***
Malam hari...
Krinkk...krinkk
Telepon genggam berbunyi....
Calesthane mengambil ponselnya dan mengangkat seseorang yang menghubunginya.
"Halo, bagaimana? sudah siap?" tanya Calesthane.
"Sudah, aku sudah berada didepan rumahmu," jawab Ryan.
"Sepuluh menit lagi aku turun, tunggu ya," Calesthane memakai anting mutiara nya.
Ryan mematikan teleponnya dan menunggu Calesthane didalam mobil.
Calesthane turun dari kamarnya dan berjalan menuju luar. Papi dan mami nya lebih dulu berangkat ke cafe karena mengetahui bahwa Calesthane akan dijemput oleh kekasihnya.
Saat membuka pintu, ia sempat terkejut melihat Ryan tiba-tiba ada didepannya.
"Ih... kau nih, buat aku terkejut aja," ujar Calesthane sambil mengelus-elus dadanya.
"Kamu lucu ya kalau terkejut," ledek Ryan.
"Udah ah, jangan bercanda mulu. Ngomong-ngomong aku udah terlihat cantik belum?" tanya Calesthane.
"Sudah cantik dari lahir, kalau aku bagaimana?" jawab Ryan.
"Udah sempurna. Ya sudah ayo mulai kencan settingan nya, kita harus bersikap romantis banget didepan orang tuaku ya," Calesthane merapihkan bajunya.
"Ya sudah, ayo bergandengan tangan," Ryan menggandeng tangan Calesthane.
Jantung berdebar dengan kencang. Calesthane sedikit gugup melihat perilaku Ryan, namun ini hanya untuk sementara. Mereka berdua masuk kedalam mobil lalu pergi menuju cafe yang dijadikan tempat kencan mereka.
Beberapa menit kemudian...
Akhirnya mereka sampai di cafe yang dituju. Tepatnya di cafe namaaz dining Kebayoran baru, Jakarta Selatan. Arsitektur didalamnya hampir semua berwarna hitam dan lumayan gaul untuk jajaran cafe mewah.
Ryan dan Calesthane keluar dari dalam mobil. Sebelum masuk dan menemui orang tua Calesthane, mereka membuat semua rencana dan cara menjawab pertanyaan orang tua Calesthane.
"Sudah siap belum? kalau belum kita disini dulu aja sampai kamu siap," ucap Calesthane sambil mengikat rambutnya.
"Iya sudah siap. Ini rambut panjang bagus kok malah diikat," Ryan melepaskan karet rambut yang mengikat rambut Calesthane.
Jantung berdebar semakin kencang. Calesthane benar-benar dalam keadaan gugup apalagi saat Ryan menyentuhnya seperti itu, benar-benar gugup sekali.
"Udah ah, ayo masuk," ajak Calesthane.
Ryan menggandeng tangan Calesthane. Jantung semakin berdebar kencang, namun Calesthane berusaha menahannya dan bersikap seperti biasanya.
Mereka berdua berjalan memasuki cafe sambil berpegangan tangan dengan erat layaknya kekasih seperti biasa.
"Andai ini terjadi secara asli, bukan settingan. Aku berharap ini terjadi di masa selanjutnya," ucap Ryan dalam hati.
"Aku selalu bahagia berada didekat Ryan dan aku selalu sedih berada jauh dari Ryan. Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta? tapi masa sih aku jatuh cinta dengan pria ini? sama Rey aja aku tidak merasakan hal ini tapi aku harus fokus dulu dengan acara settingan ini, jangan baper!" ucap Calesthane dalam hatinya.
Tak lama kemudian mereka sampai dimeja yang terdapat kedua orang tua Calesthane. Mereka berdua terlihat menatap tajam Ryan dengan wajahnya yang benar-benar judes.
"Astaga, menyeramkan sekali wajah mereka. Bahkan lebih serem dari para mafia," ujar Ryan dalam hati.
Calesthane dan Ryan duduk di depan orang tua Calesthane yang bernama nona Berlia dan tuan Rick.
"Hi mom, hi dad. Introduce this my boyfriend
(Hai ibu, hai ayah. Perkenalkan ini pacarku)," ujar Calesthane sambil duduk disamping Ryan.
