Chereads / Mas Bos / Chapter 12 - Hari minggu

Chapter 12 - Hari minggu

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 45 menit karena sedikit terjebak macet karena ada kecelakaan, Nadia dan Rama sudah berada di dalam sebuah mall ,Nadia menggunakan celana jeans panjang , baju kaos oblong berwarna biru langit, rambut nya ia cepol acak, dan juga sepatu kets lalu tak lupa sling bag nya,sedangkan Rama celana pendek selutut berwarna hitam ,baju kaos berwarna biru dan juga topi hitam melengkapi penampilannya. Saat memasuki mall semua mata tertuju pada mereka, wajah mereka yang sangat menarik membuat para pengunjung betah menatap mereka.

Apalagi mereka bak pasangan pengantin baru yang akan belanja bulanan,dengan jalan beriringan ia cuek saja di tatap walau sadar kalau banyak pasang mata yang memperhatikannya,khusus nya Rama. Cewek-cewek seakan siap melempar dirinya sendiri pada Rama jika Rama memberi cela sedikit saja,apalagi ia juga terkenal di negeri ini karena ia seorang pengusaha terkenal namun Rama cuek saja  dan terus berjalan bersama Nadia. Kini mereka sudah berada di khusus bagian belanja sayur-sayuran , dan lain-lainnya. Nadia pun menyusuri rak sayur dan Rama mendorong troli.

" Kamu sudah biasa belanja begini?" Tanya Rama saat Nadia mengambil sayur kol,wortel,jagung dan di masukan ke troli.

" Bisa di bilang begitu tapi untuk yang pilih sayur dan yang lainnya ini pertama kalinya karena dulu pas bunda masih tinggal di sini, saya cuman temani bunda dan pegang troli seperti yang mas lakukan ini. Selebihnya mbak yang kerja di rumah tapi berhubung mbak lagi libur beberapa hari ini jadi ya nggak ada salahnya saya coba,toh bukan hal yang buruk juga,"ucap Nadia terus berjalan dan kini ia menyusuri rak ikan dan kawan-kawan.

"Kamu memang masih muda tapi pemikiran mu sudah dewasa,Nad,"batin Rama saat ia memperhatikan Nadia dengan lincah memasukan belanjaannya ke troli.

" Tante Rani sama om,nggak pernah pulang?"

" Nggak, karena ayah di sana nggak punya waktu libur jadi rencana minggu depan saya yang mau kunjungi mereka."

Rama pun mengangguk mengerti dan terus menemani Nadia mendorong troli. sedangkan tak jauh dari mereka tapi Nadia dan Rama tak meyadari nya, seseorang telah memotretnya entah apa maksud orang itu kemudian orang itu pun segera pergi.

Setelah sejaman Nadia keliling dan membeli semua keperluannya di rumah, dari bahan makanan, sabun mandi,minyak goreng, dll,akhirnya Nadia selesai juga membayar belanjaannya. Rama dengan sabar menemani Nadia dan juga menenteng sebagian belanjaannya. Walau ia lelah tapi jujur ia bahagia, karena ini pengalaman pertamanya seperti ini. Saat berjalan untuk menuju parkiran tapi masih di dalam mall,seorang ibu-ibu hamil datang menghampiri Rama dan Nadia yang lagi menenteng belanjaan.

" Permisi mas,mbak."

" Iya bu, ada apa?" Tanya Nadia dengan ramah.

" Ini saya lagi hamil,dari tadi saya lihat mbak sama masnya pas belanja sayuran tadi tiba-tiba saya ngidam kalian elus-elus perut saya," ucap ibu itu sedikit takut karena ia tau siapa laki-laki yang  kini di hadapannya,wajahnya sering kali tampil di layar tv sebagai pembicara atau bintang tamu untuk bisnis dan lainnya. Nadia dan Rama awalnya saling tatap karena sedikit kaget namun mereka kembali normal lalu tersenyum dan Nadia pun pertama kali mengelus perut ibu itu lalu di susul Rama.

" Terima kasih ya mbak, mas. Semoga anak saya kelak kalau laki-laki setampan mas nya , kalau cewek secantik mbaknya dan bisa sesukses masnya nanti," ucap ibu itu dengan senang.

" Aamiin bu," ucap Rama dan Nadia bersamaan.

" Oh iya kalau boleh tanya, kalian pasangan suami istri?"

Deg,

Mereka melotot dan merasa lucu juga karena di kira pasangan suami istri, Nadia langsung membantah karena memang mereka tidak ada hubungan kecuali Bos dan sekertaris.

" Astaga maaf ya mbak, mas, saya sudah lancang. Saya kira kalian itu pasangan karena baju kalian couple, biasanya pasangan-pasangan muda kalau pergi kencan ya pakai baju couple gini," ucap ibu itu, Nadia dan Rama kompak melihat baju yang ia pakai lalu melihat baju masing-masing, lalu mereka tertawa karena kalau bukan ibu itu yang memberi tau mereka tak akan sadar kalau warna baju mereka senada toh mereka juga tidak janjian, apalagi Rama tadi pagi baru pesan baju melalui online.

