"Aku di sampingmu dan aku selalu di sampingmu. Aku merasakan perasaan yang yang tidak bisa kamu rasakan. Halwa sejak mengucapkan ijab qobul terus mencintaimu. Aku selalu memandangi wajahmu. Dan aku ingin selalu ingin menceritakan kisah kisah yang aku ambil hikmahnya." Hasan dengan perlahan menyeka tangan dan kaki Halwa dengan air hangat.
"Kisah Nabi Idris 'alihi salam merupakan salah satu nabi yang diutus oleh Allah SWT. Nabi Idris adalah cucu dari kakek buyut bernama Nabi Syits anak terakhir Nabi Adam. Kisah Nabi Idris ini di antaranya termaktub dalam Alquran, surat Maryam ayat 56-57.
"Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam Al Qur'an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke tempat yang tinggi."
(Surat Maryam ayat 56-57). Nabi Idris adalah buyut Nabi Ibrahim atau ayah kakek Nabi Nuh. Nama Nabi Idris dulunya adalah Ukhnuh, dinamai dengan Idris karena beliau sering mendaras kitabullah.
Nabi idris diutus di kawasan Babilonia, Irak kuno. Namun, karena penduduknya tidak mau beriman, Idris dan beberapa pengikutnya hijrah ke Mesir.
Dalam Tafsir Jalalain disebutkan, Nabi Idris tak henti bertasbih tiap melakukan perbuatan baik mulai menjahit maupun menulis.
Nabi Idris juga merupakan orang pertama yang bisa menulis. Hal itu termaktub dalam Surat Al 'Alaq: 4-5
عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ
Artinya: (Yang mengajar) manusia menulis (dengan qalam). Orang pertama yang menulis dengan memakai qalam atau pena ialah Nabi Idris as.
Dia mengajarkan kepada manusia atau jenis manusia apa yang tidak diketahuinya yaitu sebelum Dia mengajarkan kepadanya hidayah, menulis dan berkreasi serta hal-hal lainnya.
Nabi Idris diriwayatkan tak henti beribadah siang dan malam sampai orang lain kesulitan untuk menggambarkan giatnya ibadah Nabi Idris, bahkan malaikat maut Izrail pun rindu ingin bertemu dengan Nabi Idris.
Malaikat maut meminta izin kepada Allah untuk mengunjungi Nabi Idris, maka malaikat maut pun menemui Nabi Idris dalam bentuk manusia.
Malaikat maut memberi salam kepada Nabi Idris dan duduk di sampingnya. Nabi Idris alaihi salam biasa puasa Dahr, ketika tiba waktu berbuka maka ada malaikat yang membawakan makanan dari surga.
Malaikat maut datang pada malam itu dengan membawa makanan dari syurga, Nabi Idris berbuka dengan makan itu dan berkata kpd malaikat maut : "Engkau makanlah juga." Namun malaikat maut tidak memakannya.
Di dalam kitab sahih telah disebutkan bahwa Rasulullah SAW, bersua dengannya pada malam beliau menjalani isra, sedangkan Nabi Idris berada di langit yang keempat.
Menurut Ibnu Abbas, firman Allah SWT tentang Idris dalam Surat Maryam: Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi. (Maryam: 57) Kab menjawab bahwa mengenai Idris, sesungguhnya Allah mewahyukan kepadanya,
"Sesungguhnya Aku akan mengangkat bagimu setiap harinya amal perbuatan yang semisal dengan semua amal perbuatan anak-anak Adam (Seluruh manusia)." Maka Idris menginginkan agar amalnya terus bertambah. Kemudian datanglah seorang malaikat yang terdekat dengannya.
Idris berkata kepada malaikat itu,"Sesungguhnya Allah telah mewahyukan anu dan anu kepadaku, maka bicaralah kamu kepada malaikat maut agar sudilah ia menangguhkan ajalku supaya amalku makin bertambah.
Malaikat itu akhirnya mambawa Idris di antara kedua sayapnya, lalu naik ke langit. Ketika sampai di langit keempat, malaikat maut yang sedang turun bersua dengannya. Maka malaikat yang membawanya mengemukakan apa yang dimaksudkan oleh Idris. Malaikat maut bertanya, "Sekarang Idris ada di mana?"
Malaikat itu menjawab, "Dia sekarang ada di pundakku." Malaikat maut berkata,"Aku heran, mengapa aku diperintahkan untuk mencabut roh Idris di langit keempat.
Pada mulanya aku bertanya, mengapa aku mencabut roh Idris di langit keempat, sedangkan ia berada di bumi? Akhirnya roh Nabi Idris dicabut di langit yang keempat.