"Hi uncle, auntie. I'm Ryan, Calesthane's girlfriend (Hai paman, bibi. Saya Ryan, pacar Calesthane)," ucap Ryan tersenyum.
"Oh okay Ryan, nice to meet you. I'm Rick, Calesthane's father (Oh oke Ryan, senang bertemu denganmu. Saya Rick, ayah Calesthane)," jawab tuan Rick.
"also introduce, I am Berlia the mother of Calesthane (perkenalkan juga, saya Berlia, ibu dari Calesthane)," jawab nona Berlia sambil menyisir rambut pendeknya.
"Yes, Auntie, nice to meet you. Auntie looks beautiful but Calesthane is still the most beautiful (Ya, Bibi, senang bertemu denganmu. Bibi terlihat cantik tapi Calesthane tetap yang terindah)," jawab Ryan sambil memandangi wajah cantik Calesthane.
Calesthane hanya bisa tersenyum dan menahan rasa gugupnya melihat Ryan yang memandanginya dengan tatapan kagum.
"Yes, you also look handsome but my husband is still the most handsome (Ya, kamu juga terlihat tampan tapi suamiku tetap yang paling tampan)," jawab nona Berlia menjawab ucapan Ryan yang sedikit menyinggungnya.
Calesthane dan Rick tertawa melihat tingkah antara Ryan dan Berlia yang saling menyindir satu sama lain.
"Hahahaha ... what are you doing? both offend each other. You guys are really cute, you match to be a couple (Hahahaha ... apa yang kamu lakukan? keduanya menyinggung satu sama lain. Kalian sangat manis, kalian cocok menjadi pasangan)," ucap Rick sambil tertawa.
"What? So Berlia's aunt partner? beautiful but fierce (Apa? Jadi pasangan bibi Berlia? cantik tapi garang)," ejek Ryan kepada nona Berlia.
"Yes, my wife is fierce. I rarely come home, when I come home, I get scolded all day long (Ya, istriku galak. Saya jarang pulang, ketika saya pulang, saya dimarahi sepanjang hari)," jawab Rick membuat lelucon mengenai nona Berlia.
"I said what, my father was very exciting to joke with (Saya mengatakan apa, ayah saya sangat asyik bercanda)," jawab Calesthane sambil tertawa.
"why is everyone laughing? no one funny knows (mengapa semua orang tertawa? tidak ada yang lucu yang tahu)," nona Berlia menggebrak meja makan.
"Sorry aunt, I just wanted to joke with my boyfriend's parents. To make you happy, don't always be serious. Oh yes, can uncle or aunt speak Indonesian? (Maaf tante, saya hanya ingin bercanda dengan orang tua pacar saya. Untuk membuatmu bahagia, jangan selalu serius. Oh ya, bisakah paman atau bibi berbicara bahasa indonesia?)," ucap Ryan menjelaskan secara sopan.
"Oh, I can't speak Indonesian because I live in America and I rarely go to Indonesia. However, it was Mama Calesthane who was fluent in Indonesian (Oh, saya tidak bisa berbahasa Indonesia karena saya tinggal di Amerika dan saya jarang ke Indonesia. Tapi, Mama Calesthane-lah yang fasih berbahasa Indonesia)," jawab tuan Rick sambil meminum segelas air soda.
"Ohh, what is Mr. Rick's profession? (Ohh, apa profesi Pak Rick?)," tanya Ryan.
"My dad's profession as an American cop, Ryan (Profesi ayah saya sebagai polisi Amerika, Ryan)," jawab Calesthane sambil memakai lipstik.
"Calesthane Do not use lipstick that is too thick, dad does not like women who wear thick lipstick (Calesthane Jangan gunakan lipstik yang terlalu tebal, bapak tidak suka wanita yang memakai lipstik tebal)," perintah Rick.
"Yes daddy, I won't wear lipstick too thick. I use it for moisturizing (Ya ayah, saya tidak akan memakai lipstik terlalu tebal. Saya menggunakannya untuk melembabkan)," jawab Calesthane sambil menutup lipstik nya.