Chereads / Mas Bos / Chapter 13 - girls talk

Chapter 13 - girls talk

Keesokan harinya, Nadia akan segera hangout bareng Nita sesuai janji mereka kemarin lalu. Semalam Nadia entah kenapa tak bisa tidur, ia gelisah, sepulangnya Rama ia segera ke kamarnya karena sudah malas melanjutkan drama yang ia nonton. Nadia berniat tidur karena sudah menjelang jam 11 malam tapi sesampainya di atas kasurnya, ia hanya balik kanan, balik kiri, telentang, tengkurap dan semua gaya ia lakukan agar bisa tidur tapi matanya tak mau terpejam, rasa gelisah menghampirinya. Ia tidak tau kenapa pada dirinya sendiri,entah efek menonton tadi atau ada hal lain yang terjadi dengan orang sekitarnya, Nadia pun juga tidak mengerti. Hingga jam 4 subuh akhirnya ia ketiduran juga dengan posisi sedang membaca novel, dan baru bangun jam 9 pagi, karena sudah malas memasak karena sudah siang juga , ia pun hanya memesan makanan lewat gofood toh nanti siang ia juga akan segera jalan sama Nita.

Dan inilah Nadia dan Nita sekarang, di sebuah mall yang terkenal di Jakarta. Mereka memutuskan shopping terlebih dahulu sambil ngobrol.

" Nit, sepertinya baju kemeja ini bagus ya gue pakai ke kantor." Nadia menunjukan sebuah kemeja biru ke Nita yang tengah memilih dress.

" Iya cocok Nad."

" Lo tumben lagi cari gaun, ada acara ya?"

" Iya, keluarga gue ada yang mau lamaran tapi masih bulan depan. Tapi mumpung kita ke mall jadi sekalian cari-cari dress."

" Wah, serru tuh. Bakal kumpul keluarga lagi dong lo."

" Iya lah, lo datang ya."

" Sip , emang dimana?"

" Di Bandung."

" Ok." Mereka pun melanjutkan mencari barang yang mereka inginkan hingga tak terasa 2 jam berlalu, paper bag di tangan mereka sudah full. Bagaimana tidak, setelah ke store baju,mereka pindah ke store sandal dan terakhir make up membuat mereka kalap dan kelaparan.

" Makan yuk Nad, gue udah lapar banget habis belanja," ajak Nita saat mereka menyadari kalau ternyata belajaan mereka sudah banyak.

" Boleh tuh, gue juga udah lapar banget. Lo sih belanja nggak ingat waktu."

" Idih, nyindir diri sendiri bu?"

" Ayo lah, ntar aja debatnya siapa yang salah." Mereka pun berjalan ke salah satu tempat makan yang ada di mall itu lalu memesan makanan.

" Sabtu depan ke Bandung yuk."

" Ngapain?"

" Kok nanya sih? Ya jengukin orang tua gue lah Nita sekalian pacar gue juga," ucap Nadia di akhiri cengiran.

" Modus lu, bilang aja lo kangen pacar lo."

" Jelas lah udah ada sebulan nih kita nggak ketemu, makanya cari pacar juga dong biar lo bisa rasain gimana rasanya menahan rindu."

" Lebay lo, malas gue. Wisuda gue aja belum kelar, masih ada sebulan lagi. Ntar lah kalau gue udah wisuda baru gue cari cowok."

" Gue doain lo segera dapat cowok sesuai yang lo impikan Nit." Nita pun hanya mengangguk dan pesanan mereka pun datang, mereka pun akhirnya menyantap makanan mereka sesekali ngobrol karena lumayan lama juga mereka nggak hangout bareng.

Setelah makan, mereka pun memutuskan untuk pulang dari mall dan mereka kini sudah berada di rumah Nadia. Sesampainya di rumah Nadia mereka langsung rebahan di tempat tidur  Nadia setelah meletakan belanjaan mereka di dekat meja rias Nadia.

" Nggak kerasa ya waktu cepat berlalu kalau udah belanja," ujar Nadia menatap langit-langit kamarnya.

" Iya bener, andaikan kita punya 4 tangan mungkin belanjaan kita masih nambah kali ya Nad."

" Iya bener."

" Oh iya gimana kerjaan kamu Nad?"

" Sejauh ini berjalan lancar, bos gue aman-aman saja."

" Terus hati lo gimana setelah bertemu penyebab patah hati lo?" Bukannya menjawab Nadia malah menatap Nita dan Nita pun balik menatap Nadia, Nadia hanya menggindikan bahunya.

" Terus dia gimana saat lihat lo lagi?"

" Biasa aja, mau gimana lagi? Emang dia nggak pernah ada rasakan kan dari dulu. Dia juga sekarang sudah punya pacar."

" Serius lo? Wah kampret emang tuh cowok. Setelah dia bikin lo patah hati, dengan segampangnya dia sekarang pacaran,wah gue___" ucapan Nita tertahan karena emosi mendengar Rama kini sudah punya pacar.

" Tenang Nit, semuanya sudah berlalu. Gue juga sudah punya pacar jadi ya sudah lah,mungkin seperti ini takdir kita. Kita di pertemukan bukan untuk bersama tapi hanya untuk saling menyapa."

" Tapi gue nggak rela Nad, segampang itu dia pacaran sedangkan loh butuh waktu 3 tahun lebih untuk menata hati lo baru bisa buka kembali."

" Udah lah Nit, emang gitu kali harus jalan hidup gue. Lo tau nggak siapa pacarnya bos gue?"

" Siapa? Artis? Pengusaha juga? Atau anak kuliahan?" Nadia hanya menggelengkan kepalanya mendengar jawaban acak Nita.

