Keempat sahabat Maxy Junior di belakang sudah mulai bisik-bisik satu sama lain. Pertengkaran dan perdebatan tinggal menunggu waktunya saja dan sungguh tak terhindarkan lagi.
"Kau juga tidak bilang ke aku bahwasanya kau duduk sebangku dengan si player ini, Natsumi! Sudah tidak ada tempat lain apa!" gumam Shunsuke kesal.
"Tidak ada tempat lain lagi, Bang Shunsuke…" kata Natsumi Kyoko lirih.
"Tidak ada tempat lain lagi yang kosong. Natsumi dan aku memang ditakdirkan untuk duduk sebangku sampai dengan kami tamat nanti," sahut Maxy Junior sinis.
"Jangan kau berani macam-macam sama adikku ya, Maxy Junior!" sergah Shunsuke Suzuki sambil mengarahkan jari telunjuknya ke wajah Maxy Junior yang masih tersenyum sinis kepadanya.
"Ini di sekolah. Aku masih bisa membedakan tempat dan waktu. Kalau ketemu Natsumi di tempat lain, ya aku tidak bisa menjamin deh…" kata Maxy Junior seenaknya. Tak lupa kembali ia menampilkan senyuman menawan yang menjadi ciri khasnya.
Natsumi Kyoko yang tahu Maxy Junior berkata demikian guna membuat abangnya kesal, hanya bisa menepuk ringan lengan Maxy Junior. Maxy Junior berhenti tersenyum dan membisu seribu bahasa.
"Aku akan bicara dengan wali kelasmu nanti. Minta ia pindahkan tempat dudukmu ke depan dengan salah satu cewek di sana saja." Masih tampak kerutan mendalam di dahi Shunsuke.
"Jangan, Bang Shunsuke… Tidak usah… Aku nyaman kok duduk di sini…" kilah Natsumi Kyoko langsung. Sontak hati Maxy Junior kontan berbunga begitu ia mendengar pernyataan tersebut.
"Kenapa tidak usah? Kau merasa nyaman duduk sebangku dengan si player ini?" desis Shunsuke Suzuki sembari menyipitkan sepasang matanya yang sudah memancarkan sinar kecurigaan.
"Nanti wali kelasku bertanya apa alasannya, ini itu, dan tetek bengek sebangsanya, Bang Shunsuke. Sudah bagus-bagus duduk di sini, ya duduk di sini saja. Untuk apa mencari kerepotan lagi?" Natsumi Kyoko berusaha mencari alasan yang tepat sampai abangnya tidak bisa berkata apa-apa lagi.
"Sudah dengar kan? Aku heran… Sementara ada banyak hal yang harus kami kerjakan di sini, kenapa dari tadi kau asyik meributkan soal tempat duduk!" Maxy Junior melayangkan sebersit senyuman menawan yang penuh kesinisan lagi. Entah kenapa ketika berbicara dengan si abang protektif ini, dia sama sekali tidak bisa membendung kekesalan dan kegeramannya.
"Sepulangnya kita ke rumah nanti sore, akan ada banyak yang harus kita bicarakan nanti, Natsumi. Akan ada banyak yang harus kaujelaskan padaku nanti," kata Shunsuke dengan raut wajah dingin dan gigi-giginya yang bergemeretak. Sejurus kemudian, tampak Shunsuke Suzuki berlalu keluar dari ruangan kelas tersebut dengan kesal.
"Kau baik-baik saja?" tanya Maxy Junior kali ini dengan sebersit senyuman tipis pada wajah tampannya.
"Jangan salah paham dulu, Maxy Junior. Aku menolak pindah memang karena aku malas direpotkan oleh hal-hal yang menurutku tidak begitu penting," tukas Natsumi Kyoko sembari sedikit memajukan sepasang bibirnya ke depan.
"Aku mengerti itu. Kau tidak usah menjelaskannya kepadaku." Senyuman tipis barusan kini merekah kembali menjadi senyuman menawan yang menjadi ciri khas Maxy Junior.
