HAPPY READING ALL
***
Sesampainya mereka didufan, mereka langsung antri ke loket. Reyhan membeli tiket premium tanpa sepengetahuan pacarnya agar tidak mengantri lama. Kalau melody tau reyhan membeli tiket premium pasti melody mengomel karena sayang uang nya.
"yok, ini aku udah dapet tiketnya" ucap Reyhan menggandeng tangan Melody
"kamu pasti beli yang mahal kan?" tuduh melody dengan mata menyelidik
"iya, kenapa? uang aku banyak kali, cuman beli tiket premium dufan ngga bakal buat uang aku habis" jawab reyhan dengan terus berjalan kesalah satu market yang ada dipojok
"holkay bebas" gumam melody
"kamu duduk aja dibangku, aku mau beli minum didalem. Kamu mau apa?" tanya Reyhan menatap melody
"apa yaa. Eemmm aku air putih aja deh, tapi yang Le mineral ya" jawab melody
"tunggu bentar ya, jangan kemana-mana" peringat reyhan
"astaga rey, kamu cuman mau beli minum rempong banget. Aku ikut masuk aja deh" ucap melody bersiap untuk berdiri
"ngga usah. Duduk aja disini, nanti kalo didalem antri kamu malah cape" ucap reyhan menahan bahu gadisnya
"yaudah aku disini. Kamu cepetan masuk" suruh melody dengan mendorong punggung reyhan
Melody sangat suka saat reyhan memperhatikan hal-hal kecil tentang dirinya seperti tadi. Ia terkadang masih merasa tidak pantas untuk Reyhan, tetapi inilah dirinya. Ia tidak bisa menutupi dirinya dengan topeng, melody ya melody. Itulah prinsipnya
"kamu mau main apa dulu?" tanya reyhan
"enak nya apa?" tanya melody berhenti berjalan dan menghadap kesamping menatap reyhan
"halilintar ya, tapi kamu jangan sampe muntah. Kan malu-malu in" ucap reyhan bercanda
"astagaa, berarti kalo nanti aku muntah-muntah kamu ninggalin aku?" selidik melody
"kalo aku muntah-muntah hamil anak kamu gimana coba?" canda melody balik
Reyhan terdiam mendengar ucapan melody, tiba-tiba ia kepikiran untuk menikah muda.
"becanda hyung, jangan serius gitu muka nya" ucap melody sambil tertawa
Melody mengusap kerutan dialis Reyhan, tanda bahwa laki-laki tersebut tengah berpikir keras
"kamu mau nikah muda?" tanya Reyhan tiba-tiba
"ya ampun reyhan, ini tempat umum lohhh. Udah ayoklah, jadi naik halilintar nggk?" tanya melody
Saat melody menengok ke area halilintar, matanya tak sengaja bertemu dengan gerombolan remaja yang tak asing dimata nya. Badan nya menegang dan keringat dingin ditangan nya mulai keluar.
"kenapa sih? muaknya tegang gitu" ucap Reyhan mengusap tangan melody
"kamu diem jangan nengok kebelakang" ucap lirih melody
"aku kasih tau, anak kelas kamu ada disini. Disitu juga ada Salsa sama temen-temenya. Mereka lagi jalan kearah sini, gimana dong?" tanya melody dengan mata berkaca-kaca sambil mengencangkan genggamannya pada reyhan
Reyhan sendiri bingung kenapa anak kelas nya bisa kesini, apalagi dengan geng nya Salsa, bisa dibilang sohib Reyhan rada jijik dengan Salsa and the geng. Ini memang tempat umum, tapi tak biasanya anak kelas main kesini. Biasanya mereka hanya nongkrong dicafe atau warkop bu Ijah
"oke. Kalo kamu emang masih takut ketemu mereka, ini kunci mobil kamu bawa. Masuk aja kemobil nanti aku nyusul, jangan keluar sampe aku dateng. ok?" Ucap Reyhan memegang pundak melody berusaha menenangkan gadis nya
"kamu nyusul nya cepet kan? aku gaberani sendirian. Parkiran kan sepi" gumam melody menunduk
"iya. Gabakal lama, paling aku nyapa mereka udah" ucap reyhan yakin
"udah sana cepet keparkiran. Keburu anak-anak liat" suruh Reyhan
"jangan genit sama Salsa ya" peringat melody lalu berlari kearah parkiran
Setelah melody tak terlihat, ia menegok kebelakang dan langsung bertemu dengan mata Dimas.
