Chereads / Perceraian Kontrak / Chapter 13 - Api cemburu

Chapter 13 - Api cemburu

"Jadi kamu menyamar sebagai satpam supaya kamu menemukan cinta sejati mu?" tanya Anggara.

"Iya, selama ini saya sudah memacari 10 wanita tetapi mereka putuskan hubungan asmara dengan saya. Padahal saya serius menikahinya dan saya bisa mencukupi kebutuhan mereka. Tetapi saya kok selalu saja keliatan tidak sempurna didepannya," jawab Ryan sedikit curhat.

"Ya sudah sabar. Berati mereka bukan jodohmu, pasti Allah akan memberikan jodoh terbaik untukmu," jawab Anggara sambil menepuk pundak Ryan.

"Ya udah, kamu makan dulu aja gih," pak Boyo melepaskan tali yang mengikat tangan Ryan.

"Tidak usah pak, saya mau makan diluar saja. Apakah bapak mau ikut?" tanya Ryan beranjak dari kursi tempat duduknya.

"Gw mau dong di traktir," jawab Anggara.

"Ya udah kita makan di cafe langganan saya aja ya, di cafe Akira back," jawab Ryan.

"Serius nih di traktir?" tanya pak Boyo.

"Iya serius pak, tunggu saya telepon supir saya ya. Untung saja dia sedang makan-makan didekat sini," ucap Ryan.

Pak Boyo maupun Anggara hanya mengangguk-angguk kepalanya mendengar ucapan Ryan. Setelah itu Ryan menghubungi supir nya yang sedang makan-makan di cafe dekat kantor The Lavender.

Hanya menunggu 20 menit, mereka bertiga pergi menaiki mobil Ryan.

***

Empat jam kemudian...

Diruang Calesthane...

Calesthane tampak sedang menandatangani setumpuk surat yang lumayan banyak.

"Akhirnya selesai juga, tugas-tugas ku sudah selesai. Kini saatnya pulang, tunggu Rey udah sampai di Jakarta belum ya?" ucap Calesthane sambil memasukkan surat yang baru saja ditandatangani nya di map hijau.

Calesthane menghubungi Rey sebelum ia pulang ke rumahnya. Tadi pagi Calesthane sudah berjanjian dengan Rey untuk bertemu.

Tak lama kemudian Rey mengangkat telepon Calesthane.

"hello baby, why did you call me? (halo sayang, kenapa kamu meneleponku?)," tanya Rey.

"hello, hmm I want to ask if you arrived in Jakarta? (halo hmm saya mau tanya apa kamu sudah sampai di Jakarta?)," tanya Calesthane dengan dinginnya.

"Yes, honey I arrived in Jakarta, currently I'm in the apartment. (Iya sayang aku sudah sampai di jakarta, saat ini aku di apartemen)," jawab Rey.

"Oh ... well, I've also finished work, we'll meet at Menteng Park. (Oh ... baiklah, saya juga sudah selesai bekerja, kita ketemu di Taman Menteng)," jawab Calesthane.

"Okay honey, see you later. (Oke sayang, sampai jumpa)," jawab Rey.

"Yeah," Calesthane menutup teleponnya dengan Rey.

Iapun bersiap-siap untuk pergi dari kantornya. Sebelum pergi keluar dari area kantor, Calesthane menghampiri kantor pos satpam dan memeriksa apakah Ryan ada disana.

Iapun merasa bahagia saat kembali melihat Ryan ada disana dan sedang bercanda ria dengan para satpam lainnya.

Awalnya Ryan tidak menyadari bahwa Calesthane memperhatikannya namun lama-kelamaan ia sadar karena Calesthane tak sengaja menginjak gelas Aqua yang sudah kosong.

"Bu Calesthane," ucap Ryan sambil berdiri.

"Iya, hehehehe kamu ada toh disini Putra. Tadi kamu kemana? kok pagi saya gak lihat kamu ya?" tanya Calesthane sedikit canggung.

"Ah saya tadi itu menemani tetangga belanja ke pasar, jadi sedikit telat," jawab Ryan.

"Ohh, baik ya. Mau gitu bantuin tetangga belanja," jawab Calesthane.

