"Adek bang*at kamu. Gara-gara kamu harta saya terbakar semua! tanggung jawab atas perbuatan mu anji*g," ucap Yuan mengucapkan kata-kata yang kasar.
"Husss... jaga kata-kata mu! percuma tampan dan kaya jika bahasa nya tidak dapat dijaga," jawab Ryan.
"Tidak usah menasehati gw. Pokoknya lu harus tanggung jawab atas perbuatan lu. Lu yang harus ngaca, ganteng, kaya tapi licik," jawab Yuan menghina Ryan.
Sepontan, Ryan langsung menendang wajah Yuan dengan sangat keras. Tidak cuma itu, ia juga memukul kakaknya sendiri dengan pistol yang dibawanya.
"Sorry, saya masih ada keperluan. Mainnya nanti lagi ya, permisi kakak," Ryan keluar dari kamarnya lalu mengunci pintu nya.
Didalam kamar, Yuan terus berteriak-teriak mengucapakan Tanggung jawab lo Anij*g. Mira mendekati Ryan yang baru saja keluar dari dalam kamar.
"Maaf tuan Ryan jika saya lancang, ada apa ya didalam? kok ada orang teriak-teriak?" tanya Mira.
"Didalam itu ada hewan peliharaan saya. Kamu dan karyawan-karyawan lainnya dilarang membuka kunci pintu kamar saya! saya akan menyimpannya dibalik kotak ini," Ryan menyembunyikan kunci pintu kamarnya dibalik sebuah kotak yang berada dimeja, dekat dengan kamar Ryan.
"Si...siap tuan," jawab Mira.
Ryan pergi keluar dari dalam rumah menuju garasi mobilnya. Setelah itu ia berangkat pergi ke kantor.
***
"Calesthane," panggil Ciara (teman kuliah Calesthane).
"Hey Ciara, how are you?" tanya Calesthane.
"Fine. Gimana selama cuti sekolah? ada sesuatu yang terjadi?" tanya Ciara.
"Banyak kejadian yang aku alami. Nanti aku ceritakan ya," jawab Calesthane.
"Oke. Ya sudah ayo kita masuk kedalam," jawab Ciara.
Calesthane hanya menganggukkan kepalanya mendengar kata Ciara. Mereka berdua memasuki area sekolah nya yaitu LaSalle College International Jakarta. Terlihat beberapa wanita sedang berdiri memandangi Calesthane dan Ciara dengan sinis. Salah seorang wanita itu mendekati Calesthane dan mencegat langkah Calesthane.
"Tunggu tunggu, si wanita pemimpi sudah datang saja nih. Tumben pagi datang nya?" tanya Lori (siswi LaSalle College International Jakarta yang berperilaku jahat kepada Calesthane).
"Aku memang selalu datang pagi bodoh. Kenapa kamu memanggilku si pemimpi? aku tidak pernah menjadi pemimpi! keinginanku selalu terpenuhi," jawab Calesthane sedikit judes kepada Lori.
"Ya kamu seorang pemimpi. Ngaku-ngaku kalau papamu itu adalah tuan Rick terus ngaku-ngaku bahwa pernah sekolah di Amerika, mimpi anda," ucap Lori.
"Ya emang aku pemimpi. Nih pemimpi," Calesthane menampar wajah Lori dengan kencang.
Ciara langsung membawa Calesthane masuk kedalam suatu ruangan sebelum perkelahian semakin membahayakan.
***
Sore hari...
Brumm...
Mobil Ryan melaju kencang di jalanan. Tak lama kemudian, sampailah dia disekolah Calesthane. Semua kaum hawa melirik mobil Ryan dan penasaran dengan orang yang menyetirnya. Sedangkan Calesthane dan Ciara tampak biasa saja melihat adanya mobil Ryan.
Ryan turun dari mobil dengan gayanya yang cool serta penuh kewibawaan. Semua kaum hawa yang melihat langsung jatuh cinta padanya.
Calesthane belum menyadari adanya Ryan yang datang ke sekolahnya. Lori dan dua temannya langsung menghampiri Ryan yang mencari Calesthane.
"Hi handsome man from Arab (Hai pria tampan dari Arab ya)," goda Lori sambil memandangi wajah Ryan.
"Sorry miss, but I'm from America not Arab (Maaf nona, tapi saya dari Amerika bukan Arab)," jawab Ryan dingin.
"But your face is handsome like an Arab (Tapi wajahmu tampan seperti orang Arab)," ucap Lori semakin ngeyel.
"Maaf saya bukan orang Arab. Saya sedang mencari seseorang, tolong jangan ganggu saya," jawab Ryan.
