Alana memasuki halaman kampus dan bertemu temannya Agnes dia menghampiri sahabatnya memeluk bahu Agnes mereka berjalan bersama memasuki ruangan kelas.
Sebelum sampai di kelas mereka Alana dan Agnes meliwati tempat di mana papan pengumuman tertempel disana.
Agnes dan Alana heran mengapa banyak orang orang berkumpul di sana dan saling berbisik satu sama lain akhirnya Alana dan Agnes pun menghampiri tempat itu.
Ketika Agnes dan Alana tiba di sana salah satu dari komplotan Yolanda memandang Alana sinis dan berkata pada mereka yang ada di sana.
"Lihat ini Guys si Alana simpanan Om Om tajir telah tiba di kampus kita," ucapan Firda membuat temannya yang lain segera melihat ke arah Alana dengan tatapan meremehkan.
"Oh ternyata begitu rendah moralmu Alana setelah orang tuamu mengalami kebangkrutan kamu putus dengan Aldi ternyata kamu memilih menjadi simpanan Om Om tajir," ucap Maya teman Yolanda yang lain.
Agnes yang belum mengerti apa yang sebenarnya terjadi pun segera melihat apa yang sebenarnya terpasang di papan pengumuman itu hingga membuat mereka bergerombol.
Betapa kagetnya Agnes ketika melihat foto yang diambil dari arah belakang memang wajah Alana tidak terlihat jelas tapi siapa pun yang sering bertemu Alana pasti langsung tahu kalau itu Alana.
Di foto itu terlihat Alana yang baru turun dari mobil mewah dan terlihat berbicara dengan seseorang yang ada di dalam mobil itu.
Agnes pun menarik tangan Alana untuk memperlihatkan foto itu pada Alana dan Alana pun yakin foto itu foto kejadian baru saja di depan kampus waktu dia di antar oleh Max tadi.
Alana pun menarik tangan Agnes untuk pergi dari kerumunan itu, dia tidak ingin membuat masalah sampai ketahuan guru bimbingan konseling bisa bisa beasiswa yang sudah dia dapatkan dengan susah payah hilang.
Mereka yang menyaksikan kepergian Alana pun semakin menjadi mengata ngatai Alana kesempatan itu di manfaatkan oleh Yolanda untuk memprovokasi mahasiswa mahasiswa di sana untuk menghujat Alana tapi Alana tidak mempedulikan itu yang terpenting beasiswa yang dia dapatkan tidak hilang begitu saja.
"Alana kamu harus menjelaskan semuanya padaku," ucap Agnes sambil terus melangkah mengikuti Alana.
"Tenanglah Agnes aku pasti menjelaskan padamu tapi tidak sekarang," ucap Alana.
"Tapi apakah benar yang mereka tuduhkan padamu Alana?" tanya Agnes tiba tiba.
Alana pun menghentikan langkahnya dan menatap Agnes dengan tatapan yang tidak bisa di artikan.
"Apakah kamu tidak mempercayai aku lagi Agnes?" tanya Alana.
Agnes pun segera menggelengkan kepalanya mantap.
"Tentu saja tidak tapi bagaimana dengan foto foto itu?" tanya Agnes penasaran.
"Itu foto memang fotoku diambil tadi waktu aku berangkat ke kampus ini bersama rekan kerjaku dia seorang sopir di rumah mewah milik Bilioner tempatku bekerja sekarang, aku sekarang bekerja sebagai pembantu di sana tapi majikanku sangat baik dia mengijinkan aku tetap kuliah," ucap Alana menjelaskan pada Agnes.
Agnes pun mengangguk mengerti dia faham dengan keadaan Alana saat ini karena dia sendiri bekerja di sebuah restoran mewah sebagai seorang cleaning servis di sela sela kuliahnya demi menyambung hidup dan biaya kuliah.
Agnes dan Alana pun memasuki kelas tanpa memperdulikan mata yang selalu menatap Alana dengan tatapan meremehkan guru pembimbing pun datang dan pelajaran pun dimulai tidak ada satu orang mahasiswa pun yang berani membuka mulutnya untuk berbicara dengan teman-temannya.
Setelah jam pelajaran berakhir Alana memutuskan untuk menemui Meyda saudara sepupunya yang memberikan kesanggupan untuk membantu dirinya.