Di dalam riwayat ini disebutkan pula bahwa malaikat yang terdekat dengan Idris ketika menanyakan kepada malaikat maut tentang ajal yang masih tersisa bagi Idris, malaikat maut menjawab.
"Saya tidak tahu, nanti saya akan lihat dahulu." Malaikat maut melihat buku catatannya, kemudian berkata,
"Sesungguhnya kamu menanyakan kepadaku tentang seorang lelaki yang tiada tersisa bagi ajalnya selain dari sekejap mata."
Lalu malaikat maut memandang ke arah bawah kedua sayapnya, tiba-tiba ia melihat Idris telah dicabut nyawanya, sedangkan malaikat maut itu tidak menyadari bahwa dirinya telah mencabutnya.
Ibnu Abu Nujaih telah meriwayatkan bahwa Nabi Idris diangkat ke langit dan tidak mati, perihalnya sama dengan pengangkatan Nabi Isa.
Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firmanNya: Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi. (Maryam: 57) Bahwa Idris diangkat ke langit yang keenam dan wafat di tempat itu. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ad-Dahhak ibnu Muzahim.
Malaikat maut mencabut nyawanya Nabi Idris, maka saat itu juga beliau wafat, Malaikat maut menangis dan berdoa kepada Allah agar mengembalikan nyawa sahabatnya, Idris.
Allah mengabulkan doanya dan menghidupkan kembali Nabi Idris alaihi salaam.
Malaikat maut merangkul Nabi Idris yg hidup kembali sambil bertanya: "Wahai saudaraku, bagaimana rasanya pahitnya kematian?"
Nabi Idris menjawab : "Sesungguhnya hewan ketika dikuliti hidup-hidup, maka sakitnya kematian 1.000 kali lipat lebih berat daripada hal itu."
Malaikat maut berkata, "Padahal aku mencabut nyawamu dengan halus dan itu belum pernah aku lakukan kepada seorang pun sebelumnya."
"Wahai malaikat maut, aku masih punya kebutuhan lain terhadapmu, aku ingin melihat neraka jahannam, dan aku akan beribadah kepada Allah ta'ala setelah melihat tali kekang dan hiruk pikuk jahannam," kata Nabi Idris.
Malaikat maut menjawab, "Bagaimana bisa aku pergi ke neraka Jahannam tanpa adanya perintah dari Allah ta'ala?"
Allah pun memberinya perintah, Malaikat maut membawa Nabi Idris ke neraka jahannam, di sana beliau melihat semua hal yang Allah ciptakan untuk musuh-musuhnya mulai dari rantai, belenggu, tali kekang, ular, kalajengking, api, zaqqum dan air panas. kemudian keduanya kembali.
"Wahai malaikat maut, aku punya kebutuhan lagi, aku ingin engkau membawaku ke syurga, aku ingin melihat apa yang Allah ciptakan untuk para kekasihNya dan aku akan menambah lagi ibadahku." kata Nabi Idris lagi.
Malaikat maut menjawab, "Bagaimana bisa aku pergi ke surga tanpa adanya perintah dari Allah ta'ala?"
Allah pun memberinya perintah, Malaikat maut membawa Nabi Idris sampai ke pintu surga, dari sana Nabi Idris bisa melihat kenikmatan-kenikmatan, kerajaan yg agung, hadiah yg luar biasa, pohon-pohon, sungai-sungai dan buah-buahan.
Nabi Idris berkata, "Wahai saudaraku malaikat maut, aku telah merasakan pahitnya kematian, telah melihat hiruk pikuk neraka jahannam, apakah engkau mau memohon kepada Allah agar mengizinkanku masuk ke dalam surga dan meminum airnya agar hilang pahitnya kematian?"
Malaikat maut meminta izin kepada Allah dan Allah pun mengizinkan Nabi Idris untuk masuk ke dalam surga dan kemudian keluar lagi.
Maka masuklah Nabi Idris alaihis salaam kedalam surga dan beliau meninggalkan sandalnya di bawah pohon yang ada di surga lalu keluar.
Nabi Idris berkata, "Wahai malaikat maut, sendalkau tertinggal di dalam surga.
"Kalau begitu kembalilah dan ambil sendalmu," kata malaikat maut.
Maka beruntunglah Nabi Idris berada di surga firdaus dengan mendaras kitabulloh dan Allah mencukupkannya dari keburukan Iblis.
Wallahu a'lam. Dari Tafsir Ibnu Katsir.
"Masya Allah trik ini tadi. Hahaha, keren. Hehehe," ujar Hasan tertawa lepas setelah mendengar modusnya nabi Idris untuk tetap tinggal di surga.
"SubhanaAllah." Suara itu mengejutkan Hasan. Hasan sampai memundurkan badan karena syok.