Tak terasa sebulan sudah Nadia bekerja dengan Rama, ia sudah mulai terbiasa dengan hal-hal baru mengenai Rama di kantor dan selalu bersama Rama dimana pun dan kapanpun karena memang salah satu tugasnya ya mendampingi Rama dalam bekerja. Namun tak jarang di hari libur Nadia juga masih harus bekerja membantu Rama kalau mereka lagi ada kerjaan padat dan Nadia sudah bisa sedikit memaklumi walau awalnya ia menggerutu.
Ayah dan Bundanya juga sudah tau kalau ia bekerja dengan mantan calon menantunya, awalnya mereka kaget dan sedikit tidak terima, mungkin masih ada rasa kekecewaan tapi Nadia berusaha menjelaskan dan bersikap profesional saja dengan Rama, toh Nadia memang lagi butuh kerja bukan karena Nadia tak ada uang atau lagi butuh biaya tapi Nadia memang mau mengasah ilmu yang telah ia dapat di Negeri orang dan mengaplikasikannya. Seminggu Nadia bekerja dulu,tiba-tiba ayahnya di pindah tugasnya di Bandung membuat ia harus tinggal sendiri di rumah karena Bundanya harus ikut menemani sang suami.
Soal orang tua Rama, mereka juga sudah tau kalau Nadia bekerja dengan Rama sekarang karena mereka sudah sempat bertemu saat mami Nina berkunjung ke kantor Rama karena ada perlu dan mememui Nadia lagi fokus bekerja. Sama halnya sahabatnya, Nina juga kaget tapi ia malah bahagia karena bisa ketemu Nadia lagi yang ia sudah ia anggap anak sendiri.
" Permisi bos,sebentar lagi bos ada kunjungan ke Dmart jam 9 dan di lanjutkan untuk meeting jam 1 dengan Pelaku usaha mikro untuk memasukan minuman kita ke salah satu jualan mereka dan di lanjutkan lagi meeting untuk membahas pembangunan resort yang di Lombok," jelas Nadia saat ia masuk ke ruangan Rama membacakan jadwalnya.
" Ok, kita siap- siap untuk ke sana. Oh iya Nad, tolong kalau pak Rudi sudah kirim ke kamu omset penjualan bulan lalu, kamu periksa dulu setelah semua nya Ok baru kamu kirim ke saya Via email."
"Baik bos." Nadia pun tinggal berdiri menunggu bos nya untuk memakai jas kemudian mereka pun akan siap berangkat.
Dalam perjalanan Rama maupun Nadia sama-sama diam, kali ini sudah ada pak Bambang yang menjadi supir sehingga mereka hanya duduk anteng saja. 15 menit perjalanan akhirnya Rama sampai di Dmart dan memulai meninjau salah satu cabang usahanya di bidang pembangunan, acara nya lebih cepat selesai yaitu jam 11 siang jadi Rama dan Nadia masih punya waktu istirahat sebelum lanjut meeting lagi.
" Bos mau balik kantor atau langsung ke lokasi meeting?" Tanya Nadia ketika sudah berada di dalam mobil.
" Kita ke mall saja dulu, temani saya pilih hadia untuk Acha," jawab Rama tidak memilih tawaran Nadia, dan Nadia pun hanya mengangguk patuh dan pak Bambang pun melajukan mobil ke mall yang dekat-dekat dengan lokasi meeting selanjutnya. Setelah menempu perjalanan sekitar 35 menit Rama dan Nadia pun akhirnya sampai di salah satu pusat perbelanjaan yang terkenal di Jakarta, mereka pun jalan memasuki mall tersebut.
" Kira-kira hadiah yang bagus untuk cewek yang lagi ulang tahun apa ya Nad?" Tanya Rama ketika ia masih bingung harus membelikan kado apa untuk Acha yang akan berulang tahun besok lusa.
" Parfum bisa bos."
" Dia sudah punya banyak koleksi parfumnya."
" Hmmm, perhiasan bisa juga."
" Kesannya terlalu resmi Nad, di kira nanti saya mau melamar dia lagi."
" Ya siapa tau kan mau sekalian melamar nya bos."
" Dia belum mau tahun ini Nad, yang lain."
" Hmmm, tas bagaimana bos."
" Boleh juga, kesukaan dia itu. Ya sudah ayo kita mencari tas yang cocok untuk Acha." Rama dan Nadia pun berjalan ke escalator untuk naik ke lantai 2 dimana store tas berada.
Setelah keliling-keliling memilih akhirnya Nadia menemukan 2 tas yang mencuri perhatiannya, ia pun bertanya ke Rama ingin mengambil tas yang mana.
" Ini ada 2 tas yang menurut saya bagus, bos tinggal pilih mau di kasih yang mana untuk mbak Acha," ucap Nadia memperlihatkan 2 tas yang sedang ia tenteng. Rama mulai menimbang-nimbang tas mana yang cocok untuk Acha namun ia bingung.
" Mbak harga tas ini berapa?"
" Oh yang hitam ini harga 300 juta pak,kalau yang orange ini harga 200 juta," jawab mbak yang jaga.
" Tapi yang warna hitam ini lebih cocok untuk mbaknya," lanjut mbak nya sambil menunjuk Nadia.
" Eh,ini bukan untuk saya mbak. Saya cuman bantu bos saya memilih untuk pacarnya," jawan Nadia.
