Di sebuah pedesaan yang cukup jauh dari kota, Arya dengan langkah santainya terus menyusuri jalanan setapak. Jalanan yang tidak terlalu besar, hanya cukup beberapa motor. Sehingga Arya harus menyusuri jalanan ini dengan jalan kaki.
Di tangannya sudah ada secarik kertas yang bertuliskan sebuah alamat, Arya terus saja melihat ke arah kertas tersebut kemudian melihat ke rumah-rumah yang berjajar secara bergantian. Untuk memastikan dirinya sudah sampai di tujuan atau belum.
Sekitar sudah setengah jalan mencari kesana-kemari, langkah kaki Arya terhenti seketika saat dirinya mendengar suara tawa yang sangat dia hafal tidak jauh dari posisinya saat ini berada.
Arya sangat yakin kalau suara itu adalah milik seseorang yang sedang dia cari saat ini. Dengan mantap Arya mendekati sumber suara tersebut yang Arya yakini berasal dari ibu-ibu yang sedang bercengkrama di depan warung.
Saat posisi Arya hanya beberapa meter dari ibu-ibu tersebut, Arya menelisik wajah dari mereka satu persatu namun tidak ada yang Arya kenali, kecuali satu orang.
"Permisi" ucap Arya dengan gugup. Sontak mereka langsung menolehkan kepalanya menatap Arya, termasuk ibu-ibu yang membelakangi Arya.
Perasaan gugup tapi langsung berubah begitu saja saat Arya dapat melihat wajah dari seseorang yang dia cari. Lega dan sedih bercampur menjadi satu, air mata Arya keluar begitu saja tanpa memberikan aba-aba. Baru kali ini setelah sekian lamanya Arya tidak pernah menangis, dan hanya orang yang ada di hadapannya sekarang ini yang bisa membuatnya menangis.
"Bunda... ini Arya"
-beberapa hari sebelum sekarang-
Arya menatap Fito dengan serius, di tangannya sudah tertera sebuah map yang berisikan kegiatan, alamat, dan juga beberapa foto dari ibunya Arya.
Arya sengaja meminta tolong Fito untuk membantunya mencari keberadaan bundanya yang sempat muncul kembali secara tiba-tiba namun kembali menghilang begitu saja.
Fito sendiri memiliki latar belakang yang cukup meyakinkan dalam mencari orang hilang, bahkan Fito membuka usaha sampingan yang cukup ilegal terkait dengan mencari orang hilang.
Biasanya orang hilang yang dicari oleh orang-orangnya Fito adalah orang-orang yang memiliki background gelap, bukan dari kalangan yang biasa-biasa saja. Maka dari itu Arya meminta bantuan Fito karena pergerakan yang dilakukan Fito dan juga anak buahnya itu underground, dan sangat hati-hati namun pasti.
"Awalnya gue kira bapak lo nyembunyiin ibu lo di apart atau rumah lain yang beliau punya. Karena yang banyak penjagaan justru di situ, tapi setelah anak buah gue amati ternyata bukan. Justru yang banyak penjagaan itu cuman buat tipu-tipu doang, kayanya bapak lo tau kalau lo pasti bakal nyari keberadaan ibu lo" jelas Fito dengan santainya sambil menyeruput martini yang dipesannya tadi.
"Terus, yang bikin lo yakin kalau ibu gue ada di tempat ini dari mana?"
"Anak buah gue sempet ngebuntutin anak buahnya bapak lo. Kayanya bapak lo suka ngirim sesuatu secara rutin setiap seminggu sekali, dan pas anak buah gue ngikutin suruhan bapak lo itu, dia ngarah ke desa itu. Mulai dari situ anak buah gue sering ngintai di desa itu.."
"Terus?"
"Seperti yang lo liat, fotonya ga begitu banyak. Jadi gue pastiin kalau ibu lo jarang keluar rumah, kecuali interaksi sama tetangga sekitar. Itupun seperlunya.. mungkin ibu lo masih ada di bawah pengawasan bapak lo, jadi ibu lo ga bebas kemana-mana"
Mendengar penjelasan Fito, emosi dari dalam diri Arya menguak begitu saja. Dirinya langsung menegak Vodkanya dengan maksud ingin meredam emosi yang saat ini tertahan.
