Chereads / Aku, Kamu dan Valentine / Chapter 31 - Mencoba Memperbaiki Lagi

Chapter 31 - Mencoba Memperbaiki Lagi

Fildza semakin merasa bimbang dengan perasaan nya ketika dia terus menerus di dekati oleh Kenzo. entah mengapa sepertinya hatinya mulai di goyah kan oleh Kenzo. Kenzo tidak berpikir bahwa dirinya menyebabkan Fildza menjadi terguncang kembali. karena Kenzo hanya mendekati Fildza hanya karena Fildza adalah orang yang membuat dia merasa nyaman berteman dengan seorang wanita.

Aku mulai merasa bimbang. bahkan aku menjadi tidak bisa fokus memikirkan tujuan ku untuk memperbaiki rumahtangga ku dengan Tito. apakah aku memang sudah memiliki perasaan kepada Kenzo? padahal sebelum nya kau menganggap bahwa hubungan ku dengan nya hanya sebatas cinta satu malam saja. pikir Fildza saat itu.

Fildza merasa apa yang dia lakukan sangat lah tidak benar adanya. dia tidak bisa terus menerus egois dan tidak memikirkan Tito sama sekali. karena dia tahu jika nanti nya dia berpisah dengan Tito, pasti kedua orangtua nya akan kecewa kepada dirinya.

Lalu, Fildza berniat untuk tetap mencoba memperbaiki hubungan nya dengan Tito. pada saat Fildza sudah pulang, Tito yang biasanya sudah pulang lebih dulu ternyata tidak tampak batang hidung nya. Fildza kemudian memeriksa kamar Tito untuk memastikan apakah Tito ada di kamar nya atau tidak.

Fildza mengetuk pintu kamar Tito lebih dulu sebelum dia membuka nya kemudian. dan ternyata Tito tidak ada di kamar nya. Fildza bertanya-tanya mengapa Tito tidak ada di kamar nya, sementara biasa nya Tito selalu pulang lebih dulu dari pada dia. Fildza kemudian kembali ke kamar nya dan mencoba menghubungi Tito. akan tetapi Tito tidak menjawab panggilan nya.

Fildza mulai merasa cemas sekaligus bertanya-tanya. memang akhir-akhir ini Fildza selalu melihat Tito yang pulang terlambat. dan sedikit tercium bau alkohol di tubuh Tito. Fildza berpikir mungkin saja Tito sedang stress dengan pekerjaan nya sehingga Tito melampiaskan nya pada minuman.

Saat tengah malam, Hany masih memeriksa dokumen pekerjaan nya di kamar, kemudian dia mendengar suara langkah kaki yang berjalan melewati kamar nya. Fildza kemudian segera melihat nya. dan ternyata Tito yang baru saja pulang bekerja.

" Dari mana saja kau? apakah kau pergi minum-minum dengan teman-teman mu? " tanya Fildza dengan penasaran.

" Ya, begitulah. " jawab Tito dengan datar.

" Apakah kau sedang mengalami masalah? ku lihat kau hampir minum-minum setiap hari. " tanya Fildza.

" Apakah kau sekarang sudah peduli terhadap diriku? " tany Tito balik kepada Fildza.

" Tidak seperti itu maksud ku, hanya saja minum-minum seperti ini hanya akan merusak tubuh mu saja. " jelas Fildza.

" Ku pikir kau sudah peduli kepada ku. aku akan mengurus diri ku sendiri, jadi kau tidak perlu khawatir kepada ku. " sahut Tito dan kemudian meninggalkan Fildza begitu saja.

Fildza mulai merasa heran. mengapa sikap Tito menjadi dingin kepada dirinya. padahal Fildza saat itu hanya mengkhawatirkan kesehatan nya saja, namun dia tidak ingin hal itu terlihat jelas oleh Tito. Fildza berpikir mungkin saja salah dirinya yang tidak bisa memenuhi kewajiban nya sebagai seorang istri bagi Tito.

Semalaman Fildza berpikir dengan keras, apakah dia mencoba untuk tinggal sekamar dengan Tito seperti layak nya sebuah pasangan pada umum nya. Fildza berniat akan melakukan nya mulai besok. dia juga ingin mengetahui apakah dia masih memiliki perasaan kepada Tito.

Fildza juga berpikir dengan dia tinggal satu kamar dengan Tito apakah akan menimbulkan kembali benih-benih cinta di antara dia dan Tito. ketika sudah pagi hari, seperti biasanya Fildza tak lupa membuatkan sup pengar untuk Tito. Tito yang saat itu hendak pergi bekerja dipanggil oleh Fildza untuk sarapan lebih dulu.

Tito pun menuruti nya. Tito mulai makan sarapan yang telah di buat kan oleh istrinya saat itu. kemudian Fildza mulai membicarakan tentang dirinya akan tidur di kamar Tito.

" Ku pikir aku harus mencoba untuk tidur bersama dengan mu. " ucap Fildza tiba-tiba.

" Apa? maksud mu kita tidur bersama? " sahut Tito yang mencoba memperjelas perkataan Fildza.

" Ya, seperti itu. " jawab Fildza