Sementara itu, Tito saat ini masih memikirkan bagaimana cara membuat Fildza kembali pulang ke rumah. dia pikir Fildza sepertinya tidak bisa di bujuk saat ini. karena kesalahan nya saat ini sudah sangat fatal sehingga membuat Fildza tidak bisa memaafkan nya. di saat Tito sedang termenung, Eri menghampiri Tito sehingga membuat Tito terkejut.
Eri kemudian bertanya kepada Tito mengapa dia termenung saat itu. dan Eri sangat penasaran dengan apa yang Tito pikirkan saat itu.
" Mengapa kau termenung sendirian di sini? " tanya Eri.
" Tidak ada. aku hanya sedang memikirkan sesuatu, " jawab Tito.
" Apakah kau sedang memikirkan istrimu? " tanya Eri lagi berterus terang,
" Ha? ti-tidak. hanya ada sedikit masalah yang mengganggu ku belakangan ini. " sahut Tito mencoba menyembunyikan masalah nya di depan Eri.
Eri yakin bahwa Tito saat ini sedang berbohong kepada nya. karena dia melihat dari cara bicara Tito yang terbata-bata. namun Eri tidak mempedulikan nya karena dengan begitu dia bisa semakin dekat dengan Tito.
" Tito, maukah kau menemani ku malam ini? " tanya Eri.
" Menemani mu? menemani kemana? " jawab Tito kembali bertanya.
" Aku akan bertemu dengan seseorang untuk membicarakan bisnis. namun aku enggan pergi sendiri karena ini adalah pertemuan pertama ku dengan nya. " terang Eri.
" Malam ini ya. memang kau mau bertemu dimana? sepertinya tidak bisa jika malam ini karena aku harus mengurus sesuatu. " kata Tito.
" Begitu rupanya. padahal aku sangat takut. baiklah kalau begitu aku aka menemui nya sendiri saja. " sahut Eri sambil memasang wajah ketakutan di depan Tito.
Rencana Eri saat itu adalah bersikap lemah di depan Tito agar Tito merasa iba kepada nya dan akhirnya mau pergi bersama dengan nya. usaha nya pun membuahkan hasil cukup cepat. karena melihat Eri yang tampak ketakutan,Tito akhirnya bersedia mengantar Eri. Eri pun langsung tersenyum menatap Tito.
Eri tidak menyangka bahwa Tito kembali masuk ke dalam perangkap nya. Eri merencanakan sesuatu agar dia bisa kembali tidur dengan Tito dan membuat pernikahan Tito dan Fildza hancur. karena Eri mulai terobsesi dengan Tito.
Tito sendiri tidak mengetahui apa yang akan di rencanakan oleh Eri. Tito hanya tahu bahwa kali ini Eri telah berubah dan terlihat baik di depan nya. Tito sendiri merasa bahwa dia hanya menganggap Eri sebagai rekan kerja meskipun dia memiliki cerita yang di luar dugaan dengan Eri.
waktu berjalan dengan cepat. Eri dan Tito pergi bersama saat itu. sebelum pergi, Tito menyempatkan untuk mengirim pesan kepada Fildza bahwa dia akan pergi mengantar teman nya untuk bertemu rekan bisnisnya. namun saat itu Tito tidak mengatakan kepada Fildza bahwa teman nya itu adalah Eri. karena dia takut Fildza akan bertambah marah kepada dirinya.
Malam itu, Tito sama sekali tidak berpikir macam-macam. Tito kali ini berniat untuk mengantar dan menemani Eri saja karena dia merasa kasihan kepada Eri. setelah sampai di sebuah restoran yang bisa terbilang sedikit mirip pub itu membuat Tito mulai berpikir negatif. akan tetapi Tito mencoba untuk tetap fokus dan juga dia berjanji kepada dirinya sendiri bahwa malam itu dia tidak akan minum alkohol untuk menghindari dirinya dari masalah baru.
Tito berkata kepada Eri bahwa dia akan menunggunya di mobil saja dan tidak ikut masuk ke dalam. Eri sempat meminta Tito menemani nya sampai ke dalam, namun Tito menolak nya dengan alasan dia tidak begitu nyaman karena kondisi nya yang kurang baik. Eri pun akhirnya mengerti dan memutuskan untuk masuk sendiri.
Saat itu, Eri memang hendak menemui seseorang, namun dia bukan rekan bisnis melainkan temannya. dia mempunyai rencana untuk menjebak Tito malam itu. namun hampir gagal karena Tito tidak ingin masuk bersama dengan nya. Eri berniat untuk mencampur sesuatu di minuman Tito agar Tito mabuk tanpa minum alkohol dan membuat Tito menjadi sangat bergairah dan tidak tertahankan.
Eri kemudian mencoba memikirkan cara lain. akhirnya Eri memesan sebuah minuman dari dalam restoran itu untuk dia berikan kepada Tito. setelah Eri cukup lama di dalam restoran tersebut akhirnya dia keluar dan menemui Tito. Eri memegang segelas minuman di tangan nya. minuman tersebut tidak mengandung alkohol sama sekali namun sudah di campur sesuatu oleh Eri. Lalu Eri memberikan nya kepada Tito.
" Ini untuk mu. minumlah, " ucap Eri sambil memberikan segelas minuman yang dia bawa dari restoran.
" Apakah ini berakohol? aku harus menyetir. " tanya Tito.
" Tidak. ini hanya minuman bersoda. " ucap Eri meyakinkan Tito.
" Baiklah, terimakasih, " sahut Tito.
Tito kemudian langsung meminum setengah nya. ketika dia hendak menyalakan mesin mobil nya, tiba-tiba saja pandangan nya serasa sedikit berputar. Eri kemudian bertanya kepada Tito apa yang terjadi, namun Tito hanya berkata lelah kepada Eri. Eri mulai tersenyum licik. dia tidak menyangka bahwa obatnya akan bereaksi secepat itu.
Eri kemudian mulai membuka blouse yang dia pakai saat itu dengan alasan dia sangat kepanasan. Tito kemudian melihat nya. Tito tiba-tiba saja merasa bergairah kepada Eri, namun saat itu Tito masih mencoba untuk menyangkal nya. dan kebetulan saat itu sebelah restoran itu adalah hotel.
Kamudian Eri mulai mengipas-ngipas dirinya dengan kedua tangannya. hal itu membuat Tito menelan air liur nya. seolah-olah dia tidak tahan melihat tubuh Eri yang sangat seksi dengan menggunakan rok pendek dan baju lengan pendek nya yang cukup ketat di tubuhnya.
" Tito, ada apa dengan mu? mengapa kau memandangi ku seperti itu? apakah kau keberatan aku seperti ini? aku akan memakai blouse ku kembali. " ungkap Eri.
" Tidak! jangan! " teriak Tito dengan spontan.