"Sebelumnya saya mau tanya sesuatu.. apa kamu mau orang tua kita menikah?"
"No. Saya gamau itu terjadi.. pertama, ayah kamu masih dalam status menikah, begitupun juga dengan ibu saya. Menikah bukan hal yang sebecanda itu, dan mereka seakan mempermainkan janji suci itu. Yang kedua, ayah kamu itu terobsesi untuk nyatuin saya sama ibu saya lagi. Dan saya gamau itu terjadi, setelah apa yang udah terjadi antara saya dan ibu saya.." jawab Valerie dengan sangat tegas
Arya tersenyum simpul mendengar jawaban Valerie.
"Saya juga Valerie, saya gamau. Menurut saya udah cukup, ayah saya emang sempet bilang sama saya kalau dia mau menikah lagi. Dan calonnya yang mana itu ibu kamu ingin bertemu dengan saya, hanya saya. Itu artinya ayah saya berbohong kepada mamanya Anya, dan saya gaakan biarin itu terjadi walaupun saya gasuka mamanya Anya. Tapi yang saya liat disini itu Anya, saya gamau Anya merasa sedih.." saat Arya menyinggung soal Anya, seketika wajah Valerie berubah menjadi murung. Perasaan bersalah dirinya kepada Anya kembali muncul dan semakin menjadi-jadi, Arya sendiri melihat perubahan ekspresi dari Valerie. Dirinya beranjak dari duduknya untuk berpindah ke sebelah Valerie, tangannya pun terulur untuk memegang kedua bahu Valerie.
"Val.. saya tau apa yang kamu pikirin. Seperti yang saya bulang barusan, saya gamau ngecewain Anya. Saya sayang banget sama Anya, dia adik yang paling berharga buat saya. Maka dari itu, saya tiba-tiba aja muncul ide. Saya harap ide yang saya pikirkan secara spontan ini bisa merusak hubungan mereka"
"Jadi.. maksud kamu kita kaya jalanin misi rahasia?" Tanya Valerie yang mendapat anggukkan kepala dari Arya.
"Dan.. kita ngapain?" Sambung Valerie lagi.
"Kita bersandiwara,-" ucap Arya sambil tersenyum lembut, "As a couple" lanjutnya.
Valerie hanya mengedipkan matanya beberapa kali, merasa bingung dengan ide yang diberikan oleh Arya. Sebelumnya dia menyinggung soal hubungan, dan itu adalah sesuatu yang melelahkan. Tapi sekarang dia malah menyarankan untuk bersandiwara sebagai pasangan.
"Kamu becanda?"
"Apa muka saya keliatan lagi becanda?" Valerie langsung menggelengkan kepalanya. "Makanya, saya beneran serius Valerie.. kita bersandiwara cukup di depan keluarga kita. Terutama di depan ayah saya, emang.. intensitas saya ketemu sama ayah saya itu tidak sering. Tapi kalau hubungan kita ini sampai ke telinga ayah saya, mungkin dia akan melakukan sesuatu"
"Tapi apa ga terlalu riskan? Maksud saya ya.. apa ga terlalu keliatan kita ngeboongnya? Dan juga... Alana?"
"Lupakan soal Alana, gausah pedulikan dia. Kalau dia sampai berani macam-macam sama kamu, saya bisa jamin untuk selalu siap jadi tameng kamu. Pokonya.. jangan sampai sandiwara kita ini bocor, kamu sendiri jangan bilang sama siapapun. Termasuk mas Andrea"
"Kenapa? Arya.. saya orangnya gabisa ngeboong kalau udah berhadapan sama Andrea. Dia itu tau saya luar dalemnya, dia juga tau kapan saya lagi boong atau engga.. saya agak ragu kalau harus nyembunyiin ini dari Andrea"
"Yaudah.. tapi kamu bisa jamin kalau mulut Andrea bisa dipercaya?" Valerie menganggukkan kepalanya mantap, "oke kalau gitu.. kamu cukup ikutin alur yang saya buat. Kamu bisa kan Valerie?"
"Saya usahakan.."
--
"Val pulang!" Sapa Valerie saat dirinya baru saja tiba di rumahnya.
