang berdiri agak jauh dari mereka.
Maxy Junior menampilkan senyumannya yang paling menawan. Ada beberapa wartawati yang langsung dibuat mabuk kepayang oleh senyuman yang cetar membahana tersebut. Martin Jeremy hanya tersenyum ala kadarnya. Sebenarnya dia malas mengikuti acara-acara grand opening seperti ini. Sama sekali tidak ada yang menarik. Dia ingin acara ini cepat selesai dan dia bisa cepat-cepat kembali ke Jakarta.
Seusai beberapa wartawan itu, Liana Fransisca memperkenalkan kedua anaknya kepada beberapa pelanggannya, baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri.
Mendadak saja langkah-langkah mereka terhadang oleh sebuah suara yang berasal dari belakang mereka,
"Lama tidak bertemu, Liana Fransisca…"
Maxy Junior berpaling dan ia mendapati satu laki-laki dan perempuan, sepertinya orang Jepang, dengan balutan pakaian kimono mewah, sedang tersenyum penuh arti kepadanya. Si perempuan Jepang tentu saja terpana dengan ketampanan Maxy Junior dalam setelan jasnya yang berwarna cokelat gelap. Dia terus menatap Maxy Junior tanpa berkedip.
"Iya… Sudah lama… Bagaimana kabarmu, Hayate?" tanya Liana Fransisca dengan sebersit senyuman yang tertahan. Dia sungguh tidak menyangka pria Jepang dan anak perempuannya ini akan memunculkan diri di acara grand opening-nya pagi ini.
"Tentu saja masih luar biasa seperti dulu… Aku kira kau sudah melupakan aku, salah satu pelanggan tetapmu ini. Ternyata kau masih mengingatku…" kata si pria Jepang yang dipanggil Hayate oleh Liana Fransisca.
"Tentu saja aku masih ingat. Kenapa aku bisa sampai lupa?" tukas Liana Fransisca lagi dengan senyumannya yang masih menggantung.
"Mungkin aku bisa mulai berkenalan dengan dua anakmu yang ganteng itu, Liana Fransisca. Gantengnya sungguh sempurna…" Terdapat sebersit senyuman misterius dari wajah pria Jepang itu.
Maxy Junior mulai bertanya-tanya dalam hatinya. Siapa lelaki Jepang ini? Siapa perempuan yang ada di sampingnya itu? Adiknya? Pacarnya? Lelaki Jepang ini berbahasa Indonesia dengan cukup fasih walau masih terdengar aksen Jepangnya yang kental. Apakah ia sudah lama tinggal di Indonesia ini sehingga ia bisa cukup fasih berbahasa Indonesia?
"Oke… Ini anak sulungku… Maxy Junior Tanuwira… Ini anak bungsuku… Martin Jeremy Tanuwira…"
Liana Fransisca berpaling ke kedua anaknya sekarang.
"Ini salah satu pelanggan tetap kita dari Jepang, Maxy, Martin. Namanya Hayate Mimasaka… Ini anak perempuannya… Mizuki Mimasaka…"
Maxy Junior dan Martin Jeremy sedikit menaikkan alis mereka. Mereka mengira lelaki Jepang ini adalah saudara sepupu atau abang dari si perempuan itu. Ternyata bukan. Pasalnya wajah si lelaki Jepang itu begitu awet muda dan sama sekali tidak mencerminkan usianya yang sebenarnya.
Maxy Junior dan Martin Jeremy menyalami tangan Hayate Mimasaka dan anak perempuannya. Mizuki Mimasaka tidak berhenti menatap Maxy Junior dengan kedua matanya yang tanpa berkedip. Ia tampak begitu anggun dalam balutan pakaian tradisional bangsanya sendiri.
"Kau memang begitu sempurna, Maxy Junior. Ke depannya kau yang akan mengurus Beauty & Me Enterprise kan? Kita akan sering-sering berkomunikasi." Hayate Mimasaka tersenyum misterius lagi.
"Senang berkenalan dengan Anda, Tuan Hayate…" kata Maxy Junior dengan suara rendah. Mizuki Mimasaka semakin kesengsem dengan suara Maxy Junior yang menurutnya begitu seksi nan maskulin.
"Kami permisi dulu… Masih ada banyak tamu yang akan kuperkenalkan kepada Maxy dan Martin…" kata Liana Fransisca mulai beranjak mengundurkan diri.
"Silakan…" kata Hayate Mimasaka mengambil segelas champagne dan menyesapnya sedikit.
Tampak Liana Fransisca dan kedua anak lelakinya yang semakin menjauh dari Hayate Mimasaka dan anak perempuannya.
"Bagaimana, Putriku? Bagaimana pendapatmu tentang Maxy Junior Tanuwira?" tanya Hayate kepada putrinya.