"Iya bu," Ryan sedikit malu saat dipuji oleh Calesthane.

"Ya sudah saya pergi dulu ya, selamat beraktivitas kembali," Calesthane tersenyum manis sebelum pergi.

Setelah itu iapun pergi meninggalkan area kantor The Lavender. Ryan merasa penasaran, dimana tempat tinggal Calesthane berada? iapun memutuskan untuk mengikuti dari belakang.

Untung saja pria berjaket putih itu kembali membawa mobilnya yang dititipkan. Jadi Ryan bisa mengejar Calesthane.

Mobil Ryan berada tepat dibelakang Calesthane. Walau begitu Calesthane tidak menyadari dan tetap fokus mengendara.

Tiga puluh menit kemudian...

Mobil Calesthane maupun mobil Ryan sampai di taman Menteng Jakarta pusat. Calesthane turun dari mobilnya dan berjalan masuk kedalam.

Ryan mengikutinya dari belakang namun tidak terlihat. Asal Calesthane menghadap ke belakang, Ryan langsung buru-buru bersembunyi.

Sampailah mereka di tengah taman Menteng. Disana banyak bunga serta ditengah-tengah itu terdapat pohon yang sengaja ditanami. Pokoknya sejuk deh lihatnya ☺️

Terlihat disana terdapat Rey yang telah menunggu Calesthane. Ryan bersembunyi dibalik pohon yang ada didekat tempat Calesthane dan Rey.

Calesthane memanggil nama Rey lalu ia menghampirinya. Mereka berdua pelukan dengan hangat layaknya sebuah pasangan.

Ryan tidak terima melihat itu, ia sangat-sangat cemburu. Andai saja dia bisa menghajar Rey, ia menghajar nya dengan penuh amarah hingga babak belur wajah Rey.

"Hi baby, I miss you so much (Hai sayang, aku sangat merindukanmu)," ucap Rey sambil melepaskan pelukan hangat darinya.

"I also miss you so much. (aku juga sangat merindukanmu)," Calesthane tersenyum memandangi Rey.

"Oh yes, then how about the problem about your parents that you talked about yesterday?(Oh ya, lalu bagaimana dengan masalah orang tuamu yang kamu bicarakan kemarin?)," tanya Rey sambil merangkul Calesthane.

"Yes, so if you are serious with me, my mother will bless our relationship. But if we don't marry or break up, then my mama will set me up with someone else. (Ya, jadi jika kamu serius denganku, ibuku akan memberkati hubungan kita. Tapi jika kita tidak menikah atau putus, maka mama saya akan menjodohkan saya dengan orang lain)," jawab Calesthane ingin menangis.

"Don't cry, I love you. (Jangan menangis, aku mencintaimu)," jawab Rey mencoba menenangkan Calesthane.

"Yes but ... well, our relationship is not clear. we have been in relationship for a long time but still this way. (Ya tapi ... yah, hubungan kita tidak jelas. kami telah menjalin hubungan untuk waktu yang lama tetapi masih seperti ini)," Calesthane mengusap wajah nya dengan kedua tangannya.

Rey menepuk-nepuk pundak Calesthane dan memeluknya lagi dengan erat.

"you calm down honey I'll always be here for you. (kamu tenang sayang aku akan selalu ada di sini untukmu)," jawab Rey sambil tersenyum.

Di sisi Ryan berada....

Ryan tampak sedih melihat kejadian romantis antara Rey dan Calesthane. Ingin sekali ia menghancurkan itu semua, namun apa daya? jika Calesthane tidak mencintainya, sama saja percuma.

Ryan hanya bisa memukul pohon untuk meluapkan semua amarahnya. Rasanya ingin sekali ia menghancurkan itu. Tapi ya tapi. Dia selalu mempertimbangkan niatnya sebelum berbuat.

"Andai saja aku kenal dulu darinya, pasti aku tidak akan mengizinkan Calesthane dekat-dekat dengan pria itu. Hmm.. kenapa? kenapa asal aku menginginkan sesuatu selalu saja membuahkan kepahitan. Aku juga ingin punya pasangan," Ryan memukul-mukul pohon hingga tangannya merah sekali.