"Woy bro" teriak Dimas kencang dan berlari kearah Reyhan, hingga orang-orang yang berada disekitarnya melihat kearah dimas
"temen lo noh, ngga punya urat malu emang" ucap Dito sambil menggeleng-gelengkan kepala nya
"hahaha, biarin aja. Spesies langka itu" ucap Vano
"dasar malu-malu in" ucap Reyhan ber tos ria dengan Dimas dan anak-anak lain
"sama siapa lo?" tanya Vano melihat sekeliling Reyhan yang tidak ada tanda-tanda orang yang dikenalinya
"tadii itu sama siapa sih, emmm. Oh iya sepupu gue, tapi tadi dia pulang langsung, ada acara dadakan katanya" ucap Reyhan tergagap dan berusaha tidak menatap mata teman-teman nya
"hai" ucap Salsa lembut sambil berusaha meraih tangan Reyhan
"eh hai" balas reyhan singkat
"sejak kapan kalian jalan sama Salsa?" tanya reyhan pelan ditelinga Dimas
"tadi kita ketemu diparkiran. Yaudah sekalian lah, daripada sendiri-sendiri keliatan jomblo nya broo" ucap Dimas menepuk punggung reyhan
"kalian mau main kan? gue duluan ya, tiba-tiba nyokap chat nyuruh gue pulang" ucap Reyhan pura-pura melihat handpone
"cepet banget main nya. Baru juga jam 11" ucap Dito melihat jam yang melingkar ditangan nya
"iya, mending main dulu sama kita. Makan siang bareng juga sekalian" ucap Salsa berusaha melembutkan suara nya
"naik bianglala rey berdua sama salsa. Kapan lagi coba bisa berduaan sama Salsa, yekann?" ucap Tamaran teman salsa, berusaha untuk menjodohkan salsa dengan reyhan
"engga dulu deh, ini udah di chat sama nyokap" berusaha melepaskan tangan nya dari genggaman Salsa yang entah sejak kapan menggenggam nya
Tanpa mereka sadari, Melody melihat semua interaksi mereka. Mulai dari tatapan memuja Salsa pada reyhan, genggaman salsa pada reyhan. Melody melihat semua, karena sebenarnya ia ada di salah satu toko yang dekat dengan pintu keluar dan masih bisa melihat interaksi mereka.
"aku ikut kamu aja gimana? sekalian kenalan sama mama kamu" minta Salsa
"ngga usah deh. Gue lagi sibuk, habis pulang mau langsung pergi. Gue langsung cabut ya, takut ditungguin nyokap" ucap Reyhan langsung pergi dari hadapan mereka
"sibuk banget si reyhan. Emang dia disuruh apa sih sama nyokap nya, pembantu dirumah nya aja ada selusin, masa iya dia disuruh-suruh sih" gumam Dimas yang masih melihat kearah reyhan yang tengah berlari
"ngga usah kepo. Udah have fun aja, siapa tau urusan penting" ucap Vano dengan menarik kerah baju dimas
"kamu dimana?" ucap reyhan menelfon melody
"aku ada di pintu keluar, disitu nanti ada toko aku ada disitu" jawab melody langsung mematikan sambungan telefon
reyhan langsung berlari kearah toko tersebut, dapat ia lihat melody tengah duduk dan memakan es krim.
"enak nggk?" tanya reyhan langsung memakan es krim ditangan melody
"ihh jangan dimakan, itu bekas aku. Aku beliin mau?" ucap melody berdiri dan mengambil tisu di slingbag nya karena ujung bibir Reyhan kotor
"ngga usah, sesuap aja cukup kok" ucap reyhan dengan memperhatikan wajah melody yang tengah fokus membersihkan mulutnya
"ayok pulang, aku mau pulang" ajak melody
"ayok" ucap reyhan menggandeng tangan melody
Sesampainya mereka dimobil, hanya ada keheningan diantara mereka. Saat ditengah perjalanan, akhirnya Reyhan memulai untuk bersuara
"mau makan siang apa?" tanya Reyhan dengan fokus kedepan melihat jalan
"ikut aja" jawab melody singkat
Reyhan merasa ada yang janggal dengan gadisnya, biasanya Melody paling suka merekomendasikan makan-makanan
"yaudah, makan warung bakso aja ya. Aku lagi males makan nasi" ajak reyhan yang hanya dibalas anggukan oleh melody
Mereka sampai diwarung bakso langganan Reyhan dan memilih duduk dikursi paling pojok.
