Pagi hari datang menjelang, dimana pagi itu Tito terbangun dari tidur nya dan menyadari bahwa dia sedang berada di sofa yang ada di ruang tamu. Tito mulai memegang kepala nya yang saat itu sakit bukan main. lalu dia beranjak dari atas sofa dan pergi ke dapur untuk mengambil air minum. Tito melihat meja makan yang kosong dan tidak ada makanan apapun. Tito kemudian mencoba mengecek kamar Fildza apakah Fildza masih tertidur atau tidak.
Setelah Tito mengetuk pintu kamar Fildza, tidak ada jawaban dari dalam kamar. Tito kemudian berpikir kemana Fildza pagi itu pergi. sedangkan hari itu kebetulan akhir pekan. Tito pun segera kembali ke kamar nya dan pergi mandi.
Fildza pagi itu sudah pergi ke rumah orangtuanya. dia ingin menemui ibunya dan membicarakan masalah yang saat ini tengah dia hadapi dengan Tito. Fildza pada dasar nya memang ingin menyelesaikan masalah nya sendiri tanpa melibatkan orangtuanya, namun Fildza memikirkan lagi bahwa orangtuanya memang harus mengetahui nya lebih awal.
Fildza di sambut baik dengan orangtuanya. bahkan mengetahui putri semata wayang nya akan datang berkunjung ibunya sudah menyiapkan banyak makanan untuk dia sajikan kepada putrinya tersebut. Fildza kemudian menyapa ayahnya yang saat itu tengah menonton televisi. lalu mereka mulai berbincang-bincang bersama.
Fildza yang saat itu masih ragu untuk memberitahukan kepada orangtuanya masalah yang dia hadapi saat ini, masih terus mengulur-ulur waktu. makan siang pun telah di siapkan oleh ibunya. mereka pun segera makan bersama. di sela-sela waktu makan, Fildza berbicara kepada kedua orangtuanya bahwa dia ingin menyampaikan sesuatu hal yang sangat penting.
" Ada apa Za? apakah kau sedang bertengkar dengan Tito? " tanya ibunya.
" Tidak Bu, aku dan Tito baik-baik saja. hanya saja kami memang sedikit memiliki masalah yang mengharuskan kami memiliki waktu kami sendiri dan jarang berkomunikasi. " terang Fildza.
" Fildza, itu namanya masalah sepele di dalam pernikahan. kau harus lebih sabar lagi menghadapi nya dan cobalah untuk bisa menekan ego kalian masing-masing. dengan begitu masalah akan bisa di lalui dengan baik. " ucap ayahnya memberikan nasihat kepada Fildza.
" Baiklah ayah, aku akan mencoba nya. " jawab Fildza.
Saat itu Fildza tidak mengatakan secara rinci kepada orangtua nya tentang masalah yang dia hadapi saat ini. karena dia takut bahwa orangtua nya akan semakin mengkhawatirkan nya. bagi Fildza yang terpenting dia sudah memberitahu secara garis besar kepada orangtua nya.
Tito yang pada saat itu merasa mencemaskan Fildza, mencoba untuk menghubungi Fildza. di saat mencoba menghubungi Fildza, nomor nya selalu di alihkan. ternyata saat itu Fildza memang mematikan ponsel nya agar Tito tidak mengganggu nya. Fildza merasa bahwa dia membutuhkan waktu untuk berpikir lagi apakah dia akan meneruskan hubungan pernikahan nya atau tidak.
Tito sama sekali tidak ada gambaran kemana Fildza akan pergi di akhir pekan. karena selama dia menikah dengan Fildza, setiap akhir pekan Fildza selalu berada di rumah dan terkadang berada di kantornya untuk lembur bekerja. Tito berpikir mungkin saja Fildza sedang berada di kantor.
Di saat Tito sedang menonton televisi tiba-tiba saja dia mengingat apa yang yang telah terjadi semalam dan bagaimana dia bisa sampai di rumah.
" Oh, shit! aku sudah membuat kesalahan. " ucap Tito ketika mengingat kejadian semalam.
Tito kemudian langsung menghubungi Eri untuk meyakinkan dirinya lagi. ketika Eri menjawab panggilan telepon dari nya, Tito langsung bertanya kepada Eri apakah benar semalam dia yang mengantarnya pulang. dengan yakin Eri menjawab bahwa dia memang benar mengantar nya sampai di rumah dan bertemu dengan istrinya.
Tito mulai merasa panik seketika. Tito tidak menyangka bahwa dia semakin memperumit masalah yang tengah dia hadapi dengan Fildza saat ini. Tito sama sekali tidak menyangka bahwa dia kembali melakukan hal yang sama. Eri kemudian mencoba bertanya kepada Tito apakah Fildza marah kepada nya atau tidak.
Tito yang saat itu terpancing dengan pertanyaan Eri mulai menceritakan apa yang saat ini tengah terjadi. Tito malah mencoba untuk mencurahkan isi hati nya kepada Eri. Eri merasa besar kepala karena Tito mulai terbuka kepada nya. Eri pun mulai memberikan saran-saran yang mengarahkan agar hubungan Tito dan Fildza semakin merenggang.
Setelah mengakhiri panggilan dengan Eri, Tito merasa aneh. mengapa dia saat itu malah bercerita kepada Eri ketimbang mencari keberadaan Fildza. Tito kemudian terpikirkan untuk menghubungi orangtua Fildza. karena dia pikir mungkin Fildza sedang berada di sana.
" Halo Bu, apakah kebetulan Fildza sedang berada di sana? " tanya Tito ketika mertua nya mulai menjawab panggilan telepon darinya.
" Oh, tadi memang dari sini dan makan siang disini. apakah Fildza belum pulang? " jawab mertua Tito dan kembali bertanya kepada Tito.
" Belum Bu. mungkin dia kena macet di jalan. baiklah bu kalau begitu aku akan menunggu nya saja. sampai jumpa. " kata Tito lagi dan kemudian mengakhiri panggilan nya dengan mertuanya.
Tito mulai bertanya-tanya kemana Fildza berada saat ini. dia tidak bisa memikirkan tempat yang biasa di datangi oleh Fildza. Tito merasa sepertinya dia malah memperkeruh masalah nya dengan Fildza. Tito mengakui bahwa dia memang sudah sangat keterlaluan saat ini.
" Kemana Fildza sebenarnya? mengapa dia seperti ini? apakah dia benar-benar marah pada ku karena persoalan semalam? " ucap Tito yang mulai berbicara kepada dirinya sendiri.