" Pacarnya tuh seorang model terkenal, itu Acha Wiguna."

" Demi apa pacarnya bos lo Acha wiguna?" Tanya Nita dengan hebohnya dan Nadia hanya mengangguk.

" Pantas lo di tolak Nad, saingan lo kelas berat. Ibarat lo tas Gosh dan dia Gucci," ucap Nita di ikuti tawanya di akhir kalimat membuat Nadia cemberut dan memukul Nita dengan boneka bantal.

" Pulang lo sana, ini yang namanya sahabat? Malah ngatain gue lagi," ucap Nadia dengan pura-pura marah dan Nita langsung memeluknya dari samping dan membujuk sahabatnya ini yang ia kenal sejak masuk SMA.

" Bercanda kali Nad, walaupun lo di ibaratkan tas Gosh tapi gue tetap milih lo karena walaupun harganya lebih murah di banding gucci tapi modelnya tak kalah cantik kok." Nadia menatap Nita dari samping dan Nita tersenyum sambil menaik-naikan alisnya,menggoda Nadia.

" Jadi di maafin kan gue?"

" Ada syaratnya."

"Busset, nggak ikhlas banget luh."

"Mau di maafin nggak?"

" Iya iya, apaan syaratnya?"

"Beliin gue besok makan siang, bawa ke kantor gue."

" Cuman itu doang?" Nadia hanya mengangguk.

" Beres itu mah, tapi gue pakai kurir ya. Gue nggak bisa bawa langsung karena mau anterin nyokap gue ke toko kain."

" It's ok. Yang penting makanan nya ada, soal lo datang atau nggak, itu nggak masalah."

" Jahat lo ya, lo lebih mentingin makanan dari pada gue sahabat lo,"ucap Nita pura-pura sedih.

" Jelek tau Nit, lo pura-pura sedih."

" Sialan lo."

" Eh, gue tanya ulang. Gimana lo sama bos lo?"

" Kepo banget deh lo, ya kita nggak gimana-gimana. Selayaknya bos dan sekertaris saja, emang mau gimana lagi?"

" Serius?" Tanya Nita menyelidik.

" Ya serius lah, kita juga sudah punya pacar masing-masing."

" Hmm, baru juga pacar. Itu belum sah, masih bisa di tikung. Yang nikah saja masih saja ada yang nikung apalagi pacaran."

" Maksudnya?" Nita malah nyengir.

" Apaan sih, aneh lo. Malah nyengir lagi."

" Gini ya Nadia, sekarang kan lo udah sama-sama Rama terus. Kenapa lo nggak pepet saja? Kesempatan jangan di sia-siakan." Nadia langsung menggeprak lengan Nita membuat Nita mengusap-usap lengannya.

" Lo tuh ya malah ngajarin gue jadi pelakor, ogah gue. Gue juga udah bahagia kok sama kak Raihan?"

" Terus Raihan gimana? Lo yakin dia bahagia sama lo?"

" Kenapa nggak? Dia yang kejar-kejar gue dulu pas zaman kuliah."

" Hmmm, gue mau tanya. Kalian pacaran sudah berapa lama?" Nadia mulai berpikir.

" Sudah hampir setahun deh kayaknya."

" Terus lo ketemu sama dia seberapa sering?"

" Ya kadang sekali sebulan atau paling lama 4 bulan baru bisa ketemu."

" Hmm, selama kalian nggak ketemu lo yakin Raihan setia sama lo?"

" Kok lo ngomong gitu Nit?"

" Gue cuman mau realistis saja Nad untuk lo, Rama kan sudah di dekat lo, lo udah punya kesempatan untuk sama dia,kenapa lo nggak ambil kesempatan itu saja?"

" Gini ya Nit, walaupun gue punya kesempatan tapi yang bersangkutan nggak ngasih gue peluang ya sama saja. Dan sejauh ini gue juga yakin Raihan setia sama gue."

" Syukur deh kalau lo percaya sama dia , tapi kalau sampai Raihan nyakitin lo karena dia selingkuh di Bandung, jangan curhatnya sama gue ya. Gue udah peringatkan lo sebelumnya Nad, gue nggak pingin lo jadi pelakor tapi gue cuman pengen lihat lo bahagia dan gue yakin di hati kecil lo masih ada nama bos lo, iyakan?" Nadia menatap lekat Nita.

" Iya, tapi sebisa mungkin gue abaikan. Gue nggak mau perjuangan gue selama 3 tahun untuk melupakan dia , berakhir sia-sia hanya karena gue membiarkan rasa itu di dalam hati gue. " Nita kembali memeluk Nadia dari samping.

" Gue cuman pengen lo bahagia Nad, lo taukan gue sayang sama lo. Gue nggak pengen lo stres lagi seperti 3 tahun lalu, gue nggak pengen lihat lo nangis lagi karena satu cowok, jadi kalau lo bahagia sama Raihan ya gue bakal dukung lo kok. Maafin gue yang bicara ngaco tadi."

" Nggak Nit, gue nggak tersinggung atau marah sama sekali sama apa yang lo katakan tadi. Gue tau lo cuman mau yang terbaik buat gue, terima kasih karena lo selalu ada di masa gue senang mau pun bahagia. Gue doain biar lo cepet dapat cowok juga biar kita bisa double date bareng."

Nita pun mengeretkan pelukannya ke Nadia sambil mengaminkan doa Nadia tadi, dan tak terasa sudah magrib saja. Nita pun pamit pulang dan Nadia pun masuk ke dalam kamar mandi untuk bersih-bersih.