Chereads / I Hate You, Because I Love You! / Chapter 29 - Twenty Nine. Reszha, antagonisnya?

Chapter 29 - Twenty Nine. Reszha, antagonisnya?

Hari sudah berganti malam, lagi. Dan Reszha sudah sadarkan diri dari siang tadi, hanya saja tidak ada siapapun kecuali Ocean ketika ia sadar. Katanya Nicho mendadak ada urusan, dan sampai sekarang pria itu belum juga pulang. Keadaan Reszha sekarangpun sudah semakin membaik, dan ia juga sudah selesai membereskan semua kerusakan yang dirinya perbuat. Hanya saja, ada sesuatu yang menghilang, tapi Reszha tidak ingat apa itu. "Once, dimana boneka beruang jelek itu berada?" tanya Reszha, ketika Ocean hendak menjawabnya, pintu kamarnya terbuka dengan sangat kuat, dan menunjukan Nicho dengan raut wajah penuh amarahnya diambang pintu. Ada apa dengan pria itu? "Katakan padaku dimana Ema sekarang!" teriaknya, membuat Ocean dan Reszha terkejut. Hey, kemarin Reszha memang sengaja menyebutkan nama Ema, tapi bukan untuk memancing amarah Nicho seperti ini, melainkan untuk membuatnya sadar, jika wanita yang ia cintai sebenernya masih hidup. "Ocean! Aku yakin kau tau dimana Ema dan Maura, bukan?! Dimana dua kakak perempuanmu yang lain?!" teriaknya lagi, dan Ocean yang ditanya langsung berlari kearah Reszha, kemudian ia menyembunyikan tubuhnya dibalik tubuh Reszha, sembari berkata. "Aku tidak punya kakak selain kak Reszha.." lirihnya, membuat Nicho terdiam sejenak.

Apa–apaan semua ini?! Apakah Reszha sengaja ingin menghasut Ocean agar tidak mengakui kedua kakanya?! Gadis ini memang pantas untuk Nicho benci! Tidak peduli dengan apa yang telah ia lakukan sebelumnya! "Kau! Gadis licik yang memalsukan kematian kakak mu sendiri! Maura yang kau bilang berada di rumah sakit jiwa, wanita itu sebenarnya tidak gila! Kenapa kau mengirimkannya ke dalam rumah sakit jiwa hah?! Pantas saja ia melakukan semua ini padamu! Karena kau sudah menghancurkan hidupnya, Reszha!" ucap Nicho panjang, masih dengan nada tingginya yang mendominasi.

Ah, Reszha mengerti sekarang, Maura sudah mengatakan sesuatu yang buruk pada Nicho mengenai dirinya. Atau mungkin... semua yang Nicho katakan itu benar? Jadi, siapa peran jahatnya disini? Nicho, atau Reszha? "Baguslah. Bagus jika kau sudah mengetahui segalanya, aku tidak perlu repot lagi untuk menyembunyikannya, paman." balas Reszha, dengan senyum tipisnya yang terlihat jelas. Sial! Gadis ini benar–benar mempermainkan Nicho! Pria itu tidak bersungguh-sungguh–sungguh, tapi kenapa Reszha malah mengakuinya?! Apakah gadis ini benar–benar melakukan segala hal yang ia tuduhkan? Tapi tuduhan itu bukan dirinya yang membuat, melainkan Mike dan Omanya, serta Maura yang secara tiba–tiba muncul. Ah iya, orang yang melakukan penyelinapan adalah Maura, atau lebih tepatnya, Maura dan Mike bersekongkol dalam hal ini. Kenapa? Kalian akan tahu alasannya nanti.

