Rick langsung menarik baju Ryan. Tidak cuma itu, iapun menendang Rey hingga terjatuh supaya mereka berdua tidak kembali berkelahi.
"Ryan, Rey! stop fighting (Ryan, Rey! berhenti berkelahi)," ucap Rick sembari menatap tajam mereka berdua.
"Please stop fighting if you love me. I want us to live in peace (Tolong berhenti bertengkar jika kamu mencintaiku. Saya ingin kita hidup damai)," jawab Calesthane.
"Yes I love you. You are so beautiful, let's go (Ya saya mencintaimu. Kamu sangat cantik, ayo pergi)," ucap Rey sambil memegangi tangan Calesthane.
Ryan kembali murka dan mendorong Rey hingga terjatuh. Rey sempat ingin memukul Ryan yang mendorongnya, namun niat itu ditahan oleh Rick.
"You better shut up. I want to ask, so who is asking my daughter to go! (Lebih baik kau diam. Saya ingin bertanya, jadi siapa yang meminta anak saya pergi!)," tanya Rick.
"Me," Ryan dan Rey mengucapkan kata-kata sama dan diwaktu yang sama.
"I asked again, who asked my daughter to go? (Saya bertanya lagi, siapa yang menyuruh putri saya pergi?)," tanya Rick.
"I told Calesthane to leave but that's with me. If Mr. Rick isn't sure, I have converse evidence. Calesthane, give us our chat (Aku menyuruh Calesthane pergi tapi itu denganku. Jika Tn. Rick tidak yakin, saya punya bukti lain. Calesthane, beri kami obrolan kami)," perintah Ryan.
Calesthane membuka ponselnya lalu menunjukkan bukti chat dia dengan Ryan. Untung saja mengenai chat Malming mereka menggunakan bahasa Inggris.
"So the one lying is Rey? (Jadi yang berbohong adalah Rey?)," tanya Rick sehabis melihat bukti chatting antara Ryan dan Calesthane.
"Yes, he wasn't just lying! but he also cheated on Calesthane. He is dating Andrea and is already having sex (Ya, dia tidak hanya berbohong! tapi dia juga menipu Calesthane. Dia berpacaran dengan Andrea dan sudah berhubungan seks)," jawab Ryan.
"Don't drop me in front of Calesthane's dad (Jangan jatuhkan aku di depan ayah Calesthane)," Rey kembali ingin menonjok Ryan namun ia tetap ditahan oleh Rick.
"Rey, is it true that you have an affair with Andrea? I will not be angry if you tell the truth (Rey, benarkah kau selingkuh dengan Andrea? Saya tidak akan marah jika Anda mengatakan yang sebenarnya)," tanya Rick dengan tenang.
Ryan tampak mendekati Calesthane dan merangkulnya dengan erat.
"Tolong jangan lepaskan rangkulan erat ini," bisik Ryan.
Calesthane hanya menganggukkan kepalanya mendengar ucapan Ryan. Justru ia semakin erat juga menggandeng tangan Ryan didepan Rey.
Rey melirik kearah Calesthane dan Ryan yang sedang romantisan. Namun ia tidak menggubris mereka, karena percuma ia melawan kalau selalu saja dihalangi oleh Rick.
"Yes, it is true that I was having an affair with Andrea, but I just met yesterday and just had sex yesterday. But Mr Rick is calm, I really sincerely love Calesthane. I love to die with Calesthane even though I have tasted all the women one by one. Please bless my relationship with Calesthane, please (Ya, memang benar aku selingkuh dengan Andrea, tapi aku baru bertemu kemarin dan baru berhubungan seks kemarin. Tapi Pak Rick tenang, saya sangat tulus mencintai Calesthane. Saya suka mati dengan Calesthane meskipun saya telah mencicipi semua wanita satu per satu. Tolong berkatilah hubunganku dengan Calesthane)," ucap Rey sambil berlutut dihadapan Rick dan memohon padanya.
Ryan mengambil senapan yang dipegang oleh Calesthane. Iapun langsung menghampiri Rey lalu menarik baju Rey.