Kedatangannya pun langsung disambut oleh om, tante juga Fanya yang sedang berkumpul di ruang Tv. Segera Valerie ikut bergabung bersama mereka, dengan jahilnya Valerie mengambil kue yang berada di tangan Fanya, tepag saat Fanya hendak memasukan kue tersebut ke dalam mulut.
Karena ulah Valerie, Fanya langsung merenggut kesal sambil menatap kakak sepupunya itu dengan sinis. Sementara Valerie, om Farhan juga tante Sarah hanya tertawa melihat tingkah Fanya.
"Itu kue aku yang terakhir ka Val!" Keluh Fanya.
"Iyaa iyaaa, maaf ya.. nanti kakak gantiin. Beneran" bales Valerie yang masib tertawa. Dirinya tidak pernah berbuat jahil kepada Fanya, ini pertama kalinya Valerie berulah dan menurutnya cukup menyenangkan.
"Coba aja kamu lebih sering jail sama Fanya, Val. Pasti rumah bakalan rame terus" ucap om Farhan yang disetujui juga oleh tante Sarah. Tentu saja ucapannya om Farhan mendapat protes dari Fanya, karena dirinya yang dijadikan objek. "Ih! Ayah sama bunda ko malah ngomong gitu sih?!"
"Abisnya lucu.. kapan lagi coba Fan? Biar lebih kerasa gitu adik-kakaknya.." timpal tante Sarah.
"Tuh Fan... ayah sama ibu kamu udah kasih izin buat kakak, jadi,-"
"Tapi...." potong om Farhan. "Jangan berlebihan juga, gabaik.. cuman buat hiburan aja.. nanti kalau keseringan terus kelepasan berantem gimana? Kan ga baik juga" lanjut om Farhan lagi.
"Tuh ka.. jadi kesimpulannya kakak gausah cari gara-gara" ucap Fanya lalu setelahnya dia menjulurkan lidah, meledek Valerie.
Tapi bukannya kesal, Valerie justru tertawa. Tangannya langsung terulur untuk mengusak rambut Fanya gemas.
"Ohiya Val.." sautan tante Sarah mengintrupsi Valerie. Saat ini atensi Valerie sepenuhnya sudah kepada tante Sarah.
"Kenapa tan?"
"Tadi... ibumu dateng lagi ke sini. Tapi dia datengnya ga sendiri, sama pak Heri juga" ujar tante Sarah, tapi beliau sama sekali tidak menampakkan rasa khawatirnya.
"Terus gimana tan?"
"Seperti yang udah om-mu kasih tau, jangan pernah bukain pintu kalau ada mereka. Jadiya tante ga bukain, apalagi kan tante sendirian, kamu sama om kamu lagi di Cafe, Fanya Sekolah. Jadi yaudah.. tante diem aja di kamar ga keluar-keluar" Valerie menghela nafasnya lega sembari tersenyum. Setidaknya tidak ada lagi keributan yang terjadi di rumah ini, tante Sarah sudah tau apa yang harus dia lakukan.
"Syukur deh kalau gitu.. tante kalau bosen, main aja ke tetangga depan rumah.. kebetulan paling deket sama Val.."
"Tante udah sempet kenalan ko Valerie.. terus juga kebetulan emang ada beberapa ibu-ibu yang udah tante ajak kenalan. Mereka baik-baik ternyata" jawab tante Sarah dengan semangat.
"Ka Val gatau ya? Ibu kan orangnya so akrab banget! Sana-sini di deketin.." timpal Fanya entah menyindir atau tidak tapi lagi-lagi kelakuan Fanya mengundang kekehan dari yang lainnya.
Tapi ucapan Fanya barusan memang sedikit mengingatkan Valerie akan keahlian yang dimiliki tantenya itu, yaitu mudah sekali mengakrabkan diri dan bertingkah layaknya orang yang sudah kenal dari lama dengan orang asing.
Dulu, memang tantenya ini sedikit sinis dengan Valerie, tetapi jika tidak dengan Valerie tantenya ini akan bertransformasi menjadi ibu-ibu komplek yang ramah, supel, tapi selalu update dengan gosip. Karena memang itulah kepribadian asli yang dimiliki oleh tante Sarah, dan Valerie sangat tau akan itu.
"Syukur deh kalau gitu.. tapi tan, kalau bisa jangan gaul sama ibu-ibunyang di depan komplek yah.. julidnya gatahan!"