"Kau lebih pantas membenci ku paman, karena aku sudah menghancurkan masa depan semua orang. Terutama dirimu." ucap Reszha, membuat tangan Nicho terkepal kuat. Rasanya ingin sekali Nicho menutup mulut Reszha, dan menyuruhnya berhenti memanggil dirinya dengan sebutan paman. "Apa kau juga yang menyabotase mobilnya? Reszha?" Nicho! Yang benar saja? Kau pikir gadis berusia 10 tahun bisa melalukan hal itu? Apa kau pikir Reszha seorang psikopat? Tidak masuk akal! "Bukan." mendengar jawaban Reszha, membuat Nicho sedikit tenang, namun, Reszha kembali berucap, "Tapi aku turut campur dalam kecelakan hari itu, agar kak Ema gagal menikah dengan mu." Nicho, jangan bilang kau akan percaya pada semua yang Reszha katakan? Tolong, kali ini anggaplah ia sedang berbohong padamu, Nicho! "Apa yang kau katakan huh?! Apa kau tahu? Aku sudah mulai merasa iba padamu, tapi kau? Kau membuat semua itu terasa sia–sia Reszha! Lihat saja! Aku akan memberikan balasan yang setimpal padamu!" ucap Nicho panjang, dengan nafas yang terus berderu, dan amarahnya yang semakin memuncak. Kenapa jadi seperti ini? Kenapa respon yang Reszha berikan tidak sesuai dengan apa yang Nicho ingin dengar?! Kenapa rasanya sangat sakit ketika Reszha mengatakan semua itu?! Apa yang salah dengannya? Seharusnya Nicho merasa senang jika semua tuduhannya benar, bukan begitu?

Melihat kepergian Nicho, Reszha hanya memasang smirknya. Semuanya hampir berjalan sesuai rencana yang ia buat, jika seperti ini, mungkin kesempatannya untuk pergi dari sisi Nicho akan semakin leluasa, dan tidak ada hal apapun yang mengganjal lagi nantinya. Setelah kejadian kemarin, Reszha mengerti, di mata Nicho, ia hanyalah seorang gadis yang tidak memiliki harga diri, dan tak punya pendirian. Jadi, untuk apa ia berusaha untuk memperbaiki citranya di depan Nicho? Reszha sekarang mungkin akan menutup mata dan telinga, mengenai orang–orang yang menjelekan dirinya di luar sana. "Kak Eszha? Kenapa paman Nicho marah–marah kayak tadi? Apa kakak bikin salah sama dia?" tanya Ocean, dan Reszha hanya menoleh kearahnya. Ocean masih terlalu kecil untuk mengerti semua ini, walau Reszha tahu, jika Ocean selalu memperhatikan segala hal yang terjadi disini. "Ke depannya, Once gaboleh minta tolong ke siapapun, ya?" ujar Reszha, dengan hati yang bimbang, Ocean mengangguk kecil. Baiklah, Ocean mengerti jika sekarang ia tidak boleh bertanya kenapa pada kakaknya.

"Maaf paman, tapi aku harus membuat mu kembali membenciku. Agar ketika kak Ema kembali, kau akan merasa bahagia bersamanya, bukan bersama diriku." batin Reszha kecil, sembari memungut kamera kecil yang ia sembunyikan dalam boneka. Jujur saja Reszha tidak tahu apa saja yang Maura katakan pada Nicho, tapi yang pasti, ia kembali mencuci otak Nicho agar membenci Fareszha lagi, dan Voila! Maura sangat membantu Reszha dalam hal ini! Ia tidak memerlukan banyak rencana untuk membuat Nicho benci pada dirinya lagi. "Mulai besok, aku harus bersiap untuk fakta bahwa, semua orang akan kembali menjauhi diriku." lirihnya, dengan pandangan yang menatap lurus cermin besar di hadapannya. Ah iya, Nicho sudah mengganti cerminnya, dan mungkin Reszha tidak akan memecahkannya lagi.

****

Sudah satu minggu berlalu, dan Reszha tidak menemukan kebaradaan Nicho di dalam mansion besar ini. Dan minggu ini, Reszha memutuskan untuk pergi, dan kembali ke rumah lamanya dulu. Tidak terasa juga, awal bulan april ini Reszha akan menyelesaikan ujian kelulusannya yang terakhir, untungnya, semua kejadian buruk ini tidak menganggu fokus Reszha untuk mendapatkan nilai bagus. "Minggu lalu, ketika Nicho marah, aku berniat untuk berbicara dengan Ocean. Tapi ternyata ada hal buruk yang terjadi." ucap Adrian, yang membantu Reszha untuk mengemas pakaiannya. Seperti biasa, Reszha hanya membalasnya dengan senyuman, tidak ada yang perlu Adrian bicarakan juga dengan adiknya, karena semuanya sudah terjawab jelas bagaimana keadaan Maura dan Ema yang sebenarnya. "Apa semua berkas untuk pergi ke Australia sudah beres? Mungkin setelah cap tiga jari ku selesai aku akan langsung pergi kesana." tanya Reszha panjang, dengan sedikit penjelasan mengenai rencananya diakhir.