" Oh, maaf. Saya pikir mbak pacarnya bapak ini," ucap mbak-mbaknya merasa bersalah dan Nadia pun hanya tersenyum.
" Ya sudah mbak,kamu bungkus yang warna orange ini dan hitam ini untuk mu Nad," ucap Rama membuat Nadia melongo,bukan apanya masa iya tas pemberian Rama lebih mahal untuknya di bandingkan untuk Acha sang pacar.
" Eh,tidak usah bos. Saya juga bukan pecinta tas,"jawab Nadia berusaha menolak karena merasa tak enak hati.
" Tidak apa-apa Nad, anggap saja ini hadiah untuk kamu yang sudah kerja dengan baik bersama saya selama sebulan ini." Nadia pun mau tidak mau menerima pemberian Rama dengan perasaan tak enak hati. Setelah membayar tas dan tas untuk Acha juga sudah di bungkus mereka berdua pun jalan keluar untuk pulang karena sebentar lagi akan ada meeting lagi.
" Kita makan siangnya di tempat janjian kita meeting saja ya Nad, biar tidak repot," titah Rama saat mereka sudah berada di dalam mobil.
" Oh iya Nad,tolong kamu pesan kue ulang tahun besok untuk Acha ya."
" Siap bos."
Setelah meeting tadi hingga sore hari, kini Rama, Acha dan pak Bambang bersiap pindah ke lokasi berikutnya untuk meeting lagi namun waktu sudah menunjukan waktu magrib Nadia pun minta izin untuk singgah sholat sebentar dan Rama pun ikut singgah juga kemudian baru ia melanjutkan ke restoran untuk meeting lagi.
" Jadi mulai bulan depan kita sudah bisa memulai pembangun ya pak chandra."
" Iya betul pak Rama, sebelum bulan depan kalau pak Rama mau mengunjungi lokasi boleh juga."
" Iya nanti saya sesuaikan dengan Jadwal saya pak Chandra."
" Baik, senang bekerja sama dengan anda pak Rama."
" Begitupun dengan saya." Rama dan pak Chandra pun bersalam kemudian meeting pun berakhir di pukul 9 malam.
" Saya antar kamu pulang ya Nad," ucap Rama saat mereka jalan menuju parkiran.
" Tidak usah bos,nanti saya pesan taxi online. Masih pagi juga,masih banyak taxi," jawab Nadia.
" Tidak apa-apa Nad, kamu kan perempuan masa harus pulang sendiri dengan angkutan umum, bahaya. Kamu pulang jam segini juga karena saya, saya antar kamu pulang tidak ada penolakan." Nadia pun mengalah dan Rama pun mengantar Nadia ke rumahnya.
" Singgah dulu bos," tawar Nadia saat ia sudah berada di depan gerbang rumahnya.
" Lain kali saja Nad, ini sudah menjelang larut saya mau istirahat begitupun kamu. Kamu hati-hati ya, saya pamit." Rama pun pergi meninggalkan Nadia yang mulai membuka gerbang rumahnya. Nadia berjalan memasuki rumahnya yang sepi karena memang ia tinggal sendiri.
" Sudah di rumah Nad?" Saat ingin tidur tiba-tiba notifikasi hp nya berbunyi dan 1 pesan dari Raihan membuat senyumnya mengembang.
" Iya kak, baru sejaman ada di rumah,"balas Nadia.
" Kenapa malam sekali baru pulang?"
" Meetingnya banyak jadi ya begitulah."
" Kangen euyyy,kamu kapan ke Bandungnya?"
" Sama, rencana minggu depan jengukin ayah sama bunda sekalian ketemu kakak juga."
" Iya maaf ya kakak lagi sibuk jadi tidak bisa ke Jakarta, see soon ya Nad."
" Iya kak tidak apa-apa, ya sudah Nadia istirahat ya. Badan Nadia pegel-pegel."
" Ok, good night Nad." Pesan terakhir Raihan pun jadi pengantar tidur Nadia karena ia sudah terlalu ngantuk dan juga capek.
Sedangkan di tempat lain Rama juga sedang telfonan dengan Acha. Acha lagi bercerita tentang kegiataannya hari ini, begitupun dengan Rama. Mereka berdua selalu berusaha bertukar kabar walau singkat karena memang pekerjaan mereka yang mengharuskan nya seperti itu.
" Besok malam dinner yuk sayang," ajak Acha.
" Aku kondisikan jadwal aku dulu ya sayang sama Nadia."
" Pokoknya kamu harus bisa, sore aku datang di kantor kamu. Kalau tidak bisa aku minta Nadia mengubah jadwal kamu," ucap Acha merajuk.
" Jangan gitu dong Cha, kasian Nadia kalau harus mengatur ulang jadwal aku."
"Pokoknya tidak mau tau,malam birthday aku kita harus dinner. Masa pacar kamu ulang tahun, kamu masih sibuk kerja."
" Ya tidak begitu maksud aku sayang,tapi nanti lah di usahakan," jawab Rama yang pura-pura karena memang ia sudah menyiapkan acara untuk Acha namun belum ia perintahkan saja Nadia untuk mengurusnya, mungkin besok pagi akan ia suruh Nadia membooking tempat yang spesial untuknya dan Acha.
" Ya sudah kamu istirahat gih sayang,aku juga sudah mau istirahat."
" Ya sudah,bye." Mereka pun sama-sama menutup telponnya.