Chereads / I Hate You, Because I Love You! / Chapter 28 - Twenty Eight. Fakta baru

Chapter 28 - Twenty Eight. Fakta baru

Pagi ini, Adrian dengan setumpuk berkas yang ia bawa masuk ke dalam mobil. Pria itu membawa semua berkas yang Nicho suruh bawa, salah satunya kronologi penculikan Reszha, dan data diri seseorang yang kemarin siang mengangkat telfon di rumah Nicho. Sulit memang mencari bukti atau hasil dalam satu malam, namun anak buah Adrian ada banyak di luar sana, ia bisa mengandalkan spy handal untuk menyelesaikan permasalah kecil seperti ini. Masalah kecil? Ah benar, ini hanyalah masalah kecil bagi Adrian. "Dimana Nicho?" tanyanya pada salah satu maid ketika berada di dalam rumah, dan maid itu menunjuk kearah kamar Nicho, yang pintunya sedikit terbuka. Pria itu tidak sedang mabuk kan? Membiarkan pintunya terbuka seperti itu? "Tumben sekali kau mem—astaga! Pemandangan macam apa ini?!" ucapan Adrian terpotong ketika melihat Nicho yang berbaring di sofa kamarnya, tanpa mengenakan atasan, terlebih lagi, ada Reszha yang tak sadarkan diri di atas ranjang pria itu. Sial, apa yang telah Nicho lakukan pada Reszha?!

"Kau!" teriak Adrian dengan nada tinggi, dengan tangannya yang terkepal. Menyadari kedatangan Adrian, Nicho segera bangkit dari posisinya, dan menatap datar Adrian. "Apa? Kau mau membangunkan Reszha yang sedang sakit? Jangan cari masalah." ucap Nicho tenang, sembari ia berjalan kearah lemari bajunya. Reszha sakit lagi? Sebenarnya apa yang terjadi pada gadis itu? Kenapa ia sering sekali sakit?

Adrian beralih menaruh berkas yang ia bawa di atas meja, dan menghampiri Reszha, ada luka di bagian belakang leher gadis itu, dan dahinya juga ikut terluka sekarang. Mungkin ketika terbangun ia akan risih karena tidak menggunakan hijab, bahkan baru kali ini mereka sebagai kakak sepupu dan keponakan—mungkin—melihat Reszha tidak mengenakan hijabnya, karena dari usia 10 tahun, gadis ini sudah mulai menggunakan hijab. "Apa ini karena kejadian kemarin? Reszha yang hampir diperkosa?" tanya Adrian, dan Nicho mengangguk kecil sebagai jawabannya. "Dia belum sadar dari kemarin malam, Ryuna bilang, Reszha akan siuman siang nanti. Aku tidak akan pergi ke kantor, kau saja dulu yang menggantikan." jawab Nicho panjang. Tapi tunggu dulu, pria ini mengatakan jika Adrian dulu yang menggantikannya di kantor? Oh ayolah Nic, ia juga memiliki bisnisnya yang harus diurus! "Jika kau mau Reszha sembuh, menurut lah." lanjut Nicho, seolah tahu jika Adrian ingin membantah dirinya.

Dengan kesal, Adrian keluar dari kamar Nicho, dan ia berjalan kearah kamar Reszha yang berada disebrangnya. Lampunya redup, dan pintunya terbuka lebar, apakah malam tadi keadaannya benar–benar kacau? "Apa semua ini? Sungguh Reszha yang melakukannya?" lirih Adrian, ketika ia melihat kondisi di dalam kamar Reszha. Padahal niat hati ia datang kemari juga karena ingin memberikan semua berkas keberangkatan Reszha dan Ocean ke Australia, tapi jika keadaannya seperti ini, tidak mungkin bagi Adrian untuk memberikannya. "Foto Maura... ada tinta merah juga di belakangnya. Dan ini... tanggal kematian Maura? Tunggu, Maura yang meninggal? Bukannya Ema?!" ucap Adrian panjang, ketika ia membaca semua pesan tertulis di baliknya. Ada apa dengan keluarga Reszha? Jangan bilang jika kedua orang itu sama–sama memalsukan kematian mereka? Atau mungkin Maura tidak sakit jiwa?

