Chereads / 3MJ / Chapter 27 - Sedikit Jawaban Positif

Chapter 27 - Sedikit Jawaban Positif

"Tentu saja… Ketika kalian membutuhkan bantuanku di OSIS, aku tetap bersedia membantu…" tukas Natsumi Kyoko dengan perasaannya yang sudah sedikit bersemi nan bermekaran.

"Apakah… kau… kau… bersedia menjadi sekretarisku di OSIS periode ini?" Maxy Junior menyiapkan mental dan batinnya jika seandainya Natsumi Kyoko menolaknya.

Di luar dugaannya, Natsumi Kyoko malah langsung mengangguk dengan wajah yang berseri-seri. Betapa pucuk dicita ulam tiba. Dia tidak perlu mengajukan diri untuk menjadi sekretaris si pangeran tampan ini. Si pangeran sendiri yang menawarinya jabatan tersebut. Dalam lubuk kesadaran Natsumi Kyoko yang terdalam, Natsumi Kyoko berharap semoga di hati Maxy Junior, dirinya masih ada kebagian sedikit tempat meski Natsumi Kyoko yakin sebagian tempat yang lain sudah dikuasai oleh Mary Juniar.

"Oke… Hanya menangani laporan, notulen, surat masuk dan surat keluar. Kenapa nggak?" Natsumi Kyoko tampak tersenyum manis.

Betapa berbunganya hati dan pikiran Maxy Junior melihat anggukan kepala dan senyuman manis dari sang bidadari cantiknya. Benar-benar hilang sudah semua resah dan kecewanya yang tadi. Adegan Shunsuke Suzuki yang menyatakan perasaannya ke sang bidadari cantiknya ini seolah-olah tidak pernah terjadi sama sekali di dalam benak pikiran Maxy Junior.

Beberapa office boy yang mengangkat seperangkat sound system tidak melihat adanya Natsumi Kyoko berdiri di sana. Mereka terus lewat begitu saja. Akibatnya bagian belakang sound system mengenai sedikit tubuh Natsumi Kyoko. Natsumi Kyoko terdorong maju sedikit ke depan dan hampir saja terjatuh. Dengan sigap, Maxy Junior menangkap tubuh tersebut.

"Hei! Apa tidak bisa kalian lihat-lihat dulu sebelum berjalan terus dengan benda berat itu!" Maxy Junior setengah menghardik beberapa office boy itu dengan kerutan di dahinya.

Beberapa office boy itu tentu saja mengenali Maxy Junior sebagai anak dari salah satu pemegang saham mayoritas. Mereka meminta maaf berkali-kali dan kemudian melanjutkan pekerjaannya.

Untuk beberapa detik lamanya, Natsumi Kyoko berada dalam setengah pelukan sang pangeran tampan. Rona merah mulai menyelimuti kedua belahan pipinya.

Tercium aroma tubuh yang begitu maskulin dan menggoda. Entah parfum merek apa yang dipakai oleh Maxy Junior. Natsumi Kyoko hanya berani bertanya-tanya dalam hati. Sepasang tangannya yang kekar dan benar-benar memiliki profil untuk melindungi. Aura hangat yang terpancar dari tubuh di hadapannya ini benar-benar membuat Natsumi Kyoko merasa nyaman dan kalau bisa ia ingin berada dalam pelukan itu lebih lama lagi.

Untuk beberapa detik ke depan, Maxy Junior juga sampai lupa melepaskan pelukannya terhadap sang bidadari cantiknya.

Tercium aroma tubuh yang menyerupai aroma-aroma strawberry. Tampak rambutnya yang panjang hitam nan sedikit bergelombang. Sesekali rambut itu akan bergerak melambai karena hembusan semilir angin sore yang menerobos masuk ke dalam auditorium melalui jendela-jendela kaca. Ingin rasanya Maxy Junior terus memeluk tubuh itu lebih lama lagi. Perlahan-lahan, itu membangkitkan kembali jiwa kelelakiannya. Dunia di sekeliling mereka seolah-olah lenyap seketika. Terasa seakan-akan hanya ada Maxy Junior dan Natsumi Kyoko di sana.

Mulai terdengar bisik-bisik keempat sahabat Maxy Junior yang memergoki adegan tersebut.

"Benaran kita harus menginterogasi Maxy Junior sehabis ini, Friends…" kata Thobie Chiawan.

"Iya… Penasaran aku… Kumpul saja di rumahku kali ini…" kata Saddam Demetrio.

"Sebenarnya mereka itu sudah jadian atau belum sih?" sahut Verek Felix dengan sedikit kernyitan di dahi.

"Akan kita paksa Maxy Junior untuk berterus terang nanti…" timpal Rodrigo Wisanto.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Maxy Junior mendadak tersadarkan dari dunia kenikmatannya. Dia melepaskan pelukannya pada Natsumi Kyoko.