"Kenapa abangmu begitu protektif sekali, Natsumi? Sakit kali dia ya… Mana ada abang yang sebegitu protektifnya sampai-sampai adiknya harus duduk dengan siapa di dalam kelas pun dia harus mengaturnya!" sela Verek Felix dari belakang mereka. Sontak Natsumi Kyoko dan Maxy Junior berpaling ke belakang sejenak.
Maxy Junior hanya meringis. Natsumi Kyoko terlihat menghela napas panjang.
"Entahlah, Bang Ver… Sejak kecil dia memang sudah begitu… Aku syukuri saja, menganggap itu adalah salah satu bentuk perhatian dari sesama anggota keluarga," kata Natsumi Kyoko tersenyum tipis kepada keempat sahabat Maxy Junior yang duduk di belakangnya.
Mendengar itu, Verek Felix hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia sama sekali tidak berniat ikut campur ke dalam perkara keluarga orang.
Bel tanda pelajaran dimulai pun berbunyi. Pelajaran pertama adalah biologi. Tampak semua murid mengeluarkan buku pelajaran mereka.
Dalam hati, Maxy Junior kurang bisa berkonsentrasi pada pelajaran yang disampaikan oleh guru di depan. Dalam insiden dengan Shunsuke Suzuki tadi, terasa ada semacam perasaan yang mengganjal di lubuk batin Maxy Junior. Jadinya dia melihat Shunsuke Suzuki itu sebagai saingannya dalam mendapatkan Natsumi Kyoko, bukan sebagai abang gadis itu.
Ruap resah menggeligit tudung sanubari Maxy Junior sepanjang pagi dan siang hari itu.
Dalam hati, Natsumi Kyoko sebenarnya juga kurang bisa berkonsentrasi mengikuti pelajaran biologi pagi itu. Dalam hati, ia terus memikirkan kira-kira apa yang akan terjadi sesampainya dia di rumah nanti sore. Ia akan mendengarkan ceramah panjang lebar dari abangnya tentang bagaimana cara menjaga diri dari seorang lelaki player yang hanya ingin mengambil keuntungan dari perempuan cantik.
Natsumi Kyoko menghela napas panjang untuk kesekian kalinya. Ia tersenyum simpul, mengumpulkan kembali semangat dan konsentrasinya.
***
"Ada apa?" tanya Mary Juniar kepada Shunsuke Suzuki saat jam istirahat pertama. Sepanjang pelajaran pertama hingga ketiga tadi, wajah teman sebangkunya itu selalu masam dan tanpa senyum.
Belum sempat Shunsuke Suzuki membuka mulut menjawab pertanyaan itu, masuklah Maxy Junior yang ingin menemui adiknya. Maxy Junior tertegun sejenak karena tidak menyangka adiknya juga duduk sebangku dengan si abang protektif itu. Mary Juniar hanya terdiam memandangi abangnya. Shunsuke Suzuki terdiam heran seraya mengernyitkan dahinya.
Natsumi Kyoko yang juga masuk ke ruangan kelas itu, terdiam dan berdiri terpaku di belakang Maxy Junior.
"Kenapa diam, Maxy Junior? Tadi bukankah kau bilang ingin ke sini menemui adikmu?" Natsumi Kyoko bertanya dengan nada suara dan raut wajah polos.
Maxy Junior berhasil pulih dari kekagetannya sejenak tadi. Dia kembali menampilkan senyumannya yang menawan.
"Ternyata adikku juga duduk sebangku dengan abangmu, Natsumi…" kata Maxy Junior santai.
Mata Natsumi Kyoko, Mary Juniar, dan Shunsuke Suzuki sontak membesar seketika.
"Aku akan memperkenalkan kalian berdua dulu. Natsumi… Ini adik perempuanku… Mary Juniar Tanuwira… Mary… Ini teman sebangkuku yang sekaligus adalah adik dari teman sebangkumu itu. Natsumi Kyoko Suzuki…"
Mau tidak mau Natsumi Kyoko dan Mary Juniar saling bersalaman. Mereka tampak saling melemparkan senyuman dengan kaku.
