Chereads / LOVE IN DIAMOND SALES / Chapter 6 - 6. Pelanggan Tajir

Chapter 6 - 6. Pelanggan Tajir

"Ahaha wanginya!" seru Lian sembari meletakkan sebuah pot bunga di area masuk toko berlian.

Lian tampak menggesekkan kedua tangannya, untuk membersihkan sisa tanah yang menempel di antara telapak tangannya.

FIUUHHH!

Lian lantas meniup kedua telapak tangannya. Kemudian, seulas senyum perlahan terbit di wajah Lian.

"Andaikan bisa libur dari kampus itu setiap hari, pasti hidup gue damai-damai aja. Gak perlu mikirin tugas, gak perlu mikirin dosen yang killer, hahaha enaknya libur kuliah," cetus Lian.

Pandangan mata Lian mengedar. Tumben sekali, tidak ada satupun orang yang berlalu lalang di depan toko berlian milik Lian. Padahal, Lian sudah membuka toko di lokasi yang strategis, yang harusnya akan banyak orang berlalu lalang di sini.

Saat Lian tengah asyik mengedarkan pandangannya, secara tiba-tiba, pandangannya menangkap sebuah mobil berwarna putih yang terparkir di halaman toko Lian. Lian pun lantas membelalakkan matanya.

"Wah, pasti pelanggan tajir! Harus gue siapin harga yang bisa menguntungkan gue nih," pikir Lian sembari bergegas masuk ke dalam toko.

Lian pun lantas berdiri di belakang display berlian. Hingga, seorang cowok bertubuh tinggi, sembari mengenakan kaca mata hitam, berjalan masuk ke toko Lian dengan penuh percaya diri. Sejenak, Lian terpana akan pemandangan di hadapannya tersebut.

"Wuish aura orang tajir," gumam Lian sembari menatap cowok itu dengan pandangan tidak berkedip.

Sesaat kemudian, cowok kece badai itu telah berada di hadapan Lian sembari mengamati display berlian yang terpajang di balik meja kaca. Cowok itu dengan cepat melepas kaca matanya, kemudian menatap Lian dengan pandangan lekat.

"Saya dengar, berlian di sini berbeda ya? Katanya, bisa membuat hubungan antar pasangan bisa menjadi lebih dekat?" tanya cowok itu sembari mengangkat sebelah alisnya. Mendengar hal itu, Lian pun sontak mengulas senyumnya.

"Silakan bapak memilih berliannya, setiap warna, memiliki kekuatannya sendiri-sendiri!" ucap Lian sembari menunjukkan berlian-berliannya.

"Saya gak tahu. Saya ingin kamu saja yang pilih. Saya ingin, hubungan saya dengan pacar saya semakin mesra, semakin kuat," sahut cowok tadi.

"Ah, sepertinya, Bapak ingin membeli berlian warna merah ya?" tanya Lian sembari menatap cowok itu dengan senyuman ramah.

"Memangnya ada berlian warna merah? Di sini, hanya ada berlian warna biru, hijau, dan kuning," cetus cowok itu. Mendengar hal itu, Lian lantas menyadari sesuatu.

"Mampus! Ketinggalan di rumah lagi!" rutuk Lian dalam benaknya.

"Ah berlian merah sedang dalam proses pengiriman, Bapak. Jadi, Bapak bisa pilih-pilih warna berlian yang cocok dengan selera Bapak di sini," cetus Lian sembari menunjukkan cengirannya.

"Cih, gimana sih! Tadi katanya, saya disuruh nyari yang warna merah!" pekik cowok itu. Mendengar hal itu, Lian langsung menggaruk tengkuknya.

"Iya, maaf, Pak. Saya tadi lupa, jika berlian merah sedang dalam masa pengiriman," alibi Lian. Padahal, Lian sedang harap-harap cemas. Jika pelanggan ini pergi, Lian ingin buru-buru mengambil stock berlian merah yang tertinggal di rumahnya.

"Berlian biru, apa fungsinya?" tanya si pelanggan cowok.

"Oh, berlian biru bisa menguatkan rasa percaya di antara pasangan. Jika hubungan bapak dengan kekasih bapak kurang di penuhi rasa percaya, kurang ketenangan, atau kurang keharmonisan, maka berlian biru adalah solusi dari itu semua," ucap Lian sembari mengulas senyumnya.

"Emm gimana ya, tapi pacar saya sangat percaya tuh sama saya. Apalagi saya juga sangat mempercayai pacar saya. Jadi, berlian biru bukan solusinya," cetus cowok itu sembari tersenyum miring.

"Ah atau Bapak ingin membeli berlian hijau? Pada dasarnya, kekuatan berlian hijau adalah meningkatkan gairah antar pasangan loh, Pak," bisik Lian. Namun, lagi-lagi, cowok itu terkekeh.

"Saya bisa menahan, karena pacar saya belum sepenuhnya menjadi hak milik saya. Saya tidak ingin menodai hal yang bukan hak milik saya," cetus cowok itu sembari membuang pandangannya.

