Beberapa Minggu kemudian...
Dipagi yang cerah terlihat Calesthane sedang berolahraga pagi disebuah taman yang dekat dengan apartemen nya. Tak lama kemudian Ryan berlari menghampirinya dan langsung memegangi tangan kanan Calesthane.
"Eh," Calesthane terkejut saat Ryan tiba-tiba memegangi tangannya.
"Olahraga sendiri saja, kenapa saya tidak diajak? sebentar lagi kan kita menikah," jawab Ryan.
"Ah karena, aku takut kamu lagi tidur pas aku menghubungi mu. Kasihan kamu kalau lagi tidur terus dibangunin," jawab Calesthane.
"Hmm iya sudah...sekarang kan sudah bersama, ayo olahraga bareng," ajak Ryan.
"Oke, hayukkk," jawab Calesthane.
Mereka pun berlari bersama mengitari taman yang luas. Namun saat dipertengahan, ponsel Calesthane berbunyi sehingga iapun berhenti berolahraga.
"siapa yang menelepon?" tanya Ryan.
"Mami, angkat gak ya?" tanya Calesthane.
"Angkatlah, sekaligus minta restu. Lima hari lagi kita akan segera menikah, jadi beritahu juga," jawab Calesthane.
"Oke, tunggu dulu ya," Calesthane berjalan sedikit menjauh dari Ryan dan mengangkat telepon dari mami nya.
Sambil menunggu, Ryan memilih untuk chattingan dengan temannya yang selalu menjaga rumah Ryan disaat Ryan keluar.
Didalam chattingan nya, Ryan bertanya apakah ada seseorang pria yang keluar dari rumahnya? tetangga nya itupun menjawab bahwa ada seorang pria dengan tangan kanan terborgol keluar dari kediamannya Ryan. Betapa terkejutnya Ryan saat dengar berita seperti itu, ia ingin pergi namun tidak tega meninggalkan Calesthane. Pada akhirnya Ryan memutuskan seseorang untuk mengejar pria dengan tangan kanan terborgol.
Disisi lain tampak Calesthane sedang mengobrol dengan mami nya mengenai pernikahan yang akan diadakan sebentar lagi.
"Calesthane, apa benar kamu ingin menikah dengan Ryan? apa benar pernikahan mu lima hari lagi?" tanya nona Berlia sedikit dingin.
"Ya mami. Tidak apa-apakan?" tanya Calesthane.
"Mami tidak setuju!!! putuskan hubungan dengan Ryan sekarang meskipun sebentar lagi kalian akan menikah!" ucap nona Berlia.
"Mami! selama ini aku terus mengikuti perkataan Daddy dan mami, tapi apa kenyataannya!? aku tidak bebas memilih! aku tidak bisa hidup! aku seperti burung yang dikurung di sangkar. Jadi mulai detik ini, Calesthane akan ikut kata hati Calesthane sendiri!" jawab Calesthane.
"Tidak bisa! pokoknya nanti mami mau ketemu di cafe Brooklyn Roasting Company kalau kalian berdua tidak datang, saat acara pernikahan nanti semuanya akan mami hancurkan disana," jawab nona Berlia.
"Oke sekarang pukul 07.30, pukul 8 pagi aku dan Ryan akan menemui mami, maaf aku tidak bisa lama-lama. Selamat pagi," Calesthane langsung mematikan teleponnya.
Iapun langsung berjalan dengan raut wajah yang kurang bahagia, tidak seperti tadi yang raut wajahnya penuh keceriaan. Ryan langsung mendekati Calesthane dan bertanya apa yang terjadi hingga dia merasa sedih begitu.
"Calesthane, apa yang terjadi? kenapa raut wajahmu berubah?" tanya Ryan.
"Mami mau ketemu dengan kita, ia tetap tidak setuju dengan pernikahan ini. Dia mau ketemu nanti pukul 8 pagi, jika kita tidak datang maka pesta pernikahan kita akan dihancurkan semuanya," jawab Calesthane.
"Ya sudah nanti kita temui mami mu, kamu tidak perlu sedih seperti itu. Happy ya smile," jawab Ryan sambil tersenyum.
Setelah itu mereka berdua kembali berlari sebelum menemui nona Berlia yang akan marah-marah pada mereka. Calesthane berharap semoga nona Berlia bisa merestui hubungan mereka berdua dan bahagia.
***
Tiga puluh menit kemudian...
Ryan tampak sedang memukul-mukul gelas minumannya dengan garpu. Ia jenuh menunggu nona Berlia yang tak kunjung datang.
"Kemana sih mami mu? bohong kali dia, biar kamu takut," ucap Ryan.
"Kemungkinan begitu, udah yuk pulang. Aku juga bosen disini, yuk," ajak Calesthane.
Pada saat Calesthane dan Ryan ingin pergi, tiba-tiba nona Berlia datang dan mendorong mereka ke kursi. Untung saja kursi tempat duduk Ryan ataupun Calesthane di sofa.
