Chereads / Perceraian Kontrak / Chapter 18 - Orang berjubah abu

Chapter 18 - Orang berjubah abu

"Cup .. cup..cup .. Calesthane heard what I said, okay? Mom and dad are like this because we want you to have the best partner. who can always accompany you forever. Besides, Dad agrees if you want to choose Ryan to be your partner forever. But your mom doesn't really know Ryan, so she still forbids you to be close to her. (Cup .. cup..cup .. Calesthane mendengar apa yang aku katakan, oke? Ibu dan ayah seperti ini karena kami ingin kamu memiliki pasangan terbaik. yang selalu bisa menemanimu selamanya. Lagipula, Ayah setuju jika kamu ingin memilih Ryan menjadi pasanganmu selamanya. Tapi ibumu tidak terlalu mengenal Ryan, jadi dia tetap melarangmu dekat dengannya.)," jawab Rick memberitahu kepada Calesthane.

"However, is it true that you agree if Ryan becomes my partner? (Namun, apakah benar Anda setuju jika Ryan menjadi pasangan saya?)," tanya Calesthane.

"Yes dad agrees (Ya ayah setuju)," ucap Rick tersenyum.

"Is Ryan perfect? until daddy trusts him if i become his partner (Apakah Ryan sempurna? sampai ayah mempercayainya jika saya menjadi pasangannya)," tanya Calesthane sepontan.

"Yes, he's perfect. He often helped many people while in America. Dad is very familiar with his character. By the way, didn't you call or chat with Ryan? (Ya, dia sempurna. Ia sering membantu banyak orang selama di Amerika. Ayah sangat akrab dengan karakternya. Ngomong-ngomong, bukankah kamu menelepon atau mengobrol dengan Ryan?)," jawab Rick.

"I haven't called or chatted with him when I got home (Saya belum menelepon atau mengobrol dengannya ketika saya sampai di rumah)," jawab Calesthane.

"Yes, chat Ryan. For example, what if something happened? so chat him immediately (Ya, mengobrol dengan Ryan. Misalnya, bagaimana jika terjadi sesuatu? jadi segera mengobrol dengannya)," Rick mulai menakut-nakuti Calesthane supaya Calesthane khawatir dengan Ryan.

"Yes, I want to go into the room at the same time contact Ryan. See you tomorrow dad (Ya, saya ingin masuk ke kamar sekaligus menghubungi Ryan. Sampai jumpa besok ayah)," jawab Calesthane berlari masuk kedalam.

"See you tomorrow Calesthane (sampai jumpa besok Calesthane)," jawab Rick.

Calesthane langsung masuk kedalam kamarnya lalu menutup serta mengunci ruang kamarnya.

Iapun beristirahat sejenak sebelum menghubungi Ryan. Saat sedang duduk santai, ponsel Calesthane berbunyi dan sempat mengejutkannya.

Calesthane langsung mengangkat telepon dari Ryan, namun ia belum menyadari bahwa yang menghubungi nya adalah Ryan.

"Halo, ini dengan siapa ya?" tanya Calesthane dengan dingin.

"Kamu lupa aku siapa?" tanya Ryan heran dengan ucapan Calesthane.

"Siapa ya? maaf saya tidak tahu," jawab Calesthane masih belum menyadari.

"Wah sepertinya kamu tidak menyimpan nomorku. Ini aku, Ryan. Tunangan kamu," jawab Ryan.

Calesthane langsung melirik kearah ponselnya dan ternyata benar bahwa dinomor itu tertulis nama Ryan.

"Astaga, aku tidak tahu. Sorry Ryan," jawab Calesthane.

"Ya lain kali lihat siapa yang menelepon mu! supaya jika orang jahat yang menelepon mu, kamu bisa tahu," nasehat Ryan.

"Ya maaf. Lain kali gak aku ulangi deh," jawab Calesthane.

"Iya. Terus bagaimana kabarmu sekarang? gak diapa-apain kan sama mamamu? kamu gak dipukuli kan? kamu diapain aja dirumah sama kedua orang tuamu?" Ryan mulai tanya bertubi-tubi dengan Calesthane.

"Pokoknya kamu tenang saja, aku tidak diapa-apain. Terus kamu bagaimana?" tanya Calesthane berbalik.

