Keesokan pagi nya, sebelum berangkat ke kantor, Fildza menyempatkan diri untuk membuatkan Tito makanan. pagi itu Fildza harus segera pergi ke kantor karena dia memiliki rapat yang sangat penting sehingga dia tidak bisa menunggu untuk menemui Tito. Tito keluar dari kamar nya dan melihat sudah ada sarapan yang tertata di meja makan. Tito sedikit tersenyum dan mengartikan bahwa ternyata Fildza masih memperhatikan dirinya.
Setelah selesai menghabiskan sarapan nya, Tito segera pergi ke kantor, saat di jalan Tito melewati sebuah toko bunga. Tito berpikir untuk membeli sebuah rangkaian bunga untuk Eri sebagai permintaan maaf nya soal perkataan nya tempo hari. Tito sama sekali tidak bermaksud lain saat itu.
Tito sengaja memakai jasa kurir untuk mengantar bunga tersebut agar tidak timbul isu mengenai dirinya lagi. ketika Tito tiba di kantor nya, Tito sempat melirik ke arah meja Eri. Eri yang biasanya selalu memperhatikan nya ketika dia baru saja tiba, kini tampak sangat masam terhadap nya.
Tito kemudian terlihat sedikit cemas dan masih tetap merasa bersalah kepada eri. dia pikir mungkin Eri masih marah kepada nya saat itu. padahal ternyata itu adalah salah satu rencana Eri untuk menarik simpati dari Tito.
Eri sama sekali tidak masalah di bilang wanita murahan oleh Tito. karena dia terbiasa dengan kata-kata itu. namun di balik itu semua ternyata Eri mempunyai rencana tersembunyi. Eri sudah memperhatikan wajah Tito yang terlihat merasa bersalah dengan nya. hal itu dia manfaatkan untuk menarik perhatian Tito.
" Kena kau! sudah ku bilang kan kau akan bertekuk lutut di hadapan ku. " ucap Eri dalam hati nya dan mulai tersenyum dengan licik.
Tak lama kemudian seorang kurir pengantar bunga datang dan mencari Eri. lalu Eri menghampiri kurir tersebut dan menerima bunga yang di tujukan untuk dirinya. Eri bertanya kepada kurir tersebut siapa yang pengirim nya. lalu kurir tersebut menunjukkan sebuah kartu ucapan yang ada di dalam bunga tersebut dan setelah itu pergi.
Semua mata memandang ke arah Eri dan mulai merasa penasaran siapa yang mengirimi nya dia bunga di saat jam kerja. Eri mulai tersenyum-senyum sendiri saat itu. Eri tidak mengatakan kepada rekan kerja nya siapa yang mengirimi nya bunga saat itu akan tetapi dia tahu persis yang mengirim nya saat itu.
Eri merasa dia sudah mulai selangkah lebih maju untuk mendapatkan hati Tito. dia merasa bahwa Tito seperti nya sebentar lagi akan terikat dengan nya. Eri merasa bahwa apa yang dia lakukan sudah sangat tepat sasaran.
ketika makan siang tiba, Tito keluar dari ruangan nya dan melihat ke arah meja kerja Eri. dia melihat Eri yang tampak sibuk memandangi layar komputer nya. Tito mulai berdeham di samping Eri. Eri yang mendengar nya saat itu mulai memandang ke arah Tito. namun saat itu Eri mengacuhkan nya dan sama sekali tidak menegur Tito.
" Apa yang sedang kau lakukan? apakah kau tidak makan siang? " tegur Tito.
" Tidak nanti saja. " sahut Eri dengan ketus.
" Apakah kau masih marah karena kata-kata ku kemarin? " tanya Tito
" Jika tidak ada kepentingan silakan pergi. " sahut Eri lagi yang berpura-pura kesal di depan Tito.
Tito merasa bahwa Eri sepertinya belum memaafkan nya. karena di lihat dari tutur kata Eri yang sangat ketus dan tidak manis seperti biasanya.
Sementara itu, Fildza saat ini tengah rapat bersama dengan para direksi. Fildza mendapatkan kabar bahwa akan ada pengganti Stevan. dimana saat ini posisi yang di tempati Stevan memang sudah lama kosong. Bu Siska berkata kepada Fildza bahwa pengganti Stevan adalah seorang pria yang begitu sangat berpengalaman. dan dia merupakan pria yang cukup kejam jika menyangkut masalah pekerjaan.
Mendengar hal seperti itu dari Bu Siska membuat Fildza menjadi sedikit takut dan merasa bahwa dia harus sempurna dalam presentasi nya hari itu. Fildza begitu fokus dan teliti dalam mengerjakan presentasi nya saat itu.
" Za, apakah kau sudah siap? bagaimana dengan ruangan rapat nya, apakah sudah di atur dengan baik? " tanya bu Siska.
" Tentu saja sudah siap semua bu. apakah dewan direksi yang baru itu lebih menyebalkan dari Stevan? " tanya Fildza dengan penasaran.
" Ku dengar sih tidak terlalu menyebalkan. tapi cukup lebih tegas saja. dan kali ini kau akan bertanggung jawab untuk membantu nya seperti biasa. " jelas Bu Siska.
" Apa? jadi aku lagi yang di tugaskan? " seru Fildza dengan terkejut.
" Tentu saja. karena yang lain sedang sibuk. dan kau baru saja kembali dari dinas kan, jadi hanya kau saja yang masih memiliki waktu luang. " kata Bu Siska lagi.
" Baiklah baiklah. aku mengerti. " pungkas Fildza.
Tak lama kemudian rapat pun di mulai. dimana satu persatu dewan direksi masuk ke dalam ruang rapat. dan ternyata dewan direksi yang di bilang oleh Bu Siska datang terlambat. sudah saat nya Fildza menyampaikan presentasi pekerjaan nya. kemudian bu Siska menyuruh nya langsung saja melakukan nya.
Fildza kemudian memulai presentasi nya. dan di tengah-tengah presentasi nya, tiba-tiba ada seseorang yang baru saja memasuki ruang rapat semua mata mulai tertuju pada pintu masuk ruang rapat. Fildza pun tiba-tiba terpaku pada seseorang yang baru saja masuk saat itu. Fildza sangat terkejut melihat seseorang yang baru saja datang itu.