"Auu...mami," Calesthane menatap tajam nona Berlia.
"Anda bisa bersikap sopan tidak kepada anak anda sendiri?" ucap Ryan kesal melihat Berlia yang mendorong Calesthane.
"Diam kamu!" Berlia mengacungkan pistol ke Ryan.
"Kamu yang seharusnya diam," Ryan mengacungkan pistol juga ke Berlia.
Calesthane terpaksa mengeluarkan pistolnya dan mengacungkan ke nona Berlia.
"Duduk mami," perintah Calesthane.
Nona Berlia duduk disamping Calesthane. Iapun langsung memborgol kedua tangan Calesthane supaya Calesthane tidak kabur. Beruntung, Ryan diam-diam melepaskan borgol itu dengan sebuah kunci. Ya itu adalah kunci borgol.
"Saya kesini ingin kalian tidak menikah!" ucap nona Berlia sepontan.
"Loh kenapa? saya sudah mempersiapkan semuanya! dan saya tidak perlu restu dari anda," jawab Ryan.
"Saya bilang gak boleh ya gak boleh!" teriak Berlia hingga mengejutkan semua pelanggan cafe.
"Ohh kenapa? kamu tidak ingin kan anak tiri mu dilindungi?" tanya Ryan.
"A..anak tiri? maksudnya Ryan?" tanya Calesthane heran.
"Ya ibu ini adalah ibu tiri kamu, dia adalah nyonya Jacqui ratu mafia kelas kakap," jawab Ryan.
"Apa benar itu mami?" tanya Calesthane sedikit sedih.
"Tidak...itu tidak benar, jelas-jelas saya melahirkan kamu secara normal," jawab nona Berlia.
"Jujurlah mami, aku lahir secara sesar bukan normal. Jujur saja! aku hanya ingin kebahagiaan hidup saat ini," jawab Calesthane.
"Diam kamu," jawab nona Berlia, menampar wajah Calesthane.
Ryan langsung mengeluarkan pistolnya dan mengacungkan kepada Berlia.
"Katanya ibu, ibu mana yang ingin menampar anaknya sekejam ini? memang kamu itu bukan ibu kandung Calesthane tapi tante Calesthane," ucap Ryan.
Nona Berlia langsung memukul wajah Ryan namun gerakan perlawanannya berhasil dilumpuhkan oleh Ryan. Kedua tangannya langsung diborgol dengan Ryan.
Para pengunjung cafe yang ketakutan, langsung berlari keluar dari sana supaya nyawa mereka selamat. Ryan mendekati nona Berlia lalu meremas wajahnya.
"Jangan pernah sekali-kali kau mau menghancurkan hidup Calesthane! sampai anda mengganggu ketenangan Calesthane! hadapi saya dulu, saya tidak segan-segan menghabisi nyawa orang meskipun itu keluarga saya sendiri. Paham kamu!" ucap Ryan.
Secara tiba-tiba ada yang memukul leher belakang Ryan dengan senapan. Nona Berlia langsung menendang Ryan pada saat Ryan tergeletak. Ternyata yang membantu nona Berlia adalah Yuan, kakak kandung Ryan sendiri.
Calesthane melihat itu semua dan ia memutuskan untuk pura-pura tak sadarkan diri supaya dia bisa melawan mereka semua.
Yuan mendekati Ryan yang sedang tergeletak dilantai.
"Jangan pernah kamu ganggu nona Jacqui karena dia adalah pacarku!" Yuan menampar wajah Ryan.
Ryan tertawa mendengar ucapan Yuan. Meskipun sudah lemah, yang namanya lelucon tetap lelucon.
"Ha..Ha..Ha... selera kamu begitu rendah. Tante-tante seperti ini kau pacari? gila anda! gila!" Ryan tertawa terus-menerus mendengar ucapan Yuan.
Yuan merasa kesal dengan tingkah laku Ryan. Iapun mengacungkan pistolnya dan berniat ingin menembak. Namun aksinya itu digagalkan karena dari belakang Calesthane memukul kepala Yuan dengan kursi cafe.
"Jangan kau sakiti Ryan!!!" Calesthane memukul Yuan dengan kencang.
Ryan pun bangun dan berdiri disamping Calesthane. Iapun mengambil senapan Yuan dan mengacungkan nya kearah nona Berlia dan Yuan.
"Jangan pernah kalian berdua mengganggu kami! dan satu lagi, tante Jacqui dimana ibuku nyonya Berlia berada!?" tanya Calesthane sambil mengacungkan pistol.
"Tidak akan ku kasih tahu keberadaan ibumu. Saya akan terus berusaha menghancurkan kehidupan mu," jawab nona Berlia.
Ryan menendang wajah nona Berlia dengan kencang. Iapun langsung membawa Calesthane pergi dan meninggalkan mereka berdua dicafe.