"Senang bertemu denganmu, Natsumi…" kata Mary Juniar dengan senyuman kakunya. Kalau diperhatikan secara saksama, akan bisa terasa setitik kesinisan di balik senyuman kaku tersebut.
"Senang bertemu denganmu, Mary…" kata Natsumi Kyoko juga dengan senyuman kakunya.
"Apakah… Apakah aku harus memperkenalkan kalian berdua?" tanya Mary Juniar sedikit tergagap.
"Tidak usah…" sergah Shunsuke Suzuki.
"Iya, Mary… Kami sudah saling kenal… Aku ke sini hanya ingin memberimu sarapan nasi ayam ini. Tadi pagi kau bilang ingin sarapan nasi ayam kan? Ini…" kata Maxy Junior memberikan sebungkus nasi ayam kepada adik perempuannya.
Mary Juniar menerima nasi ayam itu dengan sedikit kikuk. Ia bisa merasakan aura yang tidak bersahabat antara abangnya dan teman sebangkunya ini.
"Dimakan ya… Mau kau kongsi dengan teman sebangkumu ini juga tidak masalah; nasi ayamnya ada banyak dan kau pasti tidak bisa menghabiskannya sendiri. Aku tidak keberatan kau kongsi makanan dengannya sepanjang kau bisa menjaga dirimu sendiri. Dia juga player, Mary. Berhati-hatilah…"
Shunsuke Suzuki kontan berdiri dan ingin berhadapan langsung dengan Maxy Junior. Mary Juniar dan Natsumi Kyoko mencoba menengahi mereka.
"Wajar ya jika aku ingin melindungi adikku dari seorang player sepertimu!" Shunsuke Suzuki setengah menghardik.
"Look who's talking! Memangnya kau tidak player! Aku juga tidak keberatan adikku duduk sebangku denganmu karena aku tahu ia bisa menjaga dirinya sendiri. Aku tidak selebay dirimu, Bro… Ini di sekolah… Jadi aku rasa kau bisa menunjukkan sikap yang seharusnya apabila kau sedang berada di sekolah kan?"
Shunsuke Suzuki terdiam. Natsumi Kyoko juga terdiam. Ia sedikit menundukkan kepalanya dan tidak berani memandangi wajah abangnya. Bakalan panjang ceramah yang akan didengarnya di rumah nanti sore.
"Yuk, Natsumi… Kau sudah berjanji padaku ingin menemaniku sarapan di kantin kan?" bisik Maxy Junior.
"Oh… Sorry, Maxy Junior… Benar-benar sorry… Aku lupa aku sudah ada janji dengan Kimberly, Frebelyn, Sean dan Ronny di ruang kepala sekolah pagi ini. Mereka akan membahas calon-calon yang akan menjadi ketua OSIS tahun ajaran ini. Sorry… Aku benar-benar lupa…"
"Oke… Aku akan sarapan pada jam istirahat kedua saja nanti…" Senyuman memesona dan menawan Maxy Junior masih terlihat sangat membius di mata Natsumi Kyoko.
Natsumi Kyoko mengangguk dan kemudian ia berpaling ke abangnya dan Mary Juniar.
"Aku pergi dulu ya… Mereka pasti sudah menungguku di ruangan kepala sekolah."
Natsumi Kyoko berlalu begitu saja. Maxy Junior juga berlalu begitu saja. Dengan kesal, Shunsuke Suzuki sedikit membanting pulpennya ke atas meja dan ia berlalu keluar dari ruangan kelas juga.
Tampak Mary Juniar yang kini menikmati nasi ayamnya sambil terus merenungkan kembali apa saja yang terjadi barusan. Dia menelaah dalam alam pikirannya.
Keriap kesimpulan bergelitar dalam semenanjung pikirannya pagi itu.