"Tapi, emang siapa yang kamu cari?" tanya Lori.
Saat Lori sedang bertanya, Ryan melihat Calesthane sedang mengobrol dengan Ciara. Iapun langsung berlari menuju Calesthane.
Seketika Ryan langsung menarik tangan Calesthane dan menangkap tubuhnya yang hampir terjatuh. Calesthane benar-benar terkejut melihat Ryan.
"Ryan?" Calesthane berdiri dan menatap Ryan.
"Iya, ayo ku antar kan pulang," Ryan memegangi tangan Calesthane.
"Ta... tapi kenapa kamu bisa mengetahui sekolahku disini?" tanya Calesthane heran.
"Papa mu yang memberitahuku," jawab Ryan.
"Papa? benarkah?" Calesthane benar-benar tidak percaya apa yang diucapkan oleh Ryan.
"Iya tadi aku ke kantor mu terus pak Rick ada disana dan memberitahu kamu sedang sekolah serta memberitahukan alamat sekolah mu," jawab Ryan.
Lori merasa panas melihat Ryan yang asik mengobrol dengan Calesthane. Iapun langsung menghampiri mereka dan memisahkan Ryan dan Calesthane.
"Husss... jauh-jauh dari cowok Arab tampan ini," ucap Lori.
"Sudah saya bilang saya berasal dari Amerika bukan Arab! dan kamu siapa? kenapa kamu memisahkan saya dengan Calesthane?" tanya Ryan heran dengan tingkah laku Lori yang aneh.
"Hehehehe dia belum tahu Ryan," jawab Calesthane.
"Hmmm... aku pacar si cowok Arab yang bilang Amerika ini. Udahlah kamu cewek murahan pergi sana! jangan dekat-dekat sama cowok gw," Lori merangkul tangan Ryan.
Ryan, Ciara, dan Calesthane terkejut mendengar ucapan Lori yang benar-benar kurang ajar. Calesthane sempat ingin menampar wajah Lori namun ia ditahan oleh Ciara. Ryan terpaksa mengeluarkan pistolnya dan mengacungkan nya tepat didekat otak Lori.
"Jangan pernah menghina nona Calesthane Delon," ucap Ryan mengacungkan pistolnya.
"Tuan Arab tampan, jangan mengacungkan ku dengan pistol mainan ini. Aku tahu ini hanya korek api," jawab Lori.
Ryan mengeluarkan borgolnya lalu membogrol kedua tangan Lori dibelakang tubuh si Lori. Sehingga ia tidak bisa berbuat apa-apa dengan tangannya.
"Siapa bilang ini bohongan? kamu gak percaya?" tanya Ryan.
"Aku juga masih gak percaya meskipun kamu memborgol tangan ku," jawab Lori.
Ryan mengarahkan senjatanya ke suatu kaca mobil yang telah kotor. Sepertinya kaca mobil itu sudah tidak dipakai. Iapun menembak kaca itu tepat sasaran.
Ciara, Lori, dan dua teman Lori itu tercengang melihat peluru yang keluar dari pistol Ryan dan memecahkan kaca mobil.
"Apakah otak mu mau aku tembak?" tanya Ryan.
"Hmm...hmm.. hehehehe tadi aku cuma bercanda. Jangan marah," Lori sedikit takut dengan ancaman Ryan.
"Ya sudah Calesthane, ayo kita pulang," Ryan menarik tangan Calesthane masuk kedalam mobilnya.
Setelah itu mereka berdua pun pergi meninggalkan sekolah Calesthane.
Disekolah itu masih terdapat Ciara, Lori, dan teman-teman Lori. Tampak Lori dan teman-temannya berusaha membuka borgol Ryan.
"Eh Ciara, bantuin dong. Besok gw jajanin lu sepuluh bulan," ucap Loli.
"Jajanin sepuluh bulan? bisa aja sih gw buka borgolnya. Tapi maaf ya, gw gak mau nolong orang kaya lu. Udahlah bye Lori," ucap Ciara.
Ciara pun pergi meninggalkan Lori yang masih terjebak.
"Yah gw gak bisa buka. Aduh mana gw juga ada pertemuan nanti, gw gak bisa nolong lu. Maaf ya Lori, good bye," Mita (teman dekat Lori) iapun pergi meninggalkan Lori.
"Gw juga mau pulang, bye Lori," ucap Sarah (teman dekat Lori juga) ikut pergi.
"Loh kok gw ditinggal? gimana nih," Lori kebingungan mencari cara supaya bisa terlepas dari borgol.