Alana menolak Agnes yang mengajak pulang bersama dia pun tidak mengatakan pada Agnes kalau dia ingin bertemu dengan Meyda.
"Beneran kamu tidak mau pulang bersamaku Alana?" tanya Agnes memastikan.
"Maafkan aku Nes hari ini aku ada urusan jadi aku tidak bisa pulang bersamamu," ucap Alana.
"Baiklah hati hati di jalan sampai jumpa lagi besok," ucap Agnes dan berjalan meninggalkan Alana sendiri.
Alana pun bergegas mencari taksi dan meminta sopir taksi itu mengantar ke alamat rumah Meyda.
Sesampainya di rumah Meyda Alana mengingat kalau dia belum mengabari Max kalau dia pulang terlambat, Alana menyempatkan mengirim pesan singkat kepada Max yang memberi tahukan bahwa dia sedang ada urusan dan pulang terlambat.
Alana pun memasukkan ponselnya kembali kedalam tasnya, Alana menekan tombol bel rumah Meyda tidak beberapa lama datang seorang Asisten rumah tangga membuka pintu untuknya.
"Nona Alana Nona Meyda telah menunggu Anda di ruang kerjanya," ucap Asisten rumah tangga itu.
Alana pun mengangguk dan bergegas menuju ruang kerja Meyda, Alana mengetuk ruang kerja itu setelah ada sahutan dari dalam yang menyuruhnya masuk Alana pun membuka pintu ruang kerja itu dan masuk ke dalam.
"Selamat datang di rumahku Alana apa kabar?" ucap Meyda menyapa Alana dari balik meja kerjanya.
"Aku baik baik saja Mey langsung saja apakah benar kamu mau meminjamkan beberapa uang padaku?" tanya Alana.
"Tentu Alana tidak usah buru-buru santai saja minumlah dulu minuman di depanmu itu aku tahu kamu haus setelah menempuh perjalanan ke sini," ucap Meyda pada Alana.
Alana yang memang merasa haus tanpa berfikir dan tanpa merasa curiga pun segera meminum minuman yang ada di depannya tanpa dia ketahui minuman itu telah di campur sesuatu oleh Meyda.
Alana merasa kepalanya sedikit pusing dan pandangan matanya menjadi sedikit kabur.
Ketika Meyda mengajaknya berbicara Alana harus ekstra mempertajam pendengarannya agar dia bisa mengerti apa yang dikatakan oleh Meyda.
"Alana aku tahu Ayahmu memiliki hutang yang begitu besar dan di tuduh sebagai penggelap dana perusahaan aku ada solusi sebaiknya kamu menikah saja dengan Tomas aku lihat dia tertarik padamu dan setelah itu hutang Ayahmu akan lunas itu janji Tomas," ucap Meyda.
Walau Alana sedang merasakan kepalanya yang semakin pusing dan berat tapi dia masih bisa mengerti apa yang di katakan Meyda dia menolak menikah dengan Tomas lelaki hidung belang yang sudah memiliki tiga istri itu.
"Kamu gila Meyda mengapa kamu tega menyuruhku menikah dengan lelaki brengsek itu," ucap Alana kesal.
"Itu semua demi kebaikanmu aku juga tidak bisa meminjamkan uang padamu jika kamu tidak mau menikah dengan Tomas kamu pasti tidak akan mampu mengembalikan uangku," ucap Meyda.
Alana yang merasakan kepalanya semakin sakit pun memutuskan untuk pergi dari rumah Meyda karena percuma dia berlama lama di sini toh Meyda tidak akan meminjamkan uang padanya malah memaksanya untuk menikah dengan pria brengsek seperti Tomas.
Alana pun bangkit dari duduknya dan berniat untuk meninggalkan tempat itu tapi kepalanya semakin terasa berat dan akhirnya dia Jatuh terduduk tidak sadarkan diri di ruang kerja Meyda.
Meyda yang melihat keadaan Alana pun tersenyum puas dia segera menelepon seseorang.
"Aku sudah menjalankan sesuai perintahmu, cepat ke sini dan kamu bawa Wanita ini jangan lupa bayaranku," ucap Meyda pada seseorang di ujung telepon.
Meyda tersenyum melihat Alana dia sedang memikirkan uang yang akan di terimanya nanti.