Chereads / Aku, Kamu dan Valentine / Chapter 41 - Kebimbangan Seorang Kenzo

Chapter 41 - Kebimbangan Seorang Kenzo

Pada malam itu, Fildza di antar pulang oleh Kenzo. Kenzo kini mengetahui dimana Fildza tinggal setelah mereka sampai, Fildza mengucapkan terimakasih kepada Kenzo karena telah mengantar nya dengan selamat sampai di rumah. Kenzo hanya tersenyum mendengarnya. Kenzo saat itu akhirnya mengurung kan niatnya untuk memberi tahu Fildza tentang perselingkuhan yang telah di lakukan oleh suaminya.

Kenzo hendak mengumpulkan bukti-buktinya terlebih dahulu agar Fildza yakin dengan apa yang akan dia katakan nantinya. Kenzo memang menyukai Fildza namun dia tidak berniat untuk merebut Fildza dari suaminya. Kenzo pikir jika perkataan jujurnya kepada Fildza akan membuat hubungan rumah tangganya hancur, namun Kenzo tidak akan mencoba mengambil kesempatan dalam hal itu.

Kenzo tidak masalah jika nantinya Fildza lebih memilih suaminya di bandingkan dirinya asalkan suaminya memang benar-benar akan membahagiakan Fildza dan tidak membuat Fildza menangis apalagi sampai mengkhianati nya.

Setelah melihat Kenzo pergi, Fildza masuk ke dalam rumah nya. dia melihat tampak sepi dan sunyi. tiba-tiba saja Fildza terpikirkan ingin memiliki seorang anak dari pernikahan nya.

" Pasti menyenangkan jika aku memiliki anak. " gumam Fildza.

namun itu hanya angan-angan Fildza saja. Fildza sendiri sebenarnya belum berani untuk hamil. karena yang dia tahu, bahwa menjadi orangtua itu tidak lah mudah. meskipun mungkin hidup Fildza cukup mapan, namun dia masih belum memiliki keberanian untuk memiliki seorang anak meskipun terkadang dia cukup iri jika melihat seorang ibu yang membawa anaknya.

Fildza segera pergi mandi. setelah mandi dia kembali mengambil ponsel nya dan mencoba untuk menghubungi Tito. akan tetapi tidak di jawab oleh Tito. Fildza kemudian menyalakan televisi yang ada di kamar nya dan menunggu Tito pulang sambil menonton televisi.

Sementara itu, Tito yang saat ini tengah bersama Eri, mulai mencari alasan untuk pulang kepada Eri. Tito berkali-kali melihat jam tangan nya dan waktu semakin larut. Tito sebenarnya saat itu sudah enggan bersama dengan Eri mengingat hubungan nya yang kini sudah lebih baik dengan Fildza.

Tito merasa terpaksa untuk dekat dengan Eri karena dia takut jika Eri menemui Fildza dan membeberkan semua rahasia yang selama ini dia sudah sembunyikan dengan sangat baik. Tito dan Eri saat itu tengah berada di sebuah tempat karaoke. dimana saat itu mereka memakai ruang vip di tempat karaoke tersebut.

Eri mulai bersikap manja di hadapan Tito, Eri mulai bersikap agresif di depan Tito. Eri juga mulai meraba-raba tubuh Tito dengan maksud membuat Tito menjadi terangsang di buat nya. Tito bagaimanapun seorang pria, jika sudah mulai di pancing dia akan kesulitan menahan nya. terlebih lagi Eri yang memakai pakaian yang sangat seksi dan menunjukkan belahan dada nya membuat Tito semakin tidak bisa menahan hasrat nya untuk bercinta.

Tito pun mulai lepas kendali dan mulai membelai Eri bahkan Tito mulai mencium bibir Eri sehingga membuat Eri juga mulai lepas kendali. mereka mulai bercumbu di tempat karaoke tersebut. setelah mereka puas melakukan nya, Tito kemudian berkata kepada Eri bahwa dia harus segera pulang.

Eri masih mencoba menahan Tito, karena dia tidak ingin Tito pergi meninggalkan nya begitu saja. Eri semakin merasa egois saat itu. namun Tito tetap saja bersikeras untuk pergi sehingga akhirnya Eri pun membiarkan nya begitu saja. Eri pikir sepertinya lebih baik melepaskan nya saat itu agar hubungan nya dengan Tito tetap berjalan dengan baik.

Tito kemudian segera pulang. tepat jam 12 malam Tito sampai dirumah. saat itu, Fildza sudah tertidur karena menunggu Tito yang tak kunjung pulang. Tito kemudian mematikan televisi dan mengganti pakaian nya. setelah dia membersihkan dirinya dia langsung pergi ke tempat tidur nya.

dia melihat Fildza yang tampak tertidur lelap. ada rasa bersalah yang tiba-tiba saja datang menghampiri dirinya. Tito berpikir bahwa dia sebaiknya segera mengakhiri hubungan nya dengan Eri sebelum dia benar-benar kecanduan dengan Eri. Tito berpikir saat ini saja dia sangat kesulitan menahan dirinya, bagaimana jika nantinya dia benar-benar tidak bisa lepas dari Eri. setelah Tito cukup lelah berpikir akhirnya dia tertidur.

Keesokan harinya, Fildza seperti biasanya sebelum pergi bekerja dia membuat sarapan untuk dirinya dan juga suaminya. Tito yang saat itu sudah selesai bersiap segera menemui Fildza di ruang makan. Tito menghampiri Fildza dan memberikan ciuman selamat pagi kepada istrinya itu. Fildza pun tampak tersenyum gembira.

" Apakah semalam kau pulang sangat larut? " tanya Fildza.

" Ya, begitulah, pekerjaan ku sangat banyak. dan ku lihat kau sudah tertidur dengan tv yang masih menyala semalam. " jelas Tito kepada Fildza.

" Ah, maaf. sepertinya malam itu aku ketiduran. " terang Fildza.

" Tidak masalah. " sahut Tito sambil tersenyum.

Setelah sarapan, mereka berdua akhirnya pergi bekerja bersama. seperti biasanya Tito mengantar Fildza lebih dulu sebelum dia pergi ke kantor. sebelum turun dari mobil, Fildza bertanya kepada Tito apakah dia akan lembur lagi malam ini, dan Tito berkata bahwa dia akan pulang tepat waktu dan menjemputnya tepat waktu hari ini. Fildza pun kemudian mencium pipi Tito sebelum dia akhirnya turun dari mobil.

Ternyata saat itu Kenzo yang tengah berada di tepi jalan, melihat di saat Fildza yang begitu senang di antar oleh suaminya dan sempat mencium pipi suaminya juga. hal itu semakin membuat Kenzo makin tidak bisa mengungkap kan nya kepada Fildza perilaku suaminya yang sebenarnya.