Keesokan harinya Nadia langsung ke kantor karena Rama mengirimnya pesan saat tengah malam kalau besok ia tidak usah ke rumahnya karena lagi ada mami dan daddy nya menginap dan Nadia sudah tau alasannya kenapa ia dilarang ke rumah Rama kalau orang tuanya datang, Rama malas di sindir-sindir soal masa lalu dan Nadia bisa paham jadi artinya Nadia tidak usah terlalu pagi ke kantor dan ia bisa memakai mobilnya ke kantor yang sudah lama mendekam di garasi rumahnya karena jarang di pakai.
Pukul 7 Nadia baru berangkat ke kantor, karena bibi di rumahnya lagi tidak datang karena lagi kurang enak badan Nadia tidak sempat sarapan, bukan tidak sempat sih tapi sengaja tidak sarapan karena lagi ingin makan bubur ayam yang di dekat kantornya. Sudah lama ia tidak makan bubur ayam mang udin karena selalu berangkat sama Rama , jadi mumpung ada kesempatan ia tidak sia-siakan. Nadia memarkir mobilnya di samping gerobak mang Udin dan turun untuk memesan bubur ayam.
" Pagi mang," sapa Nadia selalu ramah dan ceria.
" Eh neng Nadia,pagi juga. Lama deh neng baru ke sini."
" Iya nih mang jadi kangen sama bubur ayam mamang, makanya ini singgah."
" Pesan 5 bungkus bubur ayam mang,"lanjutnya.
" Banyak banget neng,kuat makan sendiri nya?"
" Ya nggak lah mang,di bagi-bagi sama teman kantor."
" Aduh si eneng, sudah cantik,ramah, baik pula, semoga di lancarkan terus atuh neng rezekinya dan segera di beri jodoh yang baik."
" Aamiin, terima kasih mang Udin doanya." Setelah menunggu beberapa menit, bubur ayam pesannya pun sudah jadi, Nadia pun mengeluarkan selembar uang merah dan di berikannya ke mang Udin.
" Ambil kembaliannya mang," jawabnya kemudian berlalu memasuki mobilnya.
"Masyaa Allah neng, makasi ya. Laris manis," ucap mang Udin bahagia sambil menepok-nepok gerobaknya dengan uang pemberian Nadia. Nadia pun kembali menjalannya mobilnya masuk ke dalam gerbang perusahaan, tapi sebelum benar-benar memasuki kantor. Nadia singgah di pos satpam dan mengeluarkan sebungkus bubur ayam.
" Ini untuk sarapan pak Yahya, semangat bekerja," ucap Nadia saat menyodorkan sebungkus bubur ayam ke satpam yang lagi jaga.
" Alhamdulillah, terima kasih bu Nadia," ucap pak Yahya dengan bahagia. Sesampainya di parkiran Nadia pun berjalan memasuki kantor dengan menenteng kresek berisi bubur ayam.
" Selamat pagi bu," sapa satpam yang jaga pintu masuk.
"Pagi pak entis, oh iya ini ada sarapan untuk bapak," jawab Nadia dan kembali memberikan sebungkus bubur ayam.
"Alhamdulillah,terima kasih bu Nadia. Jarang-jarang ada karyawan yang jabatannya tinggi baik sama yang rendahan seperti saya ini."
" Jangan bilang seperti itu pak, kita semua sama kok. Semangat bekerja pak," ucap Nadia memberi semangat dan pak Entis pun tersenyum. Nadia pun kemudian melanjutkan jalannya menuju resepsionis.
" Pagi mbak Ira, sudah sarapan?"
"Pagi bu sekertaris,belum nih. Lupa karena agak kesiangan bangunnya," balas Ira, orang yang pertama kali ia kenal saat masuk ke perusahaan ini dan pertemenan mereka terus berlanjut dan Ira salah satu orang yang dekat dengannya di kantor.
" Kebetulan tadi Nadia singgah ke mang Udin beli bubur ayam, ini buat sarapan mbak Ira."Nadia pun menyerahkan sebungkus bubur ayam untuk Ira.
"Alhamdulillah rezeki anak sholehah,terima kasih bu sekertaris. Baik banget deh, tapi emang selalu baik sih kamu. Nggak fake ke mereka-mereka,"ucap Ira dengan sedikit menyindir karyawan-karyawan yang ada di kantor ini,baik cuman kalau ada butuhnya saja dan membuat Nadia tertawa, setelah itu Nadia pun pamit untuk ke ruangannya karena sudah hampir jam 8 pagi, tandanya sang bos sebentar lagi akan datang dan tidak lucu kalau Rama duluan yang sampai di ruangan sedangkan Nadia lebih duluan datangnya.
" Selamat pagi bos," sapa Nadia saat melihat Rama sudah datang.
" Pagi Nad."
" Kamu belum sarapan?" Tanya Rama saat melihat kresek di atas meja Nadia.
" Hehhe, belum bos,"jawab Nadia malu-malu.