"Jangan kau berani-berani merebut Calesthane," refleks, Ryan memukul kepala Rey dengan senapan.
Rey pun jatuh tergeletak di tanah. Calesthane menghampiri Ryan dan menatap Rey, ia tidak menyangka bahwa Ryan sedikit kejam.
Ryan menatap Calesthane yang keliatan nya sedikit khawatir. Iapun memegangi tangan Calesthane dengan erat dan berkata...
"Jangan khawatir, aku tidak sekejam yang kamu kira. Ayo kita pergi," ucap Ryan.
Ryan menarik tangan Calesthane pergi dari sana. Iapun membuka pintu gerbang kediaman Calesthane lalu menutupnya kembali.
Mereka pergi menuju tempat yang sudah disiapkan oleh Ryan secara romantis untuk orang tercintanya.
Sedangkan Rick masih bingung mengurus Rey. Apakah ia membantunya? namun nona Berlia pasti memarahi Rick. Sampai pada akhirnya, Rick memutuskan Rey tergeletak di tanah begitu saja. Iapun masuk kedalam rumahnya dan menemui istrinya yang dari tadi asyik menonton televisi.
Didalam mobil...
Calesthane sepertinya sedikit kesal dengan ulahnya Ryan yang terlalu posesif kepadanya hingga mencelakakan Rey. Ryan mengetahui Calesthane yang sedang marah padanya namun ia biarkan terlebih dahulu.
Saat keadaan mobil sedang sunyi, tiba-tiba suara ponsel berbunyi. Calesthane menghadap Ryan yang ingin mengangkat telepon dari seseorang.
Namun Ryan hanya melihat saja dan tidak mengangkatnya. Calesthane bingung kenapa dia tidak mengangkat?
"Loh kenapa tidak diangkat?" tanya Calesthane.
"Ini urusan kerjaan, tidak terlalu penting," jawab Ryan.
"Itu penting!" ucap Calesthane.
"Tidak terlalu," jawab Ryan.
Calesthane mengambil ponsel Ryan yang berada di paha Ryan. Iapun meletakkan ponsel ditengah dan mengangkat telepon itu. Serta ia memasang speaker supaya ia juga dapat mengetahui siapa yang menelepon Ryan malam-malam begini.
"Hello Ryan, why are you taking so long to pick up the phone from me? (Halo Ryan, kenapa lama sekali mengangkat telepon dari saya?)," tanya kapten Shane.
"I'm with someone who is important to me (Saya bersama seseorang yang penting bagi saya)," ucap Ryan sambil memandangi wajah Calesthane.
Namun Calesthane langsung memalingkan wajahnya dari Ryan saat dia menatap dirinya.
"Are you with your lover? (Apakah kamu dengan kekasihmu?)," tanya kapten Shane.
"Yes. So, what do you want to talk about? (Iya. Jadi, apa yang ingin kamu bicarakan?)," tanya Ryan.
"Tomorrow you will be picked up by a private helicopter. Get ready (Besok Anda akan dijemput oleh helikopter pribadi. Siap-siap)," jawab kapten Shane.
"Hmmm ... okay. See you tomorrow," jawab Ryan sambil mematikan teleponnya.
Iapun kembali menyimpan hp nya dikantong celananya. Calesthane hanya menggeleng-gelengkan kepala nya melihat tingkah Ryan yang benar-benar malas berurusan dengan polisi ataupun Agen rahasia.
"Ryan, kamu kenapa sih kok kayanya males banget kerja jadi Agen rahasia?" tanya Calesthane.
"Ya karena aku gak mau jauh-jauh hari kamu," jawab Ryan.
"Kan aku bisa ikut, atau aku akan masuk jadi Agen rahasia. Aku sangat jago dalam menembak kok," jawab Calesthane.
"Tapi aku masih tidak yakin bahwa kamu mencintaiku. Pasti hanya aku yang mencintaimu dan kamu belum begitu denganku," jawab Ryan.