"Atau, Bapak bisa pilih berlian warna kuning. Berlian warna kuning juga bagus loh, Pak!" seru Lian sembari menunjuk ke arah display berlian kuning.

"Apa kekuatannya?" tanya cowok itu.

"Kekuatannya, bisa membuat pasangan anda meninggalkan anda tanpa merasa bersalah. Ah ini bisa dipilih ketika anda ingin, orang yang anda cintai lebih memilih orang yang dicintainya tanpa harus memikirkan perasaan anda. Istilahnya, seperti, membiarkan pasangan anda dengan ikhlas meninggalkan anda tanpa beban," cetus Lian panjang lebar. Namun, detik itu juga, cowok itu menggebrak meja. Membuat Lian terkejut setengah mati.

"Aduh, jangan keras-keras mukulnya, meja kaca kalau beli mahal, Pak!" keluh Lian sembari menatap nanar ke arah meja kacanya.

"Oh, jadi maksud anda, anda ingin pacar saya memutuskan saya gitu? Apa-apaan ini! Saya ke sini karena saya mendengar bahwa jika beli berlian di sini, maka hubungan saya dan pacar saya bisa menjadi semakin kuat dan langgeng! Kenapa anda malah merekomendasikan berlian yang membuat hubungan saya dengan pacar saya hancur! Anda main-main ya sama saya?!" pekik cowok itu dengan sorot mata berapi-api.

"Lian, berlian merahnya kok malah gak dibawa! Niat jualan gak sih kamu ini!" teriak Mama Lian dari arah pintu.

Mama Lian pun lantas melangkahkan kakinya masuk ke dalam. Kemudian, ia menghentikan langkahnya tepat di samping cowok yang sedang marah-marah dengan Lian tadi.

"Maaf, sepertinya anda kesal ya karena menunggu berlian best seller ini?" ceplos Mama Lian.

"Berlian best seller? Bukan untuk membuat hubungan saya dengan pacar saya kandas kan?" Cowok itu menaikkan sebelah alisnya. Mendengar hal itu, tentu saja, Mama Lian meledakkan tawanya.

"Ya jelas tidak! Berlian ini sering diburu sama pasangan yang lagi dimabuk asmara loh," cetus Mama Lian sembari mengedipkan sebelah alisnya.

"Wah benarkah?" tanya cowok itu dengan pandangan tertarik.

"Apa bisa membuat hubungan saya dan pacar saya semakin kuat? Apa bisa membuat hubungan saya dan pacar saya semakin langgeng?" tanya cowok itu dengan wajah serius. Mendengar hal itu, Mama Lian langsung terkekeh pelan.

"Bisa. Berlian ini, bisa mengobarkan semangat asmara. Bisa saling meningkatkan cinta di antara kalian berdua," cetus Mama Lian.

"Baiklah, saya beli berlian yang ini, satu!" cetus cowok itu sembari mengeluarkan ponselnya.

"Berapa harganya?" tanya cowok itu. Mama Lian pun langsung tersenyum lebar.

"Lima puluh juta aja, saya kasih murah buat pak ganteng!" seru Mama Lian.

Sontak saja, Lian membelalakkan matanya lebar-lebar. Apa-apaan lima puluh juta! Padahal Lian sudah memasang harga dua puluh juta untuk cowok di hadapannya itu!

"Baik, silakan ketikkan nomor rekeningnya," cetus cowok itu sembari memberikan ponselnya ke Mama Lian.

Dengan penuh semangat, Mama Lian mengetikkan jarinya ke atas layar ponsel milik cowok itu. Setelahnya, Mama Lian pun segera mengembalikan ponsel itu kepada cowok tadi.

"Ini ponselnya. Atas nama siapa, pesanan berliannya?" tanya Mama Lian.

"Atas nama Alka. Sudah saya kirim. Bisa dicek," cetus cowok bernama Alka tersebut.

"Lian, cek! Udah kekirim kan?" tanya Mama Lian yang membuyarkan lamunan Lian.

Setelah melihat notifikasi di ponselnya, ia pun segera menganggukkan kepalanya. Sementara cowok itu, kini bersiap-siap untuk melangkah pergi dari toko.

"Tunggu! Nama anda Alka?" tanya Lian sembari menyipitkan matanya. Cowok itu pun sontak menganggukkan kepalanya.

"Dan sepertinya, wajah anda tidak asing. Apa anda mengenal saya?" tanya balik cowok itu. Sontak saja, Lian mengendikkan bahunya.

"Nama anda mirip seseorang, tetapi saya benar-benar tidak pernah mengenal anda," cetus Lian sembari menyibukkan diri mencatat hasil penjualan di atas buku tebalnya.

"Ah ini berliannya, sudah saya kemas dengan cantik. Lain kali, jangan sungkan-sungkan untuk membeli berlian di toko kami lagi ya, terima kasih!" seru Mama Lian sembari menyerahkan kotak berlian berbentuk love ke arah cowok itu. Dengan gerakan cepat, cowok itu pun segera mengambil kotak berlian berbentuk love ke dalam saku jasnya.

"Kalau begitu, saya permisi!" cetus cowok itu sembari melangkahkan kaki keluar dari toko berlian Lian.