" Ya sudah, sekali lagi terima kasih ya mbak,mas karena sudah menuruti kemauan ngidam saya dan maaf lo sudah mengganggu, semoga kalian bisa berjodoh nantinya." Ibu itu pun pergi lalu Rama dan Nadia pun kembali melanjutkan jalan nya untuk ke ke mobil.

Di aminkan gak ya, doa ibu nya oleh Rama dan Nadia. Hehhehe

Only they knows 😁

Saat menstater mobil, Rama pun bertanya ke Nadia terlebih dahulu, apakah ia ingin makan dulu baru pulang, toh sekarang sudah masuk jam makan siang dan Nadia pun juga ingin makan terlebih dulu karena ia pasti capek kalau sudah sampai di rumah tapi harus masak lagi jadi sekalian kalau malam saja baru masak. Mobil Nadia yang Rama kendarai pun melaju ke tempat rumah makan yang Nadia rekomendasikan.

Setelah sampai, Nadia dan Rama pun masuk ke sebuah rumah makan yang cukup ramai,dan memilih duduk lesehan    di pojok warung tersebut.

" Mas mau pesan apa?" Tanya Nadia saat mereka lagi melihat menu makanan.

" Kamu memangnya pesan apa?"

" Aku pesan ayam geprek level 5 sama es teh."

" Ya udah aku pesan ayam bakar saja deh sama es teh." Pelayan itu pun mencatat pesanan mereka dan pamit ke belakang.

" Mas nggak bisa makan pedas?"

" Bukannya nggak bisa tapi setiap aku selesai makan yang pedas-pedas,perut aku langsung sakit jadi lebih baik menghindarinya daripada tersiksa." Nadia pun hanya mengangguk-angguk.

" Kamu sudah sering makan di sini?"

" Iya, di sini makannya enak-enak."

" Sama siapa?"

" Sendiri atau biasa sama Nita juga."

" Kamu nggak pernah ke sini sama Raihan?" Nadia menggeleng lesu.

" Kenapa?"

" Dia nggak suka makan di pinggiran seperti ini, dia suka nya makan di resto atau cafe."

" Sama dong dengan Acha, dia juga nggak mau makan di tempat seperti ini. Dia bisa ngomel kalau aku ajak dia makan seperti ini." Hening dan tiba-tiba mereka berdua tertawa bersama.

" Ternyata pasangan kita sama ya, sedangkan selera kita seperti ini," ucap Rama dan di setujui oleh Nadia.

" Kenapa kalau aku lagi sama kamu, bawaannya bahagia terus, kesederhanaanmu membuatku nyaman dekat dengan kamu, Nad," batin Rama saat memerhatikan Nadia yang sudah memakan ayam gepreknya dengan lahap.

" Aku tau ini salah tapi dekat denganmu mas, buatku nyaman. aku bisa jadi diri ku sendiri jika bersama mu, aku takut kalau lama kelamaan aku bisa jatuh hati lagi padamu dan juga akan sakit hati lagi secara bersamaan juga," batin Nadia saat ia sedang menguyah makanannya.

Setelah menyelesaikan makan siangnya, Nadia dan Rama pun ke bagian kasir untuk membayarnya, Nadia berniat membayar namun Rama melarangnya dan Rama segera mengeluarkan uang selembar uang 100 ribu.

" Neng Nadia, ini siapa? Tumben sama cowok, biasanya selalu sama neng Nita," tanya ibu penjaga kasir yang memang sudah mengenal Nadia.

" Hehhe ibu, bisa saja. Ini bos aku bu di kantor, iya nih Nita lagi ada acara jadi tidak bisa nemenin aku makan siang di sini."

" Oalaha, tak kirain pacarnya neng Nadia."

" Hehhe, bukan bu." Setelah itu Nadia dan Rama pun pamit setelah mendapatkan uang kembaliannya dan langsung menuju rumah Nadia.

Sesampainya di rumah Nadia, mereka langsung menghempaskan badannya di sofa ruang keluarga setelah meletakan belanjaan mereka di dapur.

" Astaga, capek banget," ucap Nadia meregangkan otot-ototnya. Saat Nadia menghadap kanan, Rama ternyata berada di dekatnya, jarak mereka sangat dekat dan Rama juga menghadap ke Nadia membuat mereka saling tatap. Mereka adu pandangan, saling menatap lekat beberapa menit hingga Nadia yang buang muka terlebih dahulu.

" Hmm, aku ke atas dulu ya mas, kalau mas mau istirahat silahkan ke kamar tamu." Setelah mengucapkan itu, Nadia langsung lari naik ke lantai 2 ke kamarnya karena merasa canggung, sontak Rama tersenyum melihat tingkah lucu Nadia dan Rama pun juga akhirnya ke kamar untuk mengistirahatkan badannya, apalagi baru setengah 3, kalau ia tidur juga tidak ada masalah toh ia dan Nadia juga tidak sekamar.

Sedangkan Nadia langsung berbaring begitu saja di atas tempat tidurnya karena sudah merasa sangat ngantuk di tambah ia juga lelah.