"mau pesen apa mas?" tanya pelayan warung
"bakso komplit satu, kamu apa?" tanya reyhan
"aku bakso tanpa mie, minum nya air putih aja" jawab melody
"bakso komplit satu, tanpa mie satu. Minumnya air putih botolan satu, sama es teh satu ya mas" pesan Reyhan
"ditunggu ya mas" ucap pelayan langsung pergi dari hadapan mereka
"kamu tadi kenapa ngga nunggu dimobil aja? diluar kan panas" tanya reyhan menarik tangan melody yang sedang bermain handphone
"ngga papa" ucap melody tanpa mengalihkan pandangan nya dari handphone nya
Sudah reyhan duga, pasti ada sesuatu yang salah dengan dirinya. Tapi reyhan tak tau dimana salah nya, setiap kali melody ditanya hanya menjawab 'ngga papa'. Reyhan jadi bingung, apakah tidak ada jawaban selain 'ngga papa', emang nya ia cenayang yang bisa tau isi pikiran seseorang.
"jangan main hp mulu, itu baksonya dimakan" tegas Reyhan dan langsung mengambil hp berlogo apel terbuang setengah milik melody
Setelah makan diliputi dengan keheningan, kini mereka sampai di apartemen melody.
"aku langsung masuk ya" ucap Melody yang ingin segera keluar dari mobil reyhan
"aku juga mau mampir, ini baru jam 2" ucap reyhan cepat dan langsung mematikan mesin mobilnya
tiiiittt, suara pintu apartemen yang terbuka
"aku mau ganti baju dulu ya" ucap melody langsung berlalu menuju kamar nya
Setelah mengganti bajunya dengan baju rumahan ia langsung keluar dari kamar nya, dapat ia lihat reyhan tengah duduk disofa panjang nya dengan tv yang menampilkan serial spongebob. Melody langsung ikut duduk disamping Reyhan dengan memberi jarak beberapa centi,
"kenapa?" tanya reyhan langsung menghadapkan badan dan wajahnya kearah melody
"kenapa? emang aku kenapa?" tanya melody balik dengan mata tetap fokus pada tv dapat melody dengar kalau reyhan menghela napas
"tadi kenapa ngga nunggu dimobil? diluar kan panas" ucap reyhan menarik lembut dagu gadis nya
"ngga papa" lirih melody menarik wajahnya dari tangan reyhan dan menunduk
Tanpa terasa matanya sudah berkabut, matanya sudah memberat
"tell me, whats wrong?" tanya reyhan menarik melody kedalam pelukan nya
Lepas sudah air mata melody, ia menangis dalam pelukan reyhan. Reyhan hanya bisa menunggu hingga melody berhenti menangis dengan mengusap rambut gadis nya dengan lembut. Setelah beberapa menit, melody berhenti menangis walaupun masih sesenggukan.
"salsa, salsa kayaknya suka kamu" ucap melody dengan sesenggukan
"terus?" tanya reyhan yang masih mengusap rambut melody
"aku tadi liat kamu dipegang sama salsa, salsa keliatan banget suka sama kamu" ucap melody melingkarkan tangan nya kepunggung reyhan
"kamu suka nggk sama salsa?" tanya melody lirih
"kamu daritadi diem, terus nangis gara-gara tangan ku dipegang salsa?" tanya reyhan, melody hanya mengangguk
"aku ngga bisa maksa Salsa buat ngga suka sama aku, itu hak dia. Yang penting itu sayang ku buat kamu, just for you" ucap reyhan meyakinkan melody
"kamu beneran ngga suka salsa? dia cantik lhoo" ucap melody mendongakkan kepala nya
"engga, kan aku suka nya sