Chereads / My Husband is CEO / Chapter 11 - Ulah Yolanda

Chapter 11 - Ulah Yolanda

Alana terus berjalan tanpa memperhatikan dan mendengarkan apa yang teman temannya omongkan tentang dirinya, Alana terus menggandeng agnes dan mengajaknya untuk masuk ke dalam ruang kelas.

Alana bertahan agar dirinya tetap tenang dan tidak terpancing omongan Yolanda beserta teman temanya.

Yolanda merasa kesal karena Alana tidak terpancing emosinya dengan sengaja Yolanda berdiri di depan kelas dan mengumumkan pada teman temannya kalau Alana telah menjadi simpanan seorang Om Om tua pengusaha.

''Teman teman dengarkan aku salah satu dari teman kita ini ada yang menjadi simpanan Om Om kaya setelah Ayahnya terjerat hukum karena penggelapan dana dia frustasi dan memutuskan menjadi simpanan orang kaya tidak peduli dia tua bakotan terpenting berharta sungguh miris sekali hidup teman kita ini,'' ejek Yolanda.

Teman teman Alana yang mendengar perkataan Yolanda pun melihat kearah Alana.

Alana berusaha tenang melihat teman temannya yang memandangnya dengan tatapan merendahkan tetapi beda dengan Agnes dia sudah geram dengan tingkah Yolanda ingin sekali dia menghajar Yolanda saat itu juga tapi Alana menahan Agnes dengan cara menahan tangannya.

''Biarkan aku menghajarnya Alana biar dia tahu kalau kamu tidak sendiri dan dia bisa seenaknya saja mengatai kamu,'' ucap Agnes kesal.

''Biarkan saja kalau kita meladeninya sekarang bisa bisa kita masuk ruang BK,'' ucap Alana menenangkan Agnes.

Untung saja ketika Agnes ingin membuka mulutnya kembali tiba tiba Dosen masuk ke dalam ruang kelas, Yolanda yang sejak tadi masih berdiri di depan pun segera kembali duduk di bangkunya sebelum duduk dia sempat melihat Alana dengan tatapan penuh kebencian tapi Alana tidak peduli dengan itu semua.

Jam pelajaran pun berakhir dan kini waktunya istirahat telah tiba, Alana dan Agnes pun keluar menuju kantin untuk menikmati makan siang mereka.

Sepanjang perjalanan menuju kantin Alana selalu mendengar teman temannya yang selalu menyindirnya, Alana menggenggam tangan Agnes agar dia tidak terpancing emosinya.

Agnes pun mengangguk sebagai jawaban kekhawatiran Alana akan emosinya demi Alana dia akan berusaha tenang dan menahan emosi.

Sesampainya di kantin Alana dan Agnes memilih kursi yang berada di sudut ruangan untuk menjaga agar dia tidak terpengaruh oleh omongan omongan yang kurang berkenan.

Yolanda pun memasuki kantin dan mengedarkan pandangan matanya ke segala penjuru kantin untuk mencari keberadaan Alana dan Agnes, Yolanda tersenyum sinis ketika melihat keberadaan Alana di sudut kantin itu.

Yolanda memilih duduk di depan tempat duduk Alana dan Agnes dia memasuki kantin bersama Aldi mantan kekasih Alana yang sudah berpacaran dengannya selama beberapa tahun tapi tega mengkhianati hubungan mereka ketika Alana mengalami kesusahan.

Agnes yang melihat kedatangan Yolanda bersama Aldi pun merasa muak dan jengkel mengapa ada pria Seperti Aldi yang tega mengkhianati kekasihnya hanya karena harta.

''Lihatlah Sayang! Siapa yang duduk di belakang kita, dia sekarang menjadi simpanan Om Om tajir karena Ayahnya telah mengalami kebangkrutan dia tidak sanggup hidup menderita jadi dia lebih memilih menjadi simpanan Om Om beruang,'' ucap Yolanda sambil melirik Alana.

Agnes yang sejak tadi sudah menahan amarahnya kini sudah tidak sanggup lagi menahannya Agnes pun segera berdiri dari tempat duduknya Alana yang melihat itu pun segera menahan tangan Agnes untuk menghentikannya agar tidak membuat keributan di kantin tapi Agnes yang sudah terbakar amarah tidak memperdulikan itu.