Adrian mengangguk kecil, ia memberi kode jika semuanya sudah lancar. Namun Adrian tidak akan memberikannya pada Reszha sekarang, karena ia tahu suasana di rumah ini sedang tidak baik. Belum lagi Nicho pasti akan melarang Reszha pergi ke Australia, karena pria itu akan membalaskan dendam Ema padanya. Mungkin terdengar tidak masuk akal, tapi itulah yang ingin Nicho lakukan sekarang. "Ketika kau pergi dari rumah ini, dan pergi ke Australia, kau harus pergi secara diam–diam, tidak boleh ada seorangpun yang mengetahui itu, kecuali aku dan Chika." tutur Adrian, dan Reszha sangat mengerti akan hal itu. Tahun ajaran baru di Australia mungkin dimulai awal tahun nanti, tapi Reszha harus mempersiapkan segalanya dimulai dari sekarang, pihak sekolah sudah menyetujui jika cap tiga jari Reszha akan di percepat.

"Mau kemana kau?" suara berat yang sudah lama tidak Reszha dengar kembali muncul, Nicho kembali lagi ke rumah ini. "Kau tidak lihat apa yang sedang aku lakukan? Jika bisa membantu, kenapa harus diam di sana?" jawab Reszha, dengan nadanya yang sedikit tenang. Wajah tegas Nicho menatap Reszha dengan penuh amarah, gadis itu ingin bermain–main dengannya? Apakah perkataanya minggu lalu tidak terekam jelas di otaknya? Sudah sangat jelas jika Nicho mengatakan akan memberikan balasan yang setimpal padanya, yang artinya Reszha tidak boleh pergi ke mana pun. "Taruh kembali semua barang mu, gadis." ujar Nicho dingin, membuat Adrian yang berada di sana menatap yang dengan sinis. Reszha tidak mau menggubris Nicho lagi, ia terus melanjutkan kegiatannya, dan melupakan keberadaan Nicho yang masih menatapnya dengan tajam. "Ku bilang taruh semua barang mu!" teriaknya, dan itu berhasil membuat tubuh Reszha bergetar. Sial, ternyata ia masih sensitif dengan kekerasan secara lisan juga.

Adrian menggeleng kecil ketika Reszha ingin menghentikan packingnya, dan terus melanjutkan membantu Reszha. Tapi, ia tidak tahu jika Nicho akan melakukan sesuatu yang buruk padanya, pria itu berjalan ke arah Adrian dengan tangan yang terkepal, kemudian ketika sampai, yang menarik kerah baju Adrian dari belakang, dan menghempaskannya ke dinding. "Brengsek!" umpat Adrian, sembari bangkit dari posisinya. Sekarang Adrian berjalan ke arah Nicho, membalikan tubuh pria itu dan memukulnya, kemudian ia berkata. "Jika kau berani melukainya lagi, maka aku tidak akan segan melawan l mu!" ancam Adrian, namun sepertinya hal itu tidak mempan pada Nicho. Buktinya, sekarang Nicho melempar koper Reszha yang berisi pakaian dan semua barangnya, lalu ia beralih memukul Adrian agar impas. Jika Reszha tidak mengalah, mungkin kedua pria ini akan adu pukul sekarang, dan Reszha tidak mau hal itu terjadi tentunya.

"Aku walinya sekarang! Aku yang berhak mengatur! Dan kau tidak memiliki hak apapun untuk menolongnya!" ucap Nicho dengan nada tinggi, sembari menarik kerah baju Adrian dengan sangat keras. Sial, jika tahu akan seperti ini, Reszha tidak akan mengemas barangnya hari ini. Hanya karena dirinya semua orang harus terkena imbasnya, sekarang Adrian mungkin nanti Ocean? Dan Reszha tidak mau hal itu terjadi. "Cukup! Sudah cukup! Aku tidak akan pergi kemanapun, kau puas?! Sekarang lepaskan kak Adrian!" putus Reszha, walau ada rasa sedikit sesak di dalam hatinya. Nicho yang mendengar hal itu hanya memasang smirknya, ternyata Reszha mau mengalah demi Adrian? Memalukan. "Bagus jika gadis sepertimu sadar akan posisi yang sebenarnya." bisik Nicho, kemudian ia melangkah pergi kearah pintu.

Adrian hendak mengejarnya, namun Reszha menahan pergerakan pria itu, ia tidak mau jika masalahnya semakin rumit. Ternyata, membuat Nicho membenci Reszha lagi, bukan memberinya kebebasan, akan tetapi malah memberikan tekanan baru untuk dirinya. "Maaf."

~~~~