"Hmmmm.... aku lagi dirumah. Lagi didalam kamar sambil ngomong dengan kamu," jawab Ryan.

"Ooh. Terus besok kamu masih menyamar sebagai satpam lagi? atau apa?" tanya Calesthane.

"Kayanya sebagai satpam nya udah dulu deh. Aku mau jadi Ceo lagi, tapi aku sudah ditelepon oleh rekanku di Amerika bahwa Agen rahasia sedang mendapatkan tugas," jawab Ryan.

"Ya sudah, kamu jalankan saja profesi mu sebagai Agen rahasia," jawab Calesthane.

"Tidak mau ah. Mau jalankan karir sebagai Ceo saja dulu. Jadi agen rahasia nya nanti saja," jawab Ryan.

"Loh emang kenapa? lagipula kan kamu kerja sebagai Ceo nya tidak sedang sibuk," jawab Calesthane.

"Ya kalau masalah kerjanya sih aku memang sedang tidak sibuk tapi aku jauh dari kamu nya yang gak bisa," jawab Ryan.

"Ahhhh itu mah masalah yang mudah. Lagipula Minggu depan aku mau ke Amerika juga. Mau menghadiri acara pameran busana dari desainer-desainer. Setiap desainer yang merancang kan harus datang kesana, masa yang rancang busana keren gak datang," jawab Calesthane.

"Jadi kamu mau ke Amerika juga? ya sudah kalau begitu aku mau di Amerika nemenin kamu sekaligus bertugas sebagai Agen rahasia," jawab Ryan sambil tertawa.

"Ahhhh lebay deh. Ngikut-ngikut!!! hmmmm," jawab Calesthane.

"Calesthane, mau jalan-jalan gak?" tanya Ryan.

"Ya mau lah, pakai tanya. Lagipula sudah lama aku tidak jalan-jalan lagi," jawab Calesthane.

"Ya sudah malam minggu kita ketemu ya terus jalan-jalan seperti anak muda yang lainnya, oke👌," ujar Ryan.

"Tapi mamaku pasti tidur nya malam banget. Gak seperti biasanya, eh nanti manjat pagar aja deh," jawab Calesthane.

"Emang kamu bisa panjat pagar? gak takut luka?" tanya Ryan sedikit khawatir dengan Calesthane.

"Ahhhh masalah itu sangat mudah. Hari sudah larut malam, aku mau tidur dulu ya," jawab Calesthane.

"Ya sudah, tidur yang nyenyak. Mimpi yang indah ya, see you tomorrow honey," jawab Ryan.

Calesthane mematikan telepon nya. Terlebih dahulu ia mengisi daya baterai nya sebelum tidur.

Perlahan-lahan mulai memejamkan matanya dan tertidur lelap.

Keesokan harinya...

Seperti biasanya, Ryan memakai jas hitam serta dasi dan celana berwarna hitam juga. Ditambah dengan aksesoris kacamata serta pistol di kantong celana belakang nya. Ia terlihat dewasa dan tampan berpenampilan serba hitam itu.

Tiba-tiba pintu kamarnya terbuka sendiri. Ia sempat menengok kebelakang namun tidak ada siapapun. Ryan pikir itu angin kencang yang meniup pintu kamarnya.

Pintu kamar itu terbuka lebar. Ryan tidak menggubris nya karena ia masih mengira bahwa itu hembusan angin kencang.

Saat Ryan sedang membuka ponselnya dan melihat ke salah satu aplikasi chatting yang ia pakai, seseorang mencekik lehernya dari belakang.

Sepontan ia berusaha melawan orang itu. Dan akhirnya perjuangan melawan orang yang mencekik Ryan berhasil dilumpuhkan.

Ryan langsung membanting orang itu kearah dinding rumahnya, lalu memborgol tangan itu dan mengaitkan borgol miliknya dikursi kantor.

Ryan membuka jubah abu-abu orang yang hampir saja membuat nyawanya melayang. Dan tanpa disangka-sangka itu adalah kakaknya yang bernama Yuan.

"Kak Yuan? ngapain kamu kesini? mau buat rusuh lagi?" tanya Ryan.