Chereads / Perceraian Kontrak / Chapter 17 - Kencan settingan 3

Chapter 17 - Kencan settingan 3

Calesthane tertawa kagum saat mendengar bahwa Ryan serius mencintainya.

"Hahahaha... ini...ini... ini adalah suatu kejadian yang sangat membahagiakan hatiku," ucap Calesthane sambil tertawa dengan manis.

"Jadi, bagaimana?" tanya Ryan.

"Bagaimana gimana maksudnya?" tanya Calesthane masih tidak paham.

Ryan menarik Calesthane kearah belakang cafe. Disana sudah disediakan tempat romantis lamaran untuk mereka.

Saat disana, Ryan memanggil salah satu pelayan restoran. Pelayan itu datang dengan membawa sebuket bunga mawar, cincin, dan sebuah balon.

"Ini pak barang-barangnya," ucap pelayan itu sambil memberikan barang-barang yang dibeli Ryan sebelum memulai acara.

Calesthane hanya terdiam gugup, ia tidak menyangka bahwa akan dilamar langsung oleh Ryan. Padahal baru kenal dua hari.

Ryan berlutut dengan satu kaki didepan Calesthane sambil membawa bunga dan cincin di tangan kanannya sedangkan tangan kirinya memegangi balon yang lumayan banyak. Rata-rata balon yang Ryan pegang berwarna pink dan hitam.

"Jadi bagaimana? jika kamu meletuskan semua balon ini dan menerima bungaku, maka kamu mau menjadi tunangan ku. Dan jika kamu melempar bunga ini dan mengambil balon yang ku pegang, maka kamu menolak lamaran ku," ucap Ryan menjelaskan dengan detail.

"Ya sudah, aku bebas ya memilih," jawab Calesthane.

"Yes Calesthane," jawab Ryan.

Calesthane mengambil tusukan yang dari tadi dipegang oleh salah satu pelayan restoran. Iapun meletuskan satu persatu balon dihadapan Ryan. Setelah selesai, ia mengambil sebuket bunga mawar yang dipegang oleh Ryan.

"Aku memilih keputusan ini," ucap Calesthane tersenyum.

Ryan mengambil tangan kanan Calesthane lalu memakaikan cincin yang dibelinya, di jari manis Calesthane.

Calesthane hanya bisa tersipu malu karena ditonton banyak orang di cafe saat Ryan melamar nya.

"Aku benar-benar malu," bisik Calesthane ditelinga kanan Ryan.

"Kenapa malu? kamu kan memang sudah resmi tunangan ku," Ryan berdiri dan menggandeng tangan kanan Calesthane.

"But I am very embarrassed. Even though I've been dating but not this romantic (Tapi saya sangat malu. Padahal aku sudah berkencan tapi tidak seromantis ini)," ucap Calesthane kembali berbisik kepada Ryan.

"Do not be shy. You will feel comfortable in a situation like this, always hold my hand tight (Jangan malu. Kamu akan merasa nyaman dalam situasi seperti ini, selalu pegang tangan aku dengan erat)," jawab Ryan.

"Hmmm...oke," jawab Calesthane.

Mereka berdua berjalan menuju tempat Rick dan Berlia yang sedang menunggu mereka berdua.

Ryan langsung memegangi tangan Calesthane dan menunjukkan kepada mereka berdua bahwasanya Ryan sudah tunangan dengan Calesthane.

"Look at Miss Berlia and Mr Rick. I am officially engaged to Calesthane (Lihatlah Nona Berlia dan Tuan Rick. Saya secara resmi bertunangan dengan Calesthane)," ucap Ryan sambil menunjukkan cincin tunangan Calesthane.

"When are you guys engaged? you should have asked for my blessing first (Kapan kalian bertunangan? anda seharusnya meminta restu saya dulu)," jawab Rick kembali terpancing emosi.

"I will not ask for blessing unless you accept my profession. (Saya tidak akan meminta restu kecuali Anda menerima profesi saya)," jawab Ryan.

"After all, you work as a CEO, so we accept it (Bagaimanapun, Anda bekerja sebagai CEO, jadi kami menerimanya)," ucap nona Berlia.

"Not only Ceo, to be honest I also work as a secret agent (Tidak hanya CEO, jujur ​​saja saya juga bekerja sebagai agen rahasia)," jawab Ryan membuka penyamaran nya.