"Kak Adrian? Kakak ngapain disini?" suara anak kecil membuyarkan lamunan Adrian, ia kemudian menoleh kearah belakang, dan mendapati Ocean yang berdiri di ambang pintu. Apakah anak ini tahu sesuatu? Atau Reszha benar–benar menyembunyikan segalanya dengan baik? "Kakak... cuma mau liat–liat aja kok. Kamu sendiri ngapain disini?" ucap Adrian balik bertanya, dan Ocean hanya membalasnya dengan jari telunjuk. Ia menunjuk sebuah boneka beruang yang berada di atas ranjang. "Boneka itu pemberian kakak jahat, ada kamera kecil di dalemnya." ucapnya, membuat Adrian semakin bingung. Wanita jahat? Dan kamera? Ada apa ini sebenarnya? Kenapa dua kakak beradik ini penuh dengan misteri dan teka–teki?

"Kemarin wanita jahat itu datang kesini kak, mutus kabel telfon rumah disini." kali ini, ucapan Ocean bisa dipercaya. Adrian segera berjalan kearah Ocean, menggiring anak itu untuk berjalan keluar kamar. Sepertinya, Ocean tahu banyak hal karena dididik oleh Reszha, kemungkinan besar, Ocean tahu keberadaan Ema dan Maura yang sebenarnya. "Once inget wajah cewenya?" tanya Adrian, dan Ocean mengangguk yakin. Jika seperti ini, mungkin Adrian tidak perlu bersusah payah mencari keberadaan wanita itu, karena Ocean tahu sendiri bagaimana wajah wanita itu. Tapi sebelum menyelidiki lebih lanjut, ia harus mengurus kantornya Nicho terlebih dahulu, disana juga sedang banyak masalah, ditambah dengan masalah–masalah seperti ini. "Emm, sekarang Ocean bantu Paman Nicho buat jagain kakak Reszha ya? Nanti malem om—kak Adrian mau balik lagi kesini, kita ngobrol santai, sambil makan ice cream, okay?" bujuknya, yang tentu saja dibalas anggukan antusias seorang Ocean.

Disisi lain, Nicho sudah tidak sabar dengan Reszha yang belum juga sadarkan diri. Ia ingin segera menayakan tentang keberadaan Ema, dan fakta mengenai Maura yang sebenarnya tidak sakit jiwa. Entah anak ini yang membohongi dirinya, atau ia dipaksa untuk berbohong oleh kedua kakaknya! Jika seperti ini, apa bedanya Ema dengan wanita lintah darat? Dan Maura? Mike bahkan sampai melalukan hal gila untuk membalaskan dendamnya! "Kenapa kau lama sekali sadarnya Reszha?!" umpat Nicho, sembari memukul meja yang berada tepat di sebelahnya.

Sekarang bahkan Nicho bingung, harus membenci siapa, Reszha yang menyebabkan kecelakaan, atau dua wanita yang sudah lama hilang dalam hidupnya? "Paman.." sembari berdecak kesal, Nicho menoleh kearah pintu, disana sudah ada Ocean dengan tampilanya yang berantakan. Oh ayolah, apakah tidak ada maid yang mau mengurus bocah ini?! Masa harus Nicho juga yang melakukannya? Sungguh sangat merepotkan! "Kau lapar? Minta makanan pada para maid!" kesalnya, sembari membuang pandangan dari Ocean. Jika Ocean tidak ingat ucapan kakaknya, mungkin sedari tadi ia mau diurus oleh para maid. Karena keracunan makanan, Reszha melarang Ocean untuk menerima bantuan dari semua maid, bahkan maid kepercayaan sekaligus. "Kakak melarang ku untuk berhubungan dengan para maid, jadi hanya paman yang bisa mengurus ku selama kakak sakit." jelasnya, dengan nada yang tidak canggung sedikitpun.

Dengan santai, Ocean masuk ke dalam kamar, sembari sebelah tangannya menenteng baju yang ingin ia gunakan. Sedangkan Nicho hanya menatap penuh ketidakpercayaan pada Ocean. Anak ini tidak main–main dengan ucapannya? Nicho yang harus mengurusinya selama Reszha sakit?! Baiklah, kali ini Mike benar–benar harus Nicho salahkan perbuatannya! Ia membuat rugi semua orang! "Oke! Diam dan duduk disini, jangan lakukan apapun tanpa perintahku!" ucap Nicho lagi, sembari ia bangkit dari tempat duduknya, dan berjalan kearah pintu. Entah Ocean yang pintar, atau Reszha yang tegas dalam mendidiknya, atau mungkin, kedua hal itu dimiliki oleh keduanya. "Mungkin... aku bisa sedikit menggali informasi dari Ocean?" lirihnya, sembari mengambil mangkuk, kemudian ia menuangkan segelas susu coklat cair, dan mencampurnya dengan sereal kesukaan anak–anak. Tidak lupa, Nicho membawakan roti yang sudah ia masak tadi, menu sarapan simplenya, dan semoga Ocean suka.