Mizuki Mimasaka tersenyum anggun penuh percaya diri. "Dia lelaki yang gagah dan sempurna, Ayah. Aku kehabisan kata-kata untuk mendeskripsikannya."
Mizuki Mimasaka jeda sebentar sebelum membuka mulutnya lagi, "Aku menginginkannya, Ayah…"
Hayate Mimasaka meledak dalam tawa renyah, "Akan ada waktunya, Mizuki. Bersabarlah… Pada akhirnya nanti, Maxy Junior tetap akan jatuh ke tanganmu."
"Benarkah, Ayah?" Mizuki Mimasaka sedikit mengangkat kedua alisnya.
"Tentu saja… Ayah juga membutuhkan kehadirannya dalam keluarga kita. Ada sesuatu yang istimewa pada diri Maxy Junior itu sehingga Ayah takkan mungkin bisa melepaskannya begitu saja," ujar Hayate Mimasaka sembari menyipitkan matanya dan mengikuti ke mana pun sosok Maxy Junior melangkah di dalam ruangan aula besar itu.
Di sisi lain ruangan aula itu, di sisi lain dari ruangan yang super luas itu, yang tidak bisa tercapai oleh jangkauan mata Liana Fransisca dan kedua anak lelakinya, tampak Kendo Suzuki sedang berbincang-bincang dengan salah satu pelanggannya, sang distributor yang selalu membeli barang-barang elektronik langsung dari pabriknya di Kyoto sana.
Mendadak saja perbincangan seru Kendo Suzuki dan sang distributor terinterupsi oleh sebuah suara dari belakangnya,
"Ternyata kau hadir di sini juga, Kendo…" Terdengar suara lelaki yang berat dalam bahasa Jepang. Kendo Suzuki berpaling dan dia tampak sedikit terkesiap.
Natsumi Kyoko, yang mengikuti ayahnya ke Bali menghadiri ajang grand opening Beauty & Me Enterprise di sana, berpaling dan mendapati dua pria Jepang berdiri berhadapan dengannya. Satu pria yang agak tua sepertinya adalah abang dari pria yang satunya lagi, yang lebih muda.
"Oh ya… Lama tidak ketemu, Hiroshi…" kata Kendo Suzuki meraih pria yang agak tua ke dalam pelukan persahabatan karena lama tidak bertemu. Namun, sepertinya pria yang agak tua itu menolak dan hanya membalas pelukan Kendo Suzuki ala kadarnya.
"Lama tidak bertemu ternyata putrimu sungguh cantik sekarang. Aku jadi penasaran dan ingin berkenalan dengannya," tukas pria yang agak tua dengan senyuman penuh arti menghiasi wajahnya.
"Natsumi… Ini salah satu investor di pabrik elektronik kita. Hiroshi Hanamura… Hiroshi… Ini putri sulungku… Natsumi Kyoko Suzuki…" kata Kendo Suzuki, dan terlihat jelas ia sedikit keberatan memperkenalkan pria yang lebih muda itu kepada putri sulungnya.
"Ini anak sulungku… Ryuzaki Hanamura…" kata Hiroshi Hanamura memperkenalkan si pria yang lebih muda, yang berdiri di sampingnya, dengan segelas arak Jepang di tangannya. Ryuzaki Hanamura tampak terus memperhatikan Natsumi Kyoko dengan mata tanpa kedip.
Natsumi Kyoko sedikit terperanjat heran. Hiroshi Hanamura terlihat jauh lebih muda daripada usianya yang sebenarnya. Namun, dia tetap menyalami tangan Hiroshi Hanamura dan anak sulungnya. Ryuzaki Hanamura terlihat masih terus memperhatikan Natsumi Kyoko dari ujung rambut hingga ujung kaki, masih dengan mata tanpa kedip.
"Senang bertemu dengan Anda, Tuan Hiroshi, Tuan Ryuzaki…" Terdengar suara Natsumi Kyoko yang lemah lembut ala gadis Jepang. Itu semakin membangkitkan gairah liar dari Ryuzaki Hanamura yang terus menatapnya dengan mata tanpa kedip.
Natsumi Kyoko sedikit mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dia mulai merasa tidak nyaman dengan tatapan mata dari Ryuzaki Hanamura.
"Sungguh tidak disangka kau juga diundang ke acara Beauty & Me Enterprise ini, Hiroshi…" kata Kendo Suzuki sedikit berbasa-basi.
"Beberapa kali aku ada membeli produk-produk mereka dalam jumlah yang tidak sedikit, Kendo. Aku mendapat undangan kehormatan langsung dari si Liana Fransisca Sudiyanti itu dan di sinilah aku berada pagi ini." Hiroshi Hanamura tampak menyesap sedikit arak Jepangnya.
"Oh begitukah? Kebetulan sekali… Aku juga ada memakai beberapa dari produk mereka. Memang bagus kualitas produk mereka, iya kan?" timpal Kendo Suzuki.