Arya benar-benar tidak habis pikir kepada ayahnya. Sampai saat ini, Arya tidak pernah tau menau alasan mengapa dirinya dipisahkan dengan ibunya, hanya dirinya yang begitu sementara Alana dan juga Anya masih bisa tinggal bersama dengan ibu mereka.
Setiap kali Arya bertanya perihal keberadaan ibunya, yang di dapatkan Arya hanya pengalihan, atau ayahnya akan memarahi dirinya. Sampai-sampai Arya merasa lelah sendiri setiap bertanya soal ibunya.
Namun semesta berpihak pada dirinya, saat Tere bilang kalau ada seorang wanita yang datang mengunjungi kantornya bernama Mariska, dari situ Arya semakin gencar untuk mencari ibunya.
"Lo bisa Ya... lo bisa ketemu sama ibu lo"
"Lo yakin disana gaada penjagaan apapun?" Tanya Arya namun matanya masih mengarah kepada foto ibunya yang sedang tersenyum kepada seorang ibu-ibu lagi.
"Yakin se yakin-yakinnya. Lo ga ngeraguin anak buah gue kan? Mereka ngintai berhari-hari loh.. dan gue juga bilang sama mereka jangan main-main sama ini"
"Ibu gue sehat-sehat aja kan To?"
"Seperti yang lo liat di foto, beliau keliatan seger. Kayanya bapak lo masih perhatian juga sama ibu lo Ya" ucapan dari Fito tersebut membuat Arya langsung menolehkan kepalanya, dirinya merasa tidak terima dengan ucapan Fito barusan yang seakan membela ayahnya.
"Bukan apa-apa Ya, tapi kalau emang bapak lo tega.. dia gaakan tu kayanya ngasih ibu lo rumah yang bagus, Ibu lo keliatan seger banget Ya, gue berani sumpah" lanjut Fito lagi dengan sungguh-sungguh.
Arya memang bisa melihat jika Fito tidak sedang berbohong, karena bisa terlihat kapan orang sedang berbohong atau tidak. Namun Fito tidak terlihat seperti itu.
"Ayah gue bisa dibilang peduli bukan cuman karena ngasih rumah bagus To.. gabisa diliat dari situ doang"
"Yaudah, biar lo bisa lebih yakin dan percaya sama apa yang gue bilang sama lo.. dateng sendiri kesana, buktiin sama diri lo sendiri kalau ibu lo emang hidupnya layak dan bahagia"
"Walaupun ga sebahagia itu"
"Maksud lo?"
"Ya ini cuman asumsi gue aja Ya, gue yakin ibu lo ga sebahagia itu ya karena kepisah sama anaknya sendiri. Lo ngerti kan maksud gue? Kebahagiaan seorang ibu tu ya anaknya sendiri, begitupun sebaliknya.. gue juga yakin ibu lo kangen sama lo, beliau tu pasti hampa karena gaada anak disamping dia"
"Ya menurut lo aja To, gue dipisahin sama ibu gue dari umur 10 tahun. Dari situ gue gapernah lagi yang namanya ketemu atau bahkan ngeliat, lebih parahnya dikasih fotonya aja engga. Apalagi waktu kita kepisah, caranya tu ga baik.."
Fito mengangguk-nganggukkan kepalanya merespon ucapannya Arya, "iya, gue tau soal itu.." ucap Fito seraya menepuk-nepuk bahunya Arya pelan.
"Jadi.. kapan lo mau kesana? Jaraknya emang jauh sih.. agak peer juga jalannya pas lo udah masuk desanya"
"To.."
"Apaan?"
"Gue gapeduli mau jaraknya berapa ratus kilometer juga, atau jalannya banyak duri sekalipun gue gapeduli. Yang penting gue bisa ngeliat, ketemu, dan meluk ibu gue sendiri To.."
Senyuman di wajah Fito langsung mengembang saat Arya mengatakan hal tersebut, "good luck Ya!"