Chereads / 3MJ / Chapter 26 - Ku Mencoba untuk Mendekatimu

Chapter 26 - Ku Mencoba untuk Mendekatimu

Natsumi Kyoko ingin berlalu dari hadapan abang angkatnya ketika mendadak saja abang angkatnya itu berceletuk lagi,

"Jawabanmu teramat penting bagiku, Natsumi. Jika kau mau menjadi sekretarisku, aku anggap itu adalah penerimaanmu terhadap diriku dan segala perhatianku selama ini."

Natsumi Kyoko hanya berdiri mematung.

"Kau tahu kita ini bukanlah saudara sedarah… Dan aku selama ini tidak bisa hanya menganggapmu sebagai adik…"

Natsumi Kyoko benar-benar tertegun kali ini. Apa maksudnya? Apakah Bang Shunsukenya mau bilang bahwasanya selama ini ia memiliki sejenis perasaan yang lain terhadap Natsumi? Apakah Bang Shunsukenya mau bilang selama ini sebenarnya ia menyukai Natsumi Kyoko sebagai seorang perempuan, sama seperti perasaan Mary Juniar terhadap Maxy Junior?

Maxy Junior mulai mengeraskan rahangnya dan mengepalkan kedua tangannya, apalagi tatkala dilihatnya Shunsuke Suzuki mulai bergerak mendekati Natsumi Kyoko dari belakang dan meraih gadis itu ke dalam pelukannya. Gadis itu sama sekali tidak menggeliat menghindar. Apakah itu artinya sebenarnya Natsumi Kyoko juga memiliki perasaan yang sama terhadap abang angkatnya itu? Benteng pertahanan mental dan seluruh dunia latar belakang Maxy Junior seakan hancur berkeping-keping dan lepas bertebaran ke segala arah.

Karena sudah tidak tahan dengan adegan yang terjadi di depan matanya, akhirnya Maxy Junior memutuskan untuk menyingkir dari tempat tersebut.

"Sorry… Really really sorry, Bang Shunsuke… Aku kira hubungan kita selama ini hanyalah abang dan adik. Aku senang dan nyaman dengan hubungan itu. Aku mohon untuk tidak melangkah ke mana-mana lagi dan tidak bergeser lagi dari titik tersebut. Bisakah, Bang Shunsuke?" Natsumi Kyoko menggeliat melepaskan diri dari pelukan abang angkatnya.

Sakit bukan main perasaan Shunsuke Suzuki mendengar penolakan halus dari adik angkatnya itu. Adik angkat yang begitu dicintai dan disayanginya selama ini bisa menolaknya tanpa berniat untuk memikirkan ataupun mempertimbangkannya terlebih dahulu.

"Aku tahu pengakuanku yang tiba-tiba ini membuatmu terkejut. Kau pasti membutuhkan waktu untuk memikirkannya, Natsumi. Tak apa-apa… Kita masih SMA. Aku masih bisa menunggumu selama yang kaubutuhkan." Shunsuke Suzuki tetap memaksakan kehendaknya dan dia bersikeras ingin menunggu Natsumi Kyoko sampai adik angkatnya itu benar-benar siap menerimanya bukan sebagai abang angkat, melainkan sebagai seorang kekasih.

Seolah takut ditolak lagi untuk yang kedua kalinya, Shunsuke Suzuki segera berlalu dari tempat tersebut. Dia kembali ke dalam auditorium.

Natsumi Kyoko hanya berdiri terpaku di halaman samping auditorium sekolahnya. Yang memiliki perasaan terhadapnya jelas-jelas adalah yang hanya dianggapnya sebagai abang angkat selama ini. Yang ia sukai dan kagumi belum tentu memiliki perasaan yang sama terhadapnya. Bisa jadi lelaki itu lebih mencintai dan menyayangi adiknya yang ternyata juga bukan saudara sedarah.

Natsumi Kyoko menarik napas panjang dan menghembuskannya. Kenapa hal yang berhubungan dengan perasaan haruslah serumit dan semenyebalkan ini?

***

Di dalam ruangan auditorium sedang diadakan perhitungan suara.

Natsumi Kyoko juga kembali ke dalam ruangan auditorium. Dia melihat ada kursi kosong di samping Maxy Junior. Maxy Junior terlihat seolah-olah terpisah dari dunia keempat sahabatnya yang sedang mengobrol dan bercanda satu sama lain. Baru saja Natsumi Kyoko ingin duduk di kursi kosong itu, tampak Mary Juniar sudah duluan menghampiri abang angkatnya dan mendaratkan pantatnya di kursi kosong tersebut.

"Calon ketua OSIS kita melamun nih rupanya…" Mary Juniar menyodorkan sekaleng Fruit Tea kepada abang angkatnya.

Dengan tersenyum tipis, Maxy Junior mengambil minuman kaleng tersebut. Ia membuka minuman kaleng itu dan meneguknya.

"Kau sudah pasti menang, Bang Maxy Junior. Jangan khawatir. Banyak sekali surat suaramu tuh…" kata Mary Juniar seraya tersenyum gamblang.

Maxy Junior tersenyum tipis lagi. "Apakah kau adalah salah satu panitia perhitungan suara itu, Mary?"

"Nggak… Tapi, suara yang lain berbanding dengan suaramu itu satu berbanding delapan, Bang Maxy. Sudah pasti kau yang menang; mau bilang apa lagi coba?"