" Kenapa, kamu kesiangan bangunnya? Kan nggak ke rumah saya dulu."
" Sengaja bos karena lagi mau jajan saja pagi-pagi." Mendengar jawaban Nadia, Rama geleng-geleng kepala kemudian melirik jam di pergelangan tangannya.
" Memang isi nya apa?"
" Bubur ayam."
" Berapa?"
" Apanya?"
" Bubur ayam kamu disitu ada berapa bungkus."
" Dua."
" Ya sudah bawa masuk keruangan saya sekalian sama mangkok dan juga sendok." Setelah mengucapkan itu Rama berlalu dan membuat Nadia melongo maksud bosnya apa, namun ia segera melakukan perintah bosnya sebelum bos nya teriak memanggil namanya. Semenitan Nadia pun masuk ke ruangan Rama membawa seperti apa yang ia perintahkan, Nadia pun di suruh duduk di sofa kemudian Rama pun juga ikut duduk di samping Nadia.
" Ayo sarapan,katanya kamu belum sarapan. Saya tidak mau mempekerjakan karyawan yang sakit,nanti saya di tuntut," ucap Rama dan Nadia kembali melongo namun lagi-lagi Nadia segera melakukan perintah Rama, Nadia pun mulai menyuapi bubur ayam yang masih hangat itu.
" Satu nya buat saya,saya juga belum sarapan." Tanpa menunggu reaksi Nadia, Rama pun melahap bubur ayam yang satunya juga.
" Enak Nad, beli dimana?" Tanya Rama di sela-sela makannya.
" Iya dong enak bos, tidak mungkin saya beli kalau tidak enak. Saya beli di dekat kantor kok." Rama pun hanya mengangguk-angguk dan kembali melahap bubur ayam tersebut. Begitupun Nadia kembali melahap bubur ayamnya namun diam-diam Rama memerhatikan Nadia saat ia fokus makan,Rama jujur Nadia gadis yang menyenangkan dan ia nyaman di dekat Nadia. Semakin mengenal Nadia, semakin Rama kagum pada sifat gadis yang hampir menjadi istrinya ini namun takdir menggiring mereka berjauhan saat itu namun melalui pilihan nya juga sih dan takdir kembali menggiring mereka bertemu namun mereka sudah memiliki pasangan masing-masing, Rama hanya menyunggingkan senyum karena merasa lucu pada hidupnya ini.
" Bos, saya sudah selesai. Saya pamit keluar dulu," ucap Nadia dan Rama pun kaget karena terlalu fokus menatap Nadia hingga tak sadar bubur ayam Nadia sudah habis.
" Iya, silahkan. Terima kasih bubur ayamnya Nad,"
" Iya bos, kalau selesai makan boleh panggil saya untuk membereskan meja ini." Nadia pun pamit keluar untuk memulai pekerjaannya, untung bos nya hari ini cuman kerja di kantor, tak ada meeting hari ini baik di kantor maupun di luar kantor jadi ia tidak terlalu buru-buru mengejar jadwal sang bos, cukup mengecek email-email yang masuk, memfilter lalu jika sudah benar ia akan kirim ke bosnya.
Tak terasa hingga menjelang waktu makan siang Nadia sibuk dengan Pc di depannya saja, hanya saat membereskan bekas makan sang bos saja tadi pagi ia berdiri setelah nya itu ia fokus bekerja, begitu pun dengan Rama, sejak masuk di ruangannnya tadi ia tidak pernah keluar lagi bahkan menghubungi Nadia pun tidak. Nadia melirik jam sudah pukul 11.50, ia meregangkan badannya yang sedikit kaku dan pegel.
" Oi, ngapain lo? Kok nggak ada kabar?" Tiba-tiba Nita menchatnya saat ia menyelesaikan minum air putihnya.
" Baru beres mengecek email-email yang bejibun kek dosa lo, kenapa?"
" Apaan, dosa lo aja tuh. Besok weekend, jalan yo. Udah lama nih nggak jalan bareng, mumpung gue bebas karena tinggal nunggu wisuda gue aja."
" Boleh deh, tapi siang atau sore ya soalnya gue mau beres-beres rumah dulu, bibi di rumah belum datang besok."
" Siap, oh iya kapan lo ke Bandung untuk jenguk tante sama om?"
" Minggu depan kek nya, kenapa? Mau ikut?"
" Nantilah di kondisikan, tapi kangen juga sama mereka. Ntarlah gue hubungin lo lagi."
" Ok deh, udah ya gue mau keluar makan siang dulu. Bye Jimmy Nitrong." Plesetan Nita ke Nitrong namun Nadia tambahkan saja Jimmy karena ada film kartun yang bernama seperti itu dan menurut Nadia itu terdengar lucu. Percakapan 2 sahabat itu pun berakhir, Nadia bersiap ke lantai bawah untuk makan siang di kantin sama Ira karena tadi di sela-sela ia kerja Ira mengirimkannya pesan untuk mengajaknya makan siang dan Nadia setuju karena sudah agak lama Nadia tidak makan siang bersama Ira karena akhir-akhir ini Nadia makan di luar bersama Rama karena meeting. Namun baru ia mengambil tasnya, seseorang telah memanggil namanya.
