Chereads / Perceraian Kontrak / Chapter 12 - penyamaran terbongkar

Chapter 12 - penyamaran terbongkar

Setelah itu mereka semua mulai rapat mengenai acara nanti.

***

Beberapa jam kemudian...

Acara rapat pertemuan pun selesai. Para hadirin yang menghadiri rapat pergi dari kantornya Calesthane dan kembali ke kantor nya masing-masing termasuk Ryan. Namun sebelum Ryan berangkat pergi, ia sempat berbincang-bincang dengan Calesthane.

"Ohh jadi kamu itu sempat tinggal di Amerika," ucap Calesthane.

"Iya aku dulu sempat tinggal di Amerika. Tepatnya di kota New York namun kadang-kadang aku suka pindah-pindah tempat karena ada urusan," jawab Ryan.

"Begitu. Terus selain menjadi Ceo, pak Ryan bekerja sebagai apa lagi?" tanya Calesthane sambil memberhentikan langkahnya.

"Saya juga bekerja sebagai... tidak hanya seorang Ceo saja," jawab Ryan.

"Serius Ceo saja?" tanya Calesthane ragu.

"Iya betul, oh ya saya masih ada urusan jadi saya harus pergi," jawab Ryan.

"Iya sudah, sampai jumpa," Calesthane melambaikan tangannya.

Ryan masuk kedalam mobilnya lalu pergi keluar dari area kantor The Lavender. Calesthane memutuskan untuk masuk kedalam dan berisitirahat sejenak.

Ryan terlihat menghubungi seseorang sambil menyetir mobilnya dengan kecepatan yang normal. Tak lama kemudian, mobil Ryan memasuki sebuah komplek perumahan didekat kantor Calesthane.

Ryan pun turun dari mobil, namun ia sempat berganti baju menjadi penyamaran nya yaitu sebagai satpam. Salah seorang pria berjaket putih, menghampiri mobil Ryan lalu mengetuk kaca mobil pada saat Ryan sedang memakai topi satpam kantor. Ryan turun dari mobilnya lalu memberikan kunci kepada orang itu.

"Ini kuncinya, kamu bawa pulang ya. Uang nya sudah ada didalam," ucap Ryan sambil menyerahkan kunci mobil miliknya.

"Kalau begitu saya pergi ya, semoga penyamaran pak Ryan berjalan lancar," jawab orang berjaket putih.

Setelah itu mobil Ryan dikendarai si pria berjaket putih. Ryan juga keluar dari kompleks itu dan berjalan menuju kantor The Lavender.

Di pos satpam....

Tampak Anggara sedang meminum kopi sambil menikmati cemilan yang dibeli pak Boyo. Tadi pak Boyo datangnya sedikit terlambat, posisinya sempat digantikan oleh teman sesama satpamnya bernama pak Bono. Ya, pak Bono yang sempat ditanya oleh Calesthane mengenai keberadaan Putra alias Ryan.

Pak Boyo tampak menghampiri Anggara yang santai-santai saja dari tadi. Ia tidak bekerja sedikitpun.

"Eh... makan minum, makan minum mulu. Kapan kerjanya?" Pak Boyo memukul meja hingga Anggara terkejut.

"Ya nanti dulu ngapa pak. Saya juga laper seharian belum makan," jawab Anggara.

"Seharian belum makan? ini makan!" ujar pak Boyo.

"Alamak... maksudnya bukan begitu, ah susah lah jelasin ke orang yang udah tua," ejek Anggara.

"Apa lu kate? gua udah tua? besok-besok gua gak mau beli gorengan lagi," ancam pak Boyo.

"Ya maaf-maaf. Tapi emang benarkan?" jawab Anggara sambil tertawa.

Tak lama kemudian, Ryan datang dan menemui mereka berdua. Iapun langsung duduk disebelah Anggara dan berisitirahat sejenak sehabis meeting dan berjalan menuju kantor The Lavender. Kalau jalan kaki dari kompleks tempat Ryan mengganti samarannya ke kantor The Lavender, lumayan jauh.

Anggara dan pak Boyo terkejut melihat Ryan sudah datang saja. Sudah jam berapa ini? ini benar-benar sudah telat sekali.

"Eh, lu enak-enakan ya datang nya telat," ucap pak Boyo sambil melempar topi satpamnya kearah Ryan.

"Ya..ya maaf, saya tadi ada urusan sebentar," jawab Ryan.

"Urusan apa? bangun kesiangan? atau main-main dikandang ayam? baru masuk aja datang nya sudah terlambat banget begini, apalagi kalau sudah lama disini? bisa-bisa setiap hari bolos terus kali," sindir pak Boyo.