"Apa yang sedang kau lakukan?" tanya Nicho, ketika melihat Ocean berusaha untuk merobek boneka yang tadi berada di kamar Reszha. Ocean hanya menoleh, ia tidak menjawab Nicho sama sekali, dan itu membuat Nicho penasaran. Ada apa dengan bonekanya? Kenapa Ocean sangat ingin membongkar boneka beruang ini? Itu yang ada dipikiran Nicho. "Dapat!" seru Ocean, ketika berhasil mengambil kamera CCTV kecil yang berada di dalamnya. Melihat hal itu, Nicho menautkan kedua alisnya, apakah ia tidak salah lihat? Ocean berhasil menemukan sebuah kamera di dalam bonekanya? "Darimana... darimana kau bisa tahu jika di dalam sana terdapat sebuah kamera?" tanya Nicho, sembari mengambil alih kamera itu dari tangan Ocean.

Ocean menghela nafas kecil, kemudian ia berkata. "Aku menonton sebuah video, mereka menjelaskan cara agar kita bisa tahu apakah dalam sebuah benda terdapat kamera atau tidak. Dan aku mencobanya pada boneka ini beberapa minggu lalu, dan aku tahu alasan kenapa kak Reszha selalu berganti pakaian di dalam kamar mandi." jelasnya sedikit panjang. Anak sekecil Ocean? Bisa mengerti akan semua itu? Nicho saja bahkan jarang terpikir jika di dalam kamarnya mungkin ada kamera kecil yang tersembunyi juga.

"Siapa yang memberikan boneka ini padamu?" tanya Nicho lagi, dan Ocean beralih menatap Reszha. Nicho seolah tahu, Ocean dilarang banyak bicara mengenai orang yang bertanya tentang boneka ini, tapi sudah terlanjur, Ocean membongkar boneka ini di depan mata Nicho. "Ah, lebih baik kau makan dulu sarapan mu, jangan memikirkan tentang boneka ini dulu." ujar Nicho, sembari mendorong tubuh Ocean kearah meja yang berada di kamarnya. Anak itu hanya mengangguk kecil, sembari ia berjalan kearah meja, dan menaiki kursi yang berada disana. Kakak dan adik ternyata sama saja, sama–sama cerdas, dan selalu memikirkan hal–hal yang berada di luar nalar.

Sekarang, mungkin Nicho harus berpikir bagaimana cara agar ia bisa melihat isi rekaman yang berada dalam kamera ini, dan mungkin, kamera ini juga adalah jalan untuk mengetahui siapa pelaku yang menyelinap masuk ke dalam rumah kemarin siang. "Paman, orang yang kemarin membobol masuk ke dalam rumah adalah seorang wanita, dia juga adalah orang yang memberikan boneka berisi kamera pada kak Reszha ketika kami pertama pindah kemari. Namun boneka pemberiannya sudah kak Reszha buang, dan kameranya kak Reszha pindahkan. Hanya itu yang aku tahu." jelas Ocean lagi, kali ini lebih panjang daripada sebelumnya.

Bisa disimpulkan, dalang dibalik semua ini adalah wanita itu, dan mungkin ia juga bersekongkol dengan Mike untuk mencelakai Reszha. Tapi nama dan wajahnya masih menjadi misteri, sepertinya kamera ini juga hanya Reszha yang bisa mengetahui cara untuk mengoperasikannya. Karena pasti ketika kamera ini dibeli, yang bisa mengaturnya hanya wanita yang Ocean maksud itu. "Ocean bisa gambarkan, bagaimana wajah wanita itu?" ucap Nicho, dan Ocean kembali mengangguk sebagai jawabannya. Baguslah, setidaknya Ocean akan banyak membantunya dalam hal ini, dan pekerjaannya akan semakin ringan.

~~~~