Nona Berlia mendekati Ryan lalu menampar wajahnya dengan kencang hingga terlihat bekas di pipi Ryan. Namun, Ryan hanya terdiam dan tidak melakukan perlawanan sedikitpun.

"Ingat ya! jangan pernah kamu dekati anak saya lagi! Papa, let's go home. Calesthane, ayo ikut mami! mami ingin bicara denganmu," nona Berlia menarik tangan Calesthane dan mengajaknya pergi.

"Tidak mau! aku ingin bersama Ryan," ucap Calesthane, melepaskan pegangan tangan mamanya.

"Ikut! atau kamu tidak akan pernah dianggap sebagai keluarga lagi!" ancam nona Berlia.

Calesthane luluh dan mengikuti perkataan mamanya. Mereka bertiga pergi dari cafe itu dan meninggalkan Ryan yang sedang menahan amarahnya.

Namun, sebelum pergi Rick menepuk-nepuk pundak Ryan dan memberikan semangat.

"Be patient, there must be a way for you to be united with Calesthane. I just realized that you are Ryan Delon, my co-worker, I will support you if you are really serious about my child (Bersabarlah, pasti ada cara bagimu untuk bersatu dengan Calesthane. Saya baru menyadari bahwa Anda adalah Ryan Delon, rekan kerja saya, saya akan mendukung Anda jika Anda benar-benar serius dengan anak saya)," ucap Rick sebelum pergi dari cafe.

Setelah itu keluarga Calesthane pergi meninggalkan cafe dan menuju kediamannya. Ryan tampak masih berada disana dan sedikit pusing mengenai masalah percintaan nya.

Namun ia tetap akan berjuang keras meskipun nona Berlia tidak merestui hubungan nya dengan Calesthane. Lagipula Calesthane akan dibawa jauh dari orang tuanya. Itu pikiran yang sedang ada di otak Ryan.

***

Beberapa jam kemudian...

Srekkk...

Calesthane membuka pintu menuju kolam renang. Iapun memasuki area itu dan seperti biasa, saat sedang sedih seperti ini dia pasti duduk dipinggir kolam.

Calesthane menyiprat kan air kedepannya sambil termenung mengingat-ingat kejadian yang baru saja dialaminya. Dari di cafe hingga pulang. Ia sedikit tertawa saat mengingat kejadian Ryan saat melamar nya didepan orang banyak dan ia juga sedih saat ingat Ryan sempat ditampar oleh nona Berlia.

"Sebenarnya, ada apa dengan diriku? kenapa jika aku masuk kedalam dunia percintaan pasti akan terjadi keributan seperti ini? aku juga ingin seperti pasangan-pasangan lain yang romantis dan bahagia saat bersama. Tetapi kenapa itu tidak terjadi padaku?" tanya Calesthane dengan dirinya sambil termenung.

Tak lama kemudian, Rick terlihat datang menghampiri Calesthane. Iapun duduk disebelah Calesthane yang sedang termenung.

"Calesthane," panggil Rick.

"Yes dad, why? (Ya ayah, kenapa?)," tanya Calesthane.

"Dad knows that you are sad because of what happened earlier. Dad can really be your confidant friend (Ayah tahu bahwa kamu sedih karena apa yang terjadi sebelumnya. Ayah benar-benar bisa menjadi teman kepercayaanmu)," jawab Rick sambil merangkul Calesthane.

Calesthane mulai bersandar di bahu Rick dan mulai meneteskan air matanya.

"Yes father. Thank you for wanting to be my confidant friend. Actually I'm really, really sad, why can't I be like the other couples? who can be happy with loved ones without boundaries. Why should I be restricted? as long as I am close to men why not always allowed? I also want to be like other people (Ya ayah. Terima kasih sudah mau menjadi teman kepercayaan saya. Sebenarnya aku sangat, sangat sedih, kenapa aku tidak bisa seperti pasangan lain? yang bisa bahagia dengan orang yang dicintai tanpa batas. Mengapa saya harus dibatasi? selama saya dekat dengan laki-laki kenapa tidak selalu diperbolehkan? Saya juga ingin seperti orang lain)," jawab Calesthane sambil menangis.