Mungkin efek kecapean, Nadia bangun ketika jam sudah menunjukan pukul 5 sore. Nadia segera mandi lalu turun ke lantai bawah, ia tidak mendapati keberadaan Rama. Nadia pikir Rama sudah pulang saat ia tertidur pulas tadi jadi tidak mendengar Rama pamit, Nadia pun berjalan ke dapur membereskan belanjaan nya tadi yang tidak sempat ia tatah karena ke buru ke kamar karena merasa canggung. Nadia memasukan bahan-bahan makanan seperti sayur,ikan,daging , dll ke dalam kulkas. Sedangkan untuk sabun,minyak, dll ia letekan di sebuah lemari khusus penyimpanannya, tak terasa sudah jam 7 malam saja. Ia sudah mulai lapar, ia pun berniat membuat spaggety biar lebih simple toh hanya dia sendiri yang makan.

Namun belum juga menyalakan kompor nya, suara berat menyapa pendengarannya membuatnya terlonjak kaget.

" Astaga mas, ngagetin saja. Aku pikir kamu sudah pulang," ucap Nadia sedikit jengkel karena di kagetkan dan Rama hanya nyengir tak bersalah lalu mendekat ke arah Nadia.

" Mau masak apa?"

" Ini spaggety, biar simple. Mas mau juga?"

" Boleh kalau kamu masakin, tapi tumben masak kek gituan?"

" Lagi pengen saja, tapi mas jangan muntah ya sama rasanya nanti. Aku nggak pintar masak, atau mau gofood saja?"

" Nggak usah, masak seadanya saja. Yang penting tidak kamu kasih racun, aku makan kok."

" Sepertinya ide yang bagus itu mas, memberi racun," ucap Nadia dengan menaikan sebelah alisnya dan memberi tatapan seakan dia adalah pemeran antagonis.

" Boleh, asal kita matinya berdua." Rama balik tersenyum devil tapi itu membuat Nadia terpesona sejenak karena senyuman bosnya, ia langsung memalingkan wajahnya dan fokus memulai memasak. Sedangkan Rama setia menemani Nadia memasak sambil memerhatikan setiap gerakan Nadia. Jujur masakan Nadia biasa saja tapi masih  bisa di makan tapi Nadia mau belajar memasak sehingga itu membuat Rama tertarik dan tetap memakan masakan Nadia.

Sekitar 15 menit, masakan Nadia sudah masak dan siap di santap. Nadia di bantu Rama membawa masakan Nadia ke meja makan dan mereka pun makan dalam diam. Setelah makan malam, mereka berniat menonton tv saja karena masih pukul setengah 8 jadi Rama belum berniat pulang toh ini malam minggu juga, anggap lah mereka tengah bermalam minggu berdua.

Mereka pun memutuskan nonton drama korea, tepatnya sih Nadia yang memutuskan. Anggaplah sekarang pengganti gagalnya tadi pagi ia nonton drakor , kini mereka tengah menonton tv di ruang keluarga dengan duduk berdampingan tapi masih ada jarak sekitar 30 cm, mereka di temani cemilan yang Nadia tadi beli.

Sejam menonton mereka masih fokus menonton tanpa ada yang mulai berkomunikasi hingga episode ke sekian yang telah memakan waktu 2 jam mereka duduk, sudah ada adegan dimana kedua pemeran utama tengah duduk menonton di bioskop, tangan mereka tak sengaja saling bersentuhan saat ingin mengambil popcorn, kedua pemeran drama itu pun saling tatap hingga pemeran laki-laki mendekat dan mulai mencium pemeran wanita. Nadia dan Rama fokus menonton itu langsung menelan salivanya karena merasa canggung apalagi mereka hanya berdua di rumah di tambah adegan yang membuat suasana mendadak panas. Nadia dan Rama langsung saling tatap dan senyum tak enak karena mereka harus melihat adegan yang sudah pantas untuk mereka berdua karena sudah sama sama dewasa tapi suasananya yang tak mendukung.

" Hmm, Nad. Kayaknya sudah terlalu malam. Baiknya saya pulang dulu ya," ucap Rama memutus kontak terlebih dahulu karena merasa suasana semakin canggung dan panas juga.

" Iya." Nadia hanya menjawab seadanya karena ia juga sudah merasa tak nyaman karena menonton adegan tadi,kalau ia sendirian tak jadi masalah mungkin ia akan menjerit-jerit karena ikut baper tapi kali ini ada laki-laki yang bukan muhrimnya yang menemaninya menonton, ia merasa bodoh sekali karena memilih menonton drakor dimana adegan kissing jarang tak ada. Ia takut di anggap menggoda bosnya ini. Setelah pamit, Rama pun segera meninggalkan rumah Nadia. Awalnya Rama ingin pulang pada saat tengah malam namun karena ada adegan yang tak terduga ia segera memutuskan pulang cepat dari pada terjadi hal-hal yang tak di inginkan antara ia dan Nadia nantinya, bisa-bisa Nadia menganggapnya laki-laki buaya darat lagi. Saat kekasihnya tak ada, ia melampiaskan nafsunya ke wanita lain, dan Rama tak ingin itu terjadi.