Natsumi Kyoko menggeleng lembut. "Tidak apa-apa… Thanks sudah menolongku tadi. Kalau tidak, aku pasti sudah jatuh."

Maxy Junior hanya tersenyum menawan dan menganggukkan kepalanya. Dia kemudian mengembalikan topik mereka ke soal OSIS. "Kapan acara pelantikannya ngomong-ngomong?"

"Selasa depan… Kau harus mempersiapkan struktur kepengurusan OSIS yang untuk periode ini. Mau aku bantu?" Natsumi Kyoko perlahan-lahan memperoleh kembali kepercayaan diri. Dia mulai berani menawarkan bantuan kepada sang pangeran tampan.

"Tentu saja aku ingin meminta bantuanmu." Maxy Junior tersenyum menawan kali ini. Dia juga berangsur-angsur mendapatkan kembali kepercayaan diri meski hatinya masih diselimuti sedikit keraguan.

Mereka mampir ke sebuah kursi dan meja yang belum dibereskan oleh office boy. Tampak Natsumi Kyoko mulai mengeluarkan buku catatan kecilnya dan pulpennya dari dalam tas.

"Siapa yang akan menjadi wakilmu?" tanya Natsumi Kyoko bersiap-siap untuk menulis.

"Sepertinya abangmu saja deh… Entah dia mau atau tidak… Tapi, nanti aku sendiri yang akan bertanya padanya." Jelas Maxy Junior tidak ingin bidadari cantiknya yang bertanya pada Shunsuke Suzuki itu. Mendengar itu, diam-diam Natsumi Kyoko merasa lega dalam hati.

"Siapa yang jadi bendaharamu?" tanya Natsumi Kyoko lagi.

"Adikku, Mary Juniar…" jawab Maxy Junior polos. Tentu saja dia tidak tahu-menahu persoalan yang didengar oleh Natsumi Kyoko di kamar mandi perempuan beberapa jam yang lalu.

Natsumi Kyoko yang sudah sibuk menulis-nulis sesuatu, tiba-tiba pulpennya berhenti sebentar tatkala Maxy Junior menyebutkan nama adiknya. Maxy Junior yang bermata awas tentu saja menyadari hal itu. Namun, dua detik kemudian, sudah tampak pulpen Natsumi Kyoko kembali bergerak-gerak menggoreskan nama Mary Juniar sebagai bendahara ke buku catatan kecilnya.

"Sekarang ke bagian seksi-seksi, Maxy Junior…" kata Natsumi Kyoko menengadahkan kepalanya dan menatap sang pangeran tampan dengan sebersit senyuman manisnya.

"Aku belum ada gambaran sebenarnya, Natsumi…" Maxy Junior mengelus-elus kepalanya sendiri.

"Kita bisa diskusikan sekarang. Habis itu, aku bisa membantumu menjumpai orang-orangnya dan menanyakan kesediaan mereka. Bagaimana?" Masih terlihat senyuman manis yang sama.

Secara tidak sadar, tangan kanan Maxy Junior terangkat dan ia mengelus-elus kepala Natsumi Kyoko. "Inilah sebabnya aku memilihmu menjadi sekretarisku, Natsumi."

Rona merah mulai menyelimuti kedua belahan pipi Natsumi Kyoko. Natsumi Kyoko sedikit menundukkan kepalanya. Maxy Junior hanya bisa menarik kembali tangannya dengan canggung.

Mereka terlihat menghabiskan waktu kira-kira 15 menit untuk mendiskusikan para pengurus masing-masing seksi. Setelah semuanya selesai, setelah semua nama pengurus beserta anggotanya dicatat oleh Natsumi Kyoko, terlihat Natsumi Kyoko menyimpan buku catatan kecil dan pulpennya kembali ke dalam tas.

"Oke... Mulai besok, aku akan pelan-pelan membantumu menanyakan kesediaan orang-orang ini." Natsumi Kyoko berdiri dan tersenyum penuh semangat di hadapan pangeran tampannya.

"Sama-sama saja… Sama-sama saja kita tanyakan kesediaan orang-orang itu apakah mereka mau masuk OSIS atau tidak." Maxy Junior tentu saja takkan menyia-nyiakan kesempatan itu, kesempatan di mana ia bisa terus berada di samping bidadari cantiknya.

Natsumi Kyoko hanya mengangguk mantap. Senyuman manisnya tidak pernah lepas dari wajah cantiknya. Apakah itu berarti mulai besok dia akan bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama-sama dengan sang pangeran tampan? Tentu saja hatinya bersemi nan bermekaran laksana musim semi yang sudah berada di ambang pintu.

Sekerjap bahagia berselarak di padang sanubari Maxy Junior dan Natsumi Kyoko.