Aku terbangun dari tempat tidur sempitku di asrama ini. Asrama yang berisikan siswa-siswa yang terpinggirkan dari kalangan atas. Tentu saja asrama di sekolah ini ada beberapa tempat dan terbagi dalam beberapa kalangan, dan di asrama tersebut ada kamar-kamar tertentu yang ditempati oleh staff guru di sekolah ini.
Aku adalah calon guru di sini. Sebagai lulusan yang biasa saja di tempat ini aku tidak begitu menonjol dalam bidang-bidang pelajaran disini, karena aku memilih berada di tempat ini, selain karena keamanan dan juga rasa nyaman dan kekeluargaan yang kental di asrama ini membuatku tak dapat melupakan tempat ini dengan mudah. Aku selalu merindukan hari-hari ketika pertama kali aku berada di tempat ini, tak ada yang aku kenal dan akuajak bicara.
Tapi hari ini sebuah surat mengusikku ketika aku berniat membuka pintu. Surat yang berisi tentang perintah untuk membuatku mendapat jaminan di tempat ini, jaminan yang berisi tentang kesehatan, keuangan, dan tentu saja aku bisa hidup dengan tenang tanpa harus khawatir di hari tua. Karena itulah aku membuka surat itu dan mulai membacanya.
Pada awalnya aku membacanya seperti biasa, surat resmi yang berisi basa-basi di paragraf awalnya hingga paragraf ketiga. Namun ketika mulai memasuki paragraf keempat aku mulai merasa ini agak aneh.
…..
Setelah kami menimbang dan melihat dengan baik potensi dan juga bakat yang dimiliki oleh anda, kami berniat untuk membawa anda menuju sebuah tempat yang kami tugaskan anda untuk meneliti dan menyelesaikan masalah di tempat itu. Kami melihat bahwa kemampuan anda dapat digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan kami yang belum selesai tiga tahun lalu karena peristiwa yang misterius.
…..
"Sial, apa sih yang ada di pikiran para petinggi ini? Melemparkan fresh graduate pada tugas yang memiliki resiko tinggi. Aku benar-benar tak dapat memahaminya, namun aku juga tak dapat menyalahkan mereka." Batinku tersiksa dengan tugas ini dan bergegas untuk mempersiapkan beberapa pakaian dan juga barang-barang. Kemudian pergi bagian administrasi untuk mengambil uang dan berkas-berkas untuk tugas ini.
Aku pun pergi ke gerbang sekolah dan seorang murid dari kelas akhir menyapaku,
"Pak guru, apa kau akan pergi?"
"Ya, aku akan pergi. Ada sesuatu yang ingin kau tanyakan padaku?"
"Oh tidak, aku hanya berharap jika anda dapat melakukan tugas ini dengan serius. Karena mungkin saja ada beberapa hal yang akan terjadi pada anda, karena itu berhati-hatilah dan sayangi nyawa anda."
Dia mengatakan itu dengan wajah ceria, sambil memberikan senyuman dan tawa khas anak polos yang tak begitu tahu tentang dunia luar. Yap begitulah seorang siswa asrama... tak ada yang mengetahui kerasnya dunia pada dasarnya. Tapi itulah yang membuat hidup mereka menarik untuk diamati, dan aku yang akan mengalami pengalaman tentang dunia luar akan membantu mereka menghadapinya.
Tapi mendengar pesannya membuatku sadar jika mungkin saja ini adalah perjalanan yang begitu cepat dan dapat dengan cepat mengakhiri hidupku begitu saja.
Aku membalasnya dengan senyuman dan berbalik pergi untuk ke tempat pemberhentian taksi. Dia masih berdiri sembari melambaikan tangannya padaku, benar-benar murid yang menarik.
Aku mengamatinya dan melihat ban di lengannya yang berwarna putih.
"Oh siswa biasa. Sangat menarik jika orang sepertinya dapat melihatku dengan pandangan senang seperti itu, aku sampai-sampai berniat untuk melupakan beban berat ini dan pergi dengan wajah cerita seakan-akan pergi liburan panjang. Huh, jangan bercanda! Ini tidak mudah untuk seorang calon guru sepertiku."