"Sebenarnya aku sangat malu mengatakan hal ini, namun selama 6 hari ini cintaku semakin bertambah. Bahkan aku tidak mau pisah ataupun jauh darimu. Jujur saja aku juga sedih jika kamu ke Amerika, tapi aku juga akan kesana karena acara pameran busana," jawab Calesthane.
"Terimakasih ya kamu sudah mau menerimaku apa adanya," Ryan mengelus-elus kepala Calesthane.
Calesthane tersenyum manis dengan Ryan. Mereka kembali damai dan romantisan berdua.
Beberapa menit kemudian...
Calesthane dan Ryan sampai di suatu cafe yang suasana nya amatlah romantis. Sebelum turun, Calesthane sudah ditutup matanya oleh Ryan. Alasan Ryan menutup matanya supaya kejutan.
Mereka masuk kedalam cafe itu. Ryan berjalan perlahan-lahan memegangi kedua tangan Calesthane. Sampailah mereka di suatu perahu yang sudah disewakan oleh Ryan. Mereka berdua menaiki perahu itu.
Ryan mendayung perahu dengan tenang. Saat ditengah perairan, ia membuka kain yang menutupi mata Calesthane.
Calesthane benar-benar terharu melihat keromantisan yang telah direncanakan Ryan.
"Kejutan," ucap Ryan.
"Ini benar-benar romantic seperti di film-film," jawab Calesthane.
kelopak bunga berwarna merah membentuk gambar love diatas air yang jernih. Tak cuma itu, didekat sana terdapat tempat yang mengelilingi perairan. Disana juga sudah dipasang lampu serta balon berwarna pink. Pokoknya romantis di lihatnya.
"Kamu suka?" tanya Ryan.
"Ya aku suka. Jarang sekali aku terkagum melihat suasana ini," jawab Calesthane.
"Aku ingin mengajak kamu ke suatu tempat lagi," jawab Ryan.
"Oke. Kalau begitu mari kita mendayung perahu ini berdua," jawab Calesthane.
Ryan hanya terdiam mendengar ucapan Calesthane. Mereka pun mendayung perahu bersama ketempat yang dituju olehnya.
Tak lama kemudian sampailah mereka diluar pintu sebuah taman. Disana sudah terdapat dua pelayan yang akan mengantarkan mereka masuk kedalam.
"Selamat datang nyonya Calesthane dan tuan Ryan. Semoga kalian menikmati suasana ini dengan penuh kebahagiaan," ucap salah satu pelayan.
"Iya," jawab Calesthane.
Mereka berdua pun masuk kedalam pintu taman. Para pelayan terlihat menyiapkan meja makan khusus untuk mereka berdua.
Disana banyak sekali lilin serta kelopak bunga direrumputan. Lampu-lampu kecil dan balon menghiasi indahnya keromantisan. Bunga-bunga berwarna-warni bermekaran tampak menyejukkan indahnya hidup.
"Ini benar-benar the best. Apakah kamu yang merencanakan semua ini?" tanya Calesthane.
"Ya, ini semua aku yang rencanakan," jawab Ryan.
"Makasih ya karena kamu mengembalikan indah hidupku yang sempat kelam," Calesthane memeluk Ryan.
Ryan hanya bisa tersenyum melihat kebahagiaan yang dialami Calesthane.
Mereka duduk dikursi yang telah disediakan. Tak lama kemudian makan-makan datang dibawakan pelayan dengan berbagai menu. Disetiap piring itu terdapat sebuah tulisan yaitu I LOVE YOU. Calesthane hanya bisa tertawa memandangi setiap makanan-makanan yang telah disediakan.
Mereka berdua memakan menu masing-masing yang disukai sesuai selera. Calesthane menyantap menu Tenderloin Steak dengan minuman kesukaannya yaitu Cokelat Panas dengan Marshmallow diatasnya. Sedangkan Ryan menyantap Pot Roast beef dan sebuah soda.
Sambil menyantap lahap hidangannya masing-masing, mereka mengobrol berdua mengenai pernikahan.
"Memang apa yang kamu lakukan jika mami ku tidak setuju?" tanya Calesthane.
"Ya tetap kita akan menikah meskipun mami mu tidak setuju," jawab Ryan.
"Kamu tidak takut bahwa pernikahan yang tidak direstui orang tua akan berakhir tragis?" tanya Calesthane.
"Tidak, itu hanya mitos belaka. Oh ya, selama dua minggu aku berada di Amerika dan akan membahas mengenai pernikahan kita. Sedangkan Minggu depan selama seminggu, aku akan sibuk dengan karir ku," jawab Ryan.
"Oh ya sudah santai saja," jawab Calesthane.
"Bentar lagi akan ada yang datang," ucap Ryan.
"Hmmm... siapa? apakah temanmu? atau siapa?" Calesthane terkejut mendengar perkataan Ryan.
"Lihat saja nanti," jawab singkat Ryan.
Tak lama kemudian terlihat Santoso dan Rick berjalan menghampiri meja makan Calesthane. Santoso duduk didekat Ryan sedangkan Rick didekat Calesthane.
"Calesthane," Rick merangkul Calesthane.
"Calesthane, masih ingat dengan saya gak?" tanya Santoso.
"Daddy? Santoso? why are you here? (mengapa kamu di sini?)," tanya Calesthane heran.
"Aku sengaja mengajak ayah dan Santoso kesini untuk membahas mengenai pernikahan kita," jawab Ryan.
"A...apa???" Calesthane terkejut.
"Gak usah gitu banget terkejutnya kali," sindir Santoso.
"So let's start this discussion. Please Mr. Rick can speak (Jadi mari kita mulai diskusi ini. Tolong Pak Rick bisa bicara)," ujar Ryan.
"Okay, so dad has agreed with your wedding next month. Please prepare starting this month. Father has blessed your relationship both (Oke, jadi ayah setuju dengan pernikahanmu bulan depan. Harap persiapkan mulai bulan ini. Ayah telah memberkati hubungan Anda berdua)," jawab Rick.
"But dad, mom has not agreed to this marriage issue (Tapi ayah, ibu belum setuju dengan masalah pernikahan ini)," jawab Calesthane sambil menatap Rick.
"Let me take care of Calesthane. I will seduce your mother so that she agrees with your marriage (Biarkan saya yang mengurus Calesthane. Aku akan merayu ibumu agar dia setuju dengan pernikahanmu)," jawab Santoso.
"Is this really true? I must be just dreaming right? (Apakah ini benar? Aku pasti sedang bermimpi kan?)," Calesthane memukul-mukul kedua pipinya.
Ryan memegangi kedua tangannya supaya Calesthane berhenti memukul dirinya sendiri.
"Calesthane is serious. Not a dream (Calesthane serius. Bukan mimpi)," jawab Ryan.
Calesthane hanya bisa menangis terharu melihat Ryan yang benar-benar serius dengan dirinya.
"Oo I really owe you because you wanted to help me when I was down (Oo aku sangat berhutang budi padamu karena kau ingin membantuku saat aku sedang down)," jawab Calesthane.
"Shu..shu..shu. . You don't have to cry. You have to be passionate about living your life that will change (Shu..shu..shu. . Anda tidak perlu menangis. Anda harus bersemangat menjalani hidup yang akan berubah)," jawab Santoso sambil tersenyum.
"Thanks Santoso because you also want to help me. Thanks everyone (Terima kasih Santoso karena Anda juga ingin membantu saya. Terimakasih semuanya)," Calesthane merangkul Ryan dan Rick.
Setelah itu mereka semua membahas mengenai pernikahan Ryan dan Calesthane yang akan digelar nanti, bulan depan.
Dua jam kemudian...
Terlihat Rick dan Calesthane berjalan mengendap-endap menuju pintu belakang. Mereka pun membuka pintu belakang dan masuk kedalam. Namun saat membukanya, disana terdapat nona Berlia yang sedang berdiri dengan amarah yang berkobar-kobar.
Rick dan Calesthane mulai memiliki firasat yang kurang menyenangkan dengan nona Berlia.
"Where are you two from? (Kalian berdua dari mana?)," tanya nona Berlia dengan suara menyeramkan.