Sebelum penyihir terakhir dipenggal di hari penghakiman.
"K-KAU! AKU KUTUK SELURUH DESA INI AGAR DIHANTUI RASA KETAKUTAN DARI MAKHLUK SERIGALA SETENGAH MANUSIA!!!"
Pak kepala desa pun mengayunkan kapaknya dan memotong leher penyihir itu sepenuhnya, para penduduk pun setelah itu terdiam… begitu pula dengan pak kades.
Pak kades pun kemudian memberikan aba-aba, untuk para laki-laki yang tersisa agar membuat lubang besar. Dan beberapa laki-laki yang tersisa lainnya diharapkan untuk membungkus mayat para penyihir, mereka pun melakukan perintah pak kades dengan seksama. Sementara itu para wanita dan anak-anak serta orang tua, diperintahkan untuk pulang ke rumah mereka masing-masing.
Hujan perlahan mereda, beberapa orang pun telah muncul ke depan rumah. Langit-langit mulai diterangi oleh Mentari kembali, tetapi lebih rendah. Hari telah beranjak menuju petang.
Para laki-laki pun masih menyiapkan tempat untuk melenyapkan para penyihir. Mereka pun berhasil mengumpulkan kayu bakar dari seluruh desa dengan jumlah yang cukup, mereka telah selesai meletakkan mayat para penyihir di atas kayu bakar. Mereka bersiap untuk membakar mayat para penyihir.
Waktu telah menunjukkan pukul 21.30, 20 laki-laki berkumpul bersama dengan pak kades. Pak kades pun berbicara di depan para laki-laki yang hadir ketika itu, mereka akan segera melaksanakan pemusnahan mayat para penyihir.
Pukul 22.00 tepat api berhasil dinyalakan.
Mereka mulai bersorak dan minum-minum dan berpesta, tetapi ada sesuatu yang mengintai mereka dikala mereka tengah bersenang-senang dan berpesta dengan masakan dan minuman.
Makhluk itu mendekat dan semakin mendekat, ketika orang-orang mulai mabuk. Makhluk ini mulai menerkam mereka yang ada disana secara membabi buta dan acak, mereka benar-benar tak menyangka jika itu adalah akhir dari hidup mereka.
Satu orang yang selamat dari pembantaian serigala pun akhirnya pergi ke desa dengan kondisi yang payah, beberapa laki-laki pun bertanya padanya, ia pun menjawab.
"Tidak aman berada di luar, sekarang lebih baik kalian berkeliling dan bilang pada para penduduk yang ada di rumah mereka untuk segera menutup pintu rumah mereka rapat-rapat sebelum serigala besar itu datang dan melahap kalian semuanya."
Mereka pun akhirnya berkeliling, lelaki itu pun tertinggal disana.
Seluruh penduduk pun beberapa mematuhi kedua penjaga, namun beberapa penduduk tetap berada di luar. Saat penduduk terakhir hampir mereka sampaikan, dari belakang mereka seekor manusia serigala berlari ke arah mereka dengan cepat.
Dan seluruh orang-orang yang berada di luar rumah mereka pun telah habis, dan diluar rumah dan pekarangan hanya meninggalkan bercak-bercak darah dan beberapa sisa daging manusia. Beberapa orang yang berada di rumah melihat kejadian yang terjadi, beberapa orang pun seakan tak percaya dengan apa yang mereka lihat di pekarangan mereka. Sosok yang besar dan memenuhi halaman rumah mereka, dia benar-benar mengerikan. Kemudian mereka pun meninggalkan malam penuh ketakutan hingga pagi buta, dimana suasana benar-benar sepi.
Tak ada yang dapat membalas mereka dari luar, serigala jadi-jadian itu benar-benar menghabisi setiap manusia yang ada disana. Mereka tahu, jika ini adalah kutukan dari penyihir itu. Mereka menceritakan kisah-kisah mereka secara turun-temurun hingga berganti sepuluh generasi, mereka tetap mewarisi kenangan indah desa yang tak dapat dimiliki oleh turis yang muncul di tempat itu.
Aku melihat segalanya tentang kehidupan ketika itu, mereka benar-benar ketakutan dan serigala itu benar-benar mengerikan. Saat ini aku terbangun, berada di sebuah bangunan tua. Aku lupa dengan kejadian dimana aku bisa sampai di tempat ini, tetapi tiap kejadian yang ada di desa itu, yang terjadi dalam mimpiku berhasil aku rekam dengan baik.
Aku tahu, bahwa desa ini dikutuk oleh penyihir Walpurgis!