" Siang Nadia."
" Eh, mbak Acha. Siang juga," jawab Nadia ceria seperti biasanya.
" Rama ada?"
"Ada mbak,sejak pagi bos cuman di ruangannya nggak kemana-mana."
" Tumben nggak sibuk."
" Ya begitulah jadwalnya nggak menentu mbak."
" Ya udah deh, saya masuk dulu ya Nad. Oh iya makan siang bareng yuk, aku bawa makan siang lebih nih untuk Rama"
" Terima kasih banyak mbak atas tawarannya tapi saya sudah ada janji, silahkan menikmati makan siangnya mbak."
" Ya sudah, duluan ya," Ucap Acha dengan tersenyum kemudian Acha pun masuk ke dalam ruangan Rama dan Nadia pun berjalan untuk ke kantin kantor dimana Ira dan yang lain telah menunggunya.
" Selamat siang sayang," ucap Acha saat memasuki ruangan Rama dan berjalan mendekati Rama yang menyandarkan badannya ke sandaran kursinya.
" Hai, siang juga,"jawab Rama dan menegakkan badannya di kursi.
"Tumben ke sini, ada apa nih?"
"Kangen lah tapi ini aku juga bawa makan siang untuk kamu, kamu belum pesan makan kan?" Rama pun hanya menggeleng.
" Astaga aku lupa say thanks ke Nadia soal semalam," ucap Acha saat membuka makanan yang ia bawa, ada spagetti 2 box dan juga macaroni cheese serta minuman soda yang ia bawa.
" Kan bisa nanti kalau selesai makan."
"Siapa tau aku nggak ketemu Nadia lagi saat aku mau pulang."
" Memang Nadia kemana?" Tanya Rama kepo.
" Mau makan siang sama seseorang katanya ada janji, aku tawarin buat ikut makan siang tapi ia tolak karena ada janji."
" Tumben tuh anak nggak izin sama aku, makan siang sama siapa dia?" Batin Rama sedikit dongkol karena Nadia pergi tanpa pamit dengannya.
" Atau pacarnya datang ya dari Bandung kan besok weekend."
" Nggak mungkin,Nadia nggak cerita apa-apa."
" Ya siapa tau aja kan, demi cinta jarak Bandung-Jakarta mah akan terasa deket sayang."
" Udah ah, ngapain bahas Nadia sama pacarnya. Mending kita makan siang saja , ini sudah aku siapkan." Rama pun pindah ke sofa karena Acha menyiapkannya di meja sofa.
" Enakan bubur ayam yang Nadia bawa tadi pagi di banding ini spagetti ala resto,"batin Rama saat menyuapi spagetti yang di bawa Acha dan Acha pun juga sudah ikut makan.
" Kenapa nggak bawa Nasi putih saja sih Cha, lebih murah."
" Astaga Rama, aku mampu kok cuman beliin kamu makanan seperti ini,tenang saja sayang. Atau kamu nggak suka ya aku bawakan makanan?"
" Eh bukan begitu,maksud aku perut aku lebih cepat nerima nasi dari pada kek ginian."
" Ya udah lain kali deh,aku bawain nasi atau makanan Indo lainnya. Kamu aneh, bule doyan nasi."
" Ya mau di apa, tetap ada darah Indonya kan." Acha pun tersenyum dan mereka berdua melanjutkan makan siangnya.
Pukul 1 siang Acha sudah pulang karena masih ada jadwal pemotretan lagi dan Nadia sudah kembali ke mejanya. Tiba-tiba intercome di mejanya berbunyi, suara Rama terdengar di situ.
" Nadia, masuk ke ruangan saya." Nadia pun segera masuk ke ruangan pak bos.
" Iya bos, ada apa?"
" Sudah makan siang?" Nadia sedikit kaget dengan pertanyaan bosnya itu.
" Sudah."
" Sama siapa?"
" Eh," jawab Nadia spontan karena semakin kaget dengan pertanyaan absurd bosnya ini.
" Sama Ira dan yang lain bos."
" Hmm, ya sudah kamu boleh keluar lagi." Nadia membeo karena ulah sang bos yang aneh siang ini, tanpa banyak tanya Nadia pun keluar dari sang bos.
" Itu orang kenapa jadi aneh begitu habis di kunjungi pacarnya? Nggak dapat jatah apa," gerutu Nadia saat duduk kembali ke kursinya. Nadia pun kembali fokus bekerja sedangkan Rama lagi senyum-senyum sendiri mendengar penuturan Nadia kalau ia makan siang dengan Ira, bukan Raihan pacarnya namun ia aneh juga sama dirinya kenapa ia sangat bahagia ya mendengar hal tersebut, Rama pun menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian kembali fokus bekerja karena selasa nanti ia dan Nadia akan ke Lombok meninjau Resort nya yang ada di sana.