"Ya lain kali saya tidak begini," jawab Ryan.

Tiba-tiba terdengar suara telepon berbunyi. Ryan langsung merogoh kantong celananya dan ternyata benar, bahwa ada yang menelponnya.

"Aduh, gawat nih kalau sampai yang telepon ku mengenai urusan kerjaan. Mana lagi proses penyamaran," ucap Ryan dalam hatinya.

Pak Boyo merasa geram karena Ryan tidak mengangkat telepon nya yang dari tadi berbunyi. Padahal Ryan sudah tahu bahwa yang berbunyi adalah ponselnya, namun dia tidak mengangkat.

"Eh itu angkat orang yang telepon lu, berisik banget itu," perintah pak Boyo.

"Ini tidak penting," jawab Ryan.

"Udahlah angkat saja," Anggara mengambil ponsel Ryan yang ada dikantong celana Ryan.

Pak Boyo dan Anggara terkejut saat melihat ponsel Ryan karena ponsel Ryan adalah salah satu hp termahal di dunia, yaitu Falcon Supernova Pink Diamond iPhone 6.

"Ya Allah, itukan hp mahal yang harganya 667 miliyar," ucap pak Boyo.

"Hooh, inikan hp termahal. Tunggu yang menelponnya, captain Shean? siapa dia Put?" tanya Anggara.

Ryan langsung mengambil hpnya yang dipegang oleh Anggara.

"Ini teman saya," ucap Ryan.

Setelah itu ia mengangkat telepon dari captain Shean.

"Hello, good afternoon Captain Shean. Why? (Halo, selamat siang Kapten Shean. Kenapa?)," tanya Ryan.

"Good afternoon? where are you? (Selamat siang? kamu dimana?)," tanya Kapten Shean heran.

"I am in Indonesia, if in Indonesia it is 12 noon. Whereas in New York between midnight or early morning, right? (Saya di Indonesia, kalau di Indonesia sudah jam 12 siang. Sedangkan di New York antara tengah malam atau dini hari, bukan?)," jawab Ryan.

Pak Boyo dan Anggara tercengang melihat Ryan yang fasih sekali berbahasa Inggris. Mereka berdua saja tidak bisa berbahasa Inggris.

"Masya Allah, keren banget tuh bocah bisa fasih bahasa Inggris," ucap pak Boyo.

"Tidak cuma itu, hp nya juga hp mahal," jawab Anggara.

Lanjut ke pembicaraan antara Ryan dan Shean.

"Oh...you are in Indonesia, pantesan time difference from me (kamu di indonesia, pantesan beda waktu dariku)," jawab Shane sedikit tertawa.

"Yes, it is true. Oh yeah, why did you call me? (Ya itu benar. Oh ya, kenapa kamu menelepon saya?)," tanya Ryan.

"You have to get back to America soon, we need you. (Anda harus segera kembali ke Amerika, kami membutuhkan Anda)," jawab Shean.

"no, I don't want to go back to America now. (tidak, saya tidak ingin kembali ke Amerika sekarang)," jawab Ryan.

"this is an order! (ini adalah perintah!)," teriak Shane.

Ryan langsung mematikan teleponnya dengan Shean. Ia langsung mematikan ponselnya juga supaya Shean tidak menelepon nya lagi.

Pada saat Ryan berbalik, pak Boyo dan Anggara langsung membawa Ryan masuk kedalam kantor pos lalu mengikatnya disebuah kursi.

"Siapa kamu sebenarnya? kenapa kamu bisa menyamar menjadi satpam?!" tanya pak Boyo.

"Sa..saya Putra," jawab Ryan.

"Bohong! pasti kamu anak orang kaya kan? buktinya kamu bisa memiliki ponsel mahal dan jago sekali berbahasa Inggris. Satu lagi, kamu memiliki pistol termahal di dunia," jawab Anggara sambil menunjukkan pistol andalan milik Ryan.

"Jatuhkan pistol itu! itu sangat berbahaya! saya akan bicara mengenai identitas saya!" jawab Ryan.

Anggara meletakkan pistol itu di lantai. Ia sempat mengambil pistol itu pada saat Ryan sedang berbicara dengan Shean melalui ponsel, saat itu pistol Ryan terjatuh.

"Sudah diletakkan di bawah, sekarang buka jati dirimu!" perintah pak Boyo.

"Ya saya seorang Ceo kaya se Eropa. Saya juga seorang agen rahasia di Amerika serikat, nama asli saya Ryan Delon. Seorang Ceo terkenal," jawab Ryan.

"Terus kenapa kamu menyamar menjadi satpam?" tanya Anggara heran.

"Karena saya ingin menemukan pasangan hidup saya," jawab Ryan.