Hellen menatap Max dengan tatapan penuh tanda tanya, Max yang mengerti arti tatapan mata Hellen pun memberi isyarat pada Hellen kalau dia akan menjelaskan semuanya pada sang Tante.
"Hai cantik kalau aku boleh tahu siapa namamu?" tanya Hellen ramah.
Sebenarnya Hellen sangat bahagia melihat keponakan kesayangannya membawa pulang seorang wanita berarti dia telah menemukan gadis yang di rasa cocok untuknya karena selama ini Max tidak pernah membawa pulang seorang wanita pun ke rumah peristirahatannya ini, jangankan membawa pulang jika ada seorang wanita yang ingin mengenalnya saja dia akan segera menghindar dengan berbagai cara.
"Namaku Alana Tante," jawab Alana sopan.
"Kamu cantik dan aku setuju kalau kamu berhubungan dengan anak nakal ini jadi ada seorang wanita yang membantunya mengurus peru,_"
"Tante bukannya Tante ingin memasakkan makanan untukku aku sudah lama tidak makan masakanmu mumpung Bos tidak ada di sini kamu bisa masak untuk keponakanmu yang seorang sopir ini," ucap Max memotong ucapan Tantenya.
Max takut kalau Tantenya mengatakan siapa dirinya yang sebenarnya pada Alana, dia belum siap untuk apa yang akan terjadi setelah Alana mengetahui siapa dirinya sebenarnya karena Alana beda dengan wanita lain dia tidak silau akan harta, Max menatap Tantenya dengan tatapan penuh permohonan Hellen yang sudah mengenal keponakannya sejak kecil sudah faham apa maksud tatapan Max.
Hellen menghela nafas dan berkata pada Alana.
"Kamu mandilah dulu! Setelah itu ayo kita sarapan bersama," ucap Hellen sambil tersenyum.
Alana sebenarnya merasa tidak enak di sini dia sebenarnya seorang pembantu tapi Tante dari Max yang harus memasak sedangkan dia berleha leha tapi jika dia memaksa membantu memasak dan ketahuan kalau dia tidak bisa memasak maka itu lebih memalukan demi mencari aman akhirnya Alana pun mengangguk dan pergi ke kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian.
Setelah kepergian Alana Hellen pun pergi ke dapur dengan menatap Max kesal sebelum melangkahkan kakinya.
Max yang menyadari kesalahan Hellen pun menyusul ke dapur dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.
"Maafkan aku Tante aku berani memotong perkataanmu, tapi kalau aku tidak melakukan itu bisa bisa Tante mengatakan pada Alana siapa aku sebenarnya, aku tidak ingin Alana mengetahui siapa aku yang sebenarnya, aku ingin Alana mencintai aku apa adanya bukan karena harta," ucap Max.
"Aku tahu maksudmu Max tapi apakah tidak sebaiknya kamu katakan yang sebenarnya pada Alana Wanita itu paling tidak suka di bohongi," ucap Tante Hellen.
"Aku tahu Tante aku pasti mengatakannya jika waktunya telah tiba," ucap Max.
"Baiklah terserah kamu Tante doakan semoga kamu mendapatkan wanita yang baik," ucap Hellen.
"Terima kasih Tante aku pergi ke kamar dulu, aku mau mandi," ucap Max dan berlalu pergi.
Setelah kepergian Max Hellen melanjutkan acara memasaknya.
Max, Hellen, dan Alana sedang sarapan bersama di meja makan suasana canggung menghampiri Alana dia gugup kalau tingkah lakunya membuat Hellen curiga dan tahu kebenarannya kalau dia cuma kekasih pura pura Max.
Setelah berbincang bincang sebentar akhirnya Tante Hellen pergi dari rumah Max karena mendapatkan telepon mendadak dari butiknya dia harus kembali segera.
Alana pun bisa bernafas lega setelah kepergian Tante Hellen, Max pun tersenyum tipis melihat tingkah Alana.
"Kenapa kamu tadi kelihatan tegang sekali bukannya kamu sendiri yang berinisiatif menjadi kekasihku," ejek Max.
"Tutup mulutmu! Kalau bukan karena ingin berterima kasih padamu yang telah menolongku aku tidak mau berpura-pura menjadi kekasihmu, sungguh aku gugup," ucap Alana sambil menunduk.
"Kalau terpaksa tidak usah kamu lakukan," ucap Max sambil berniat berdiri meninggalkan Alana.
Alana yang melihat Max seakan akan tersinggung dengan perkataannya pun segera memegang tangan Max menahan agar Max tidak pergi dari sana.
"Maafkan aku! Aku tidak terpaksa melakukan ini semua yang ada aku ingin mengucapkan terima kasih padamu karena telah menolongku berkali kali," ucap Alana.
Max pun berpura-pura memasang wajah datarnya.
"Sudahlah ayo aku antar kamu harus kuliah," ucap Max.
Alana pun pasrah jika hari ini dia tidak bisa membujuk Max dia akan mencoba lagi besok.
Max pun mengantar Alana untuk pergi kuliah sekaligus dia berangkat ke kantor, hari ini max menggunakan setelah formal berwarna hitam dia terlihat lebih dewasa.
Sebenarnya Alana heran mengapa Max memakai pakaian seperti itu bukannya dia hanya seorang supir? Tapi Alana tidak berani bertanya pada Max karena takut Max akan semakin kesal padanya.
"Max apakah aku boleh tahu tentang Tante Hellen agar aku tidak salah dalam bersikap," ucap Alana memberanikan diri membuka mulutnya ketika sudah berada di dalam mobil.
"Tante Hellen adalah sosok pengganti orang tuaku setelah kematian mereka berdua, " ucap Max singkat.
"Apa orang tuamu sudah meninggal?" tanya Alana.
"Ya mereka meninggal karena kecelakaan," ucap Max.
Alana melihat raut wajah Max berubah sedih mengingat kedua orang tuanya Alana pun merasa bersalah karena telah mengorek luka Max.
"Maafkan aku! Aku tidak tahu kalau kedua orang tuamu telah tiada," ucap Alana.
"Sudahlah lupakan saja dan aku juga sudah bosan mendengar kamu terus meminta maaf entah sudah berapa kali hari ini kamu mengucapkan kata itu," ucap Max dengan masih fokus menyetir.
Alana menjadi kesal mendengar ucapan Max dia pun diam dan mengerucutkan bibirnya karena jengkel.
Max melirik Alana melalui kaca spion yang tergantung di depannya Max ingin tertawa melihat wajah Alana tapi dia berusaha menahannya dan menampilkan wajah datar.
"Jangan mengerucutkan bibirmu seperti itu! Apa kamu minta aku cium," ucap Max tanpa mengalihkan pandangannya.
Alana yang mendengar ucapan Max pun segera menutup bibirnya dengan kedua telapak tangannya.
Max yang melihat tingkah Alana pun hampir saja tidak bisa menahan tawanya tapi sebisa mungkin Max bertahan.
Akhirnya mereka sampai di halaman kampus Max menghentikan mobilnya dan membiarkan Alana turun sebelum Alana berlalu Max masih sempat berkata padanya.
"Jangan lupa nanti kalau sudah waktunya pulang kamu kabari aku," ucap Max.
Alana pun mengangguk dan berjalan meninggalkan Max sementara itu Max juga segera pergi dari halaman kampus.
Kedatangan Alana yang di antar Max pun tidak luput dari pengawasan Yolanda dia pun segera pergi ke kelas dan menyebarkan fitnah bahwa Alana sekarang menjadi simpanan Om Om dia berganti orang lagi pagi ini Alana di antar oleh seorang Om Om pengusaha.
Dengan sekejap mata gosip itu pun segera beredar ke semua penjuru kampus, para mahasiswi di kampus itu sibuk membicarakan Alana ketika Alana meliwati mereka, para mahasiswi itu menatap Alana dengan tatapan meremehkan Alana tidak menyadari itu karena dia tidak merasa melakukan kesalahan.