"Boss, jangan lakukan hal seperti itu dikantor!"
"Ah... Boss cukup!"
Andra tidak mendengarkan ocehan Marlyna, dia sibuk menciumi leher gadis itu dengan penuh nafsu. Kedua tangan kekarnya merogoh-rogoh sesuatu di dalam rok sana, menyentuh benda empuk itu perlahan sampai mengeluarkan bunyi desahan yang keluar dari bibir manis Marlyna.
Suasana toilet yang hening berubah menjadi medan nafsu yang begitu meresahkan, Marlyna tidak bisa menahan sentuhan sang Boss yang membuatnya begitu candu. Ciuman, belaian sampai sentuhan sensual tangan itu membuatnya sangat bergairah.
Celana dalam bermotif pisang itu berhasil Andra lepas sempurna, dia menyimpannya di dalam saku jas kemudian mulai melebarkan paha Marlyna. Suara resleting mengagetkan kesadaran gadis itu, dia menoleh ke bawah dan mengintip sedikit benda kesayangan Andra dengan sedikit merinding. Marlyna tidak bisa membayangkan bagaimana pisang sebesar itu akan menusuk miliknya yang masih sangat sempit.