Perhitungan suara di depan auditorium masih berlangsung dengan tertib dan teratur.

"Oh iya, Bang Maxy… Ketika kau terpilih nanti jadi ketua OSIS, jangan lupa jadikan aku sekretarismu ya…" bisik Mary Juniar seraya mengedipkan sebelah matanya dengan penuh arti.

Maxy Junior tampak merenung selama beberapa menit sebelum ia membuka mulut lagi dan berkata,

"Nggak… Kau akan jadi bendaharaku saja… Kau lebih telaten dalam mengurus keuangan." Maxy Junior kembali menampilkan senyumannya yang menawan.

Mary Juniar meledak dalam tawa renyahnya. "Oke deh… Jadi bendahara boleh juga… Semua laporan kas masuk dan kas keluar akan berada di bawah pengawasanku."

"Sudah kubilang kau cocok menjadi seorang bendahara. Kelak iuran dan segala pembelian dari OSIS aku serahkan padamu ya…" kata Maxy Junior dengan sebersit senyuman tipis kali ini.

Mary Juniar lalu menatap abang angkatnya dengan sinar mata menyelidik. "Jadi kau akan memilih siapa untuk menjadi wakil dan sekretarismu, Bang Maxy Junior?"

"Wakil sudah tentu aku akan bertanya pada si Shunsuke Suzuki itu. Tidak etis rasanya jika aku tidak bertanya padanya mengingat jumlah suaranya berada di peringkat dua – setelah aku. Entah dia mau atau tidak, itu terserah dia deh. Yang penting aku sudah bertanya padanya. Kalau soal sekretaris ini, nanti deh kupikirkan lagi. Dua hari menjelang pelantikan nanti, aku baru akan mengambil keputusan soal siapa yang akan menjadi sekretarisku."

"Tapi seharusnya kau sudah memiliki calon pilihanmu bukan?" desak Mary Juniar terus karena ia sudah tidak bisa lagi membendung rasa penasarannya.

"Aku memiliki perhitungan dan pertimbanganku sendiri, Mary. Akan kuputuskan nanti dua hari menjelang pelantikan."

Maxy Junior tampak menampilkan sebersit senyumannya yang sedikit menggantung nan misterius. Mary Juniar kenal betul watak abang angkatnya. Apabila dia tak ingin mengatakan ataupun melakukan sesuatu, dia tidak bisa dipaksa. Mary Juniar terpaksa hanya bisa bungkam dan memilih untuk menunggu keputusan abang angkatnya sampai dua hari menjelang pelantikan.

Menit demi menit berlalu. Memang sesuai dengan dugaan dan tebakan Mary Juniar, abang angkatnyalah yang terpilih menjadi ketua OSIS tahun ajaran itu. Dia memperoleh jumlah suara sebanyak 1278. Shunsuke Suzuki hanya memperoleh sebanyak 1190 suara. Dengan demikian, kepala sekolah mengumumkan hasil perhitungan suara sekaligus mengumumkan Maxy Junior Tanuwira yang akan menjabat sebagai ketua OSIS periode Maret 2012 sampai dengan Februari 2013.

Hadirin bertepuk tangan dengan riuh.

"Saya mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada teman-teman kami yang telah mempercayakan jabatan ini kepada saya selama satu tahun ke depan. Akan saya manfaatkan periode ini sebaik-baiknya dengan beragam kegiatan yang bermanfaat untuk teman-teman kami dan tentunya untuk sekolah Newton Era Intelligence School ini. Terima kasih…"

Maxy Junior memberikan sepatah dua patah kata di depan hadirin. Dia bisa melakukannya dengan luwes dan tanpa kecanggungan sedikit pun. Teman-teman satu sekolah, para guru, kepala sekolah dan para staff memberikannya applause yang meriah.

Acara pemilihan ketua OSIS selesai. Para hadirin membubarkan diri dari ruangan auditorium itu. Natsumi Kyoko menghampiri Maxy Junior yang tampak sedang bercengkerama dengan keempat sahabatnya. Ketika mereka melihat sosok Natsumi Kyoko berjalan mendekat, Saddam Demetrio memberikan kerlingan mata kepada Maxy Junior bahwa sang bidadari cantik sedang berjalan menghampiri mereka. Maxy Junior berpaling dan ia berhadapan dengan seraut wajah cantik yang tengah tersenyum manis ke arahnya.

"Selamat ya, Maxy Junior… Akhirnya kau terpilih menjadi ketua OSIS tahun ajaran baru ini…"

"Thanks… Kau juga telah bertugas dengan baik, sehingga acara pemilihan hari ini bisa berjalan dengan baik." Maxy Junior melemparkan sebersit senyuman tipisnya.

Walau masih galau soal Shunsuke Suzuki yang menyatakan perasaan pada Natsumi Kyoko tadi, Maxy Junior tetap tak kuasa melawan perasaannya tatkala ia berdiri di hadapan sang bidadari cantiknya. Segala marah, kesal, resah dan gelisah seolah lenyap tak berbekas, hilang bagai asap dan terbang tertiup angin. Oleh karena itu, Maxy Junior memutuskan untuk berjalan berduaan dengan sang bidadari cantiknya sambil mengobrol ringan.

"Jadi… Di OSIS periodeku ini, kau akan tetap membantu dengan mengisi salah satu jabatan kan?" tanya Maxy Junior takut-takut. Dia memutuskan akan bertanya sekarang saja. Dia sudah tidak bisa menunggu lebih lama lagi.