Chereads / Suami Dadakan / Chapter 3 - Jangan Melihat Dari Penampilan

Chapter 3 - Jangan Melihat Dari Penampilan

"Nona muda sangat antusias dengan agama. Rasa tertarik dengan mempelajari agama kita. Hukum-hukum islam. Kamu ingat nanti ya, saat nona muda bangun dia pasti akan bertanya, berapa lama aku tidur? Dari waktu solat apa aku tidak sadarkan diri? Berapa hutangku solat. Jadi kamu harus menjawab dengan tepat.

"Wih ... Berarti dia mengodo' solat yang tertinggal? SubhanaAllah ... Biasanya mah gadis kalau datang waktu datang bulan acuh dan melupakan hutang solatnya ada berapa, di waktu apa! Dan ini, ih tambah lope deh aku," ujar Hasan terkagum, karena banya gadis jarang melakukan itu.

"Kamu benar putriku sendiri M nya dhuhur seharusnya solatnya duhur dan asar karna bisa di jama', tapi setelah mandi dari M, misal magrib ya hanya solat magrib, dan meninggalkan duhur dan asar. Nau'dubillah ... Tapi sebisaku menasehati dengan baik-baik," jelas Jufri.

"Lalu hal romantis apa yang dapat membuat nona muda akan klepek-klepek?" tanya Hasan penasaran.

"Jangan bertingkah cari perhatian dengan membaca Alquran didepannya, dia akan bepikiran jika itu tidak tulus melaikan hanya cari perhatian. Lalu buatlah kata-kata romantis dari arab, dia sangat suka. Apa lagi jika ada surat yang terbang dari merpati didepan," jelas Jufri, Hasan mengerutkan kening.

"Merpati putih dua pasang didepan itu? Tapi semua kenangan dari Fatih, aku sebenarnya ingin nona muda mencintai diriku sendiri, tanpa ada bayangan Fatih," ujar Hasan.

"Untuk awal, apa salahnya seperti Fatih, lama-lama pasti nona muda tulus, yang penting jangan menyerah oke. Sudah malam aku mau tidur dulu," ucap Jufri berdiri sambil menepuk bahu Hasan, Hasan tersenyum singkat dan ia duduk sendiri menatap wanita yang berbaring tanpa kesadaran.

Hasan duduk di samping wanita yang tidak sadarkan diri yang tidak lain adalah istrinya.

"Maukah kamu mendengarkan. Pacaran setelah menikah merupakan cinta yang paling indah untuk dijalani. Bersyukur dan bersabar dengan keadaan, aku menerimamu Halwa," tutur Hasan yang terus memandangi wajah sang istri.

"Walau dengan siapapun Allah menjodohkan kita, bersyukurlah dengan kelebihannya dan bersabarlah dengan kekurangannya. Pernikahan yang bahagia adalah menyatunya dua insan yang bersedia saling mengerti, memahami, dan saling memaafkan. Apa kamu akan menerimaku saat bangun nanti?" tanya Hasan yang kemudian berbaring di samping sang istri.

Terus memandang wajah cantik itu. "Aku menikah karena desakan. Menikahi kamu karena sudah yakin bahwa denganmu surga akan lebih dekat Aamiin.

Wanita shalihah tidak pernah takut menikah dengan lelaki yang miskin harta. Melainkan yang ditakutkan adalah menikah dengan lelaki yang miskin ilmu dan miskin tanggung jawab. Entah mulai dari kapan aku sudah mencintaimu Halwa."

Hasan terus memandangi istrinya air matanya berlinang dengan sangat mudah.

"Waktu berputar dan aku terhs memandangimu. Aku tidak melakukan aktifitas lain kecuali memandangmu. Aku tidak akan bisa seperti Fatih. Namun aku akan meyakinkanmu. Aku layak untuk menjadi imammu," kata Hasan.

"Kekecewaan seseorang terhadap masalah yang dialami adalah hal yang tak bisa ia tolak untuk pergi merupakan kekecewaan yang berdasarkan harapan hati."

"Halwa."

Halwa. Tanpa mengatakan apapun aku bisa dengan mudah merasakan cinta. Cintamu. Jantungku bergetar hebat setiap aku di sampingmu. Nadiku bergetar kuat setiap ku tahu dirimu yang masih terpejam. Aku bukan dewa, aku tak selalu mampu menjaga, namun tak sanggup bila kamu seperti ini. Bangunlah," pinta Hasan yang terus memandangi wajah Halwa.

"Bahagianya kamu merupakan bahagiaku juga. Aku juga merasakan sakit ini. Mari berbagi duka dan bahagia," pinta Hasan mengecup punggung tangan Halwa.

Sejenak Hasan bangun lalu menatap wajah ayu itu lagi. "Sungguh sangat nyaman. Apa kamu tau. Sebuah hadits dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

Tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan 'Arsy Allah Ta'ala di hari kiamat dimana tidak ada naungan kecuali hanya naungan Allah SWT. Yaitu:

1. Pemimpin yang adil

2. Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah Ta'ala

3. Seorang yang hatinya senantiasa bergantung di masjid

4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah Ta'ala. Mereka berkumpul karena Allah dan mereka pun berpisah juga karena Allah Ta'ala.

5. Seorang yang diajak wanita untuk berbuat yang tidak baik, dimana wanita tersebut memiliki kedudukan dan kecantikan, namun ia mampu mengucapkan, "sesungguhnya aku takut kepada Allah SWT."

"Halwa semoga nantinya kita bisa menjalani yang nomer empatnya. Menikah karena ibadah," ujar Hasan yang bangun lalu menuangkan air hangat mengambil kain.

Perlahan dia mengusap tangan dan kaki Halwa dengan air hangat itu.

"Lelaki yang baik bukan mudah mengucapkan cinta tanpa mempertanggung jawabkannya dengan menikahi. Aku bertanggung jawab dan mencintaimu."