''Tidak untuk saat ini Alana cukup aku akan memberi mereka pelajaran agar mereka tahu apa itu artinya menghargai seseorang,'' ucap Agnes kesal.

Alana sudah tidak bisa menahan kemarahan Agnes lagi, dia membiarkan Agnes menghampiri Yolanda dengan hati yang cemas.

''Hai Nenek Lampir! Jaga ucapan mu apa kamu belum pernah merasakan itu mulut disumpal dengan sepatu,'' ucap Agnes di samping Yolanda.

Yolanda yang mendengar ucapan Agnes pun menjadi kesal dia pun berdiri dan menampar Agnes.

Agnes yang mendapat serangan tiba tiba dari Yolanda pun tidak dapat menghindari tamparan itu, Agnes menjadi semakin emosi dia pun menjambak rambut Yolanda, Yolanda pun merasakan sakit yang teramat sangat di bagian kepalanya Yolanda pun mengigit tangan Agnes dan ketika tangan Agnes tidak terlalu kuat di rambut Yolanda dia pun segera mendorong Agnes dengan kuat, Agnes pun terjatuh dan kakinya mengenai sebuah kursi di kantin itu mungkin kakinya terkilir karena dia merasakan kakinya sangat sakit.

Alana yang melihat itu pun segera menolong Agnes Yolanda yang melihat Alana hendak menolong Agnes pun ingin menjambak rambut Alana tapi tiba tiba datang guru BK memasuki kanti dan melihat keributan Itu Guru BI segera menghampiri mereka.

''Ada apa ini ribut ribut?" tanya Pak Edward guru BK.

Agnes yang tidak ingin Alana terseret jika dirinya masuk ruang BK pun segera menjawab pertanyaan Pak Edward.

''Tidak terjadi apa apa Pak, saya kurang hati hati jadi saya terjatuh dan mengenai kursi,'' jawab Agnes.

Alana yang mendengar jawaban Agnes pun menatap Agnes seakan akan bertanya kenapa kamu berbohong Agnes yang bisa mengerti arti tatapan Alana pun hanya mengangguk sebagai tanda dia sudah benar dengan jawabannya.

Yolanda yang mendengar jawaban Agnes pun tersenyum sinis dia hanya diam saja memperhatikan Alana yang menolong Agnes berdiri dari posisinya Yolanda sendiri tidak ingin dirinya terseret ke ruang BK maka lebih baik dia diam saja.

''Pak saya minta ijin untuk membawa Agnes ke Dokter,'' ucap Alana pada Pak Edward.

Edward yang mendengar ucapan Alana dan memperhatikan keadaan Agnes pun mengangguk memberikan ijin pada Alana.

Alana membawa keluar Agnes dari area kampus setelah mengambil tas mereka. Alana memanggil taksi dan meminta supir taksi itu mengantarnya ke rumah sakit terdekat.

Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit akhirnya Alana

dan Agnes sampai di rumah sakit yang mereka tuju.

Alana langsung membawa Agnes masuk ke dalam rumah sakit itu setelah membayar ongkos taksi.

Agnes segera di tangani oleh Dokter dan Alana pun menunggu di depan ruang Dokter tersebut.

Sangking sibuknya Alana mengurusi Agnes sampai dia lupa mengabari Max satu hari ini.

Sementara itu di tempat lain Max baru saja pulang dari kantor hari ini pekerjaan sangat menumpuk sehingga seharian ini dia tidak sempat menghubungi Alana.

Max baru saja menapakkan kakinya di ruang tamu dan lampu di sana belum menyala dia heran mengapa jam segini Alana belum pulang Max pun segera mengambil ponselnya dan menghubungi Alana.

Tidak menunggu lama sambungan teleponnya diangkat oleh Alana.

''Halo,'' jawab Alana.

"Dimana kamu jam segini belum pulang,'' tanya Max.

Alana yang mendengar suara dingin Max pun sadar kalau dia belum memberikan kabar pada Max satu hari ini Alana pun merasa bersalah telah melalaikan tugasnya sebagai pembantu di rumah Max.