Chereads / Perceraian Kontrak / Chapter 26 - 26

Chapter 26 - 26

Keesokan harinya...

Terlihat Ryan sedang mengetik di laptopnya. Ya, ia bangun pagi langsung membasuh dirinya serta mengerjakan semua aktivitas kantor seperti biasa. Tak lama kemudian pintu ruangan kerja Ryan terbuka, Calesthane sengaja membukanya. Ia masuk kedalam sana sambil membawakan sebuah sup buatan nya sendiri.

"Morning Ryan," ucap Calesthane sambil membawakan sup buatannya.

"Morning too Calesthane. Loh, kamu sudah bangun?" tanya Ryan.

"Aku sudah bangun dan mandi malah," Calesthane menutup pintu ruangan Ryan.

"Hmm... maaf ya aku langsung mengurus kerjaku pagi-pagi, ini hanya sementara saja kok. Oh ya, apakah kamu mau bulan madu?" ujar Ryan.

"Menurutku lebih baik kita jalan-jalan saya naik gunung terus mengendarai mobil Jeep. Sudah lama tidak berpetualang aku," jawab Calesthane.

"Ya sudah, besok pagi kita pergi ya. Menurutmu kita pergi ke gunung mana?" tanya Ryan.

"Kalau gunung-gunung yang seru di daki itu ya gunung di Indonesia. Ke gunung Prau aja mau gak?" jawab Calesthane.

"Oke, setuju. Ya sudah kamu siapkan barang-barang mu untuk balik ke Indonesia," jawab Ryan.

"Oke, jangan lupa makan sup nya ya," Calesthane meletakkan sup buatannya di meja kerja Ryan.

Setelah itu iapun keluar dari ruangan Ryan dan bersiap-siap merapihkan baju yang akan dibawanya ke Indonesia.

***

Keesokan harinya...

"Sudah siap untuk berangkat Calesthane?" tanya Ryan.

"Sudah dong, aku pakai baju lengan pendek begini aja kali ya didalam pesawat?" jawab Calesthane.

"Pakai baju lengan panjang lah, perjalanan kita menuju Indonesia kan ditempuh selama 4 harian, belum lagi didalam pesawat dingin. Jadi ku sarankan pakai baju lengan panjang," saran Ryan.

"Ya sudah sih, tinggal pakai jaket tebal punyaku aja jika aku kedinginan," jawab Calesthane.

"Ya tadi itukan cuma saran, ya terserah kamu saja sih," jawab Ryan.

"Ya sudah yuk berangkat, aku gak sabar deh pengen cepat-cepat mendarat di Indonesia. Nanti kalau di Indonesia, kita kesana nya naik mobil Jeep terus sampainya di gunung kita jalan kaki dan mendaki. Kalau sudah sampai di atas, kita gelar tenda terus menikmati keindahan alamnya. Sungguh keindahan yang tak pernah ku lupakan," jawab Calesthane.

"Ya sudah, ayo berangkat. Jangan banyak bicara," Ryan menarik tangan Calesthane.

Setelah itu mereka berdua menaiki taksi ke bandara internasional New York Amerika serikat.

***

Empat hari kemudian...

Bandara Soekarno Hatta...

Sekian lama menunggu, akhirnya tibalah Calesthane dan Ryan di Indonesia.

"Akhirnya tiba juga di negara yang penuh kekayaan alam," ucap Calesthane.

"Hmm... kita pulang dulu kerumah ya sebelum pergi mendaki gunung. Ya mandi dulu terus mempersiapkannya semua secara matang sebelum kesana. Lagipula perlengkapan perkemahan ku masih ada dirumah," jawab Ryan.

"Ya sudah, ayo pulang. Tunggu, kita pulang pakai taksi lagi?" tanya Calesthane.

"Enggak, pakai mobil pribadiku. Tadi aku sudah menghubungi supir pribadi," jawab Ryan.

"Ya sudah buruan pulang biar bisa cepat-cepat mendaki gunung," Calesthane berjalan lebih dulu dari Ryan.

Terlebih dahulu mereka pulang ke kediaman Ryan sebelum mendaki gunung dan menginap disana.

Beberapa jam kemudian...

Calesthane tampak mengikat pinggang nya menggunakan salah satu jaket berwarna putih. Setelah itu ia memakai sepatu hiking nya dan bersiap untuk berangkat ke gunung Prau tepatnya di kawasan Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah.

"Ryan, ayo buruan," ajak Calesthane.

"Tunggu bentar, aku sedang siapkan perlengkapan medis dan alat komunikasi untuk disana nanti. Perlengkapan seperti jas hujan dan perlengkapan untuk memasak sudah dibawa belum?" tanya Ryan dari dalam gudang.

"Semua udah ku siapkan. Sepatu Hiking, Gaiter, Tas Gunung, Sleeping Bag, Jas Hujan, Tenda dan lainnya udah. Tinggal alat medis dan alat komunikasi," jawab Calesthane.

"Oh ya, jangan lupa disana pakai Gaiter nya nanti," jawab Ryan.

"Udahlah pakai dari sini aja," jawab Calesthane.

"Terserah," ucap Ryan.

Sambil menunggu Ryan yang tak kunjung keluar dari dalam gudang, Calesthane memutuskan untuk memakai Gaiter miliknya.

Ryan keluar dari dalam gudang. Iapun langsung memakai Gaiter. Sebelum berangkat, mereka berdua kembali memeriksa barang bawaannya supaya tidak ada yang kurang.

"Semua beres, jangan lupa gunakan jaket seperti parasut saat disana. Hampir saja terlupa," Ryan memasukkan jaket seperti parasut kedalam tas ransel Calesthane.

"Semua udah beres! ayo berangkat," ajak Calesthane.

Saat mereka berdua ingin berangkat, terdengar suara Zahra, Amora, Santoso, dan suara Rick memanggil nama Calesthane.

"Eh itu siapa diluar?" tanya Calesthane.

"Lihat saja keluar," jawab Ryan.

Calesthane langsung berlari keluar dan mengecek keadaan diluar. Dan ternyata, disana memang ada Zahra, Amora, Santoso, dan papanya yaitu Rick. Mereka berempat juga sudah memakai pakaian mendaki dan menyiapkan perlengkapannya.

"Hi Calesthane, ka..kami boleh ikut?" tanya Amora dengan bahasa Indonesia yang kaku.

"Calesthane, Daddy and lainnya boleh mendaki?" tanya Rick juga dengan bahasa Indonesia yang kaku.

"Kalian semua ikut? terus kok Daddy dan Amora bisa bahasa Indonesia? bukannya kalian tidak bisa berbahasa Indonesia?" tanya Calesthane.

"Selama 5 hari kemarin, sebelum kamu kembali ke Indonesia, aku dan Zahra mengajarkan om Rick dan Amora bahasa Indonesia. Meskipun didalam pesawat juga," jawab Santoso.

"Ooh begitu," jawab Calesthane.

"Semua sudah datang dan berkumpul, jangan buang-buang waktu lagi! mari berangkat," ujar Ryan.

"Ya, ayo berangkat," jawab Zahra.

Mereka berenam menaiki mobil Jeep yang telah disediakan. Ryan satu mobil dengan Calesthane. Sedangkan Rick satu mobil dengan Amora. Dan Santoso satu mobil dengan Zahra. Mereka memulai perjalanannya menuju dataran tinggi Dieng, Jawa tengah.

Mobil Jeep Santoso dan Zahra tampak paling depan karena Santoso ataupun Zahra sudah pernah berkunjung kesana. Sedangkan mobil yang ditumpangi Calesthane dan Ryan berada tepat dibelakang mobil Santoso. Dan mobil yang dikendarai oleh Rick berada paling belakang.

Mereka semua bersuka ria berangkat kesana. Sambil mendengar alunan musik yang disetel dihp, mereka mengabadikan momen yang belum pernah dirasakan.

Dimobil Ryan...

Terlihat Calesthane memakan cemilan ringan nya sambil menyuapi Ryan yang menyetir mobil. Mereka berdua tampak mengabadikan sekeliling jalan yang dilewati.

"Masih ada persawahan ya meskipun dipinggir tol," ucap Calesthane sambil menyuapi Ryan.

"Nyam.. nyam..nyam... iya, masih banyak sekali persawahan dipinggiran tol," jawab Ryan.

"Mau lagi gak biskuit nya?" tanya Calesthane.

"Mau, biskuitnya enak soalnya," jawab Ryan.

"Oke," Calesthane kembali menyuapi Ryan dengan biskuitnya.

Didalam mobil Santoso...

"Ih kamu suka main gitar juga kaya aku," ucap Zahra.

"Iya, aku suka banget main gitar. Dulu aku pernah ikut band saat masa SMA sampai kuliah. Tetapi sekarang sudah bubar karena pisah-pisah," jawab Santoso.

"Ih seru, nanti disana main gitar yuk. Aku bawa nih," jawab Zahra.

"Oke," jawab Santoso.

Didalam mobil Rick...

"Saya benar-benar sedih mengingat masa lalu saya. Suami saya selalu menyiksa diri saya hingga babak belur terus wajah saya. Dan akhirnya saya bercerai dengan suami saya dan mengurus karir," ucap Amora curhat.

"Kasihan. Saya juga tidak menyangka bahwa selama ini yang menemani saya adalah kembaran istri saya yang bernama Jacqui. Sampai sekarang saya tidak tahu keberadaan istri saya semenjak dia pergi izin untuk berpetualang ke New Zealand," jawab Rick.

"Kita memiliki kehidupan yang sedikit sama ya, serasi," jawab Amora.

"Jodoh kali kita," jawab Rick.

Amora sedikit tertawa mendengar ucapan Rick yang sedikit lucu.

"Ada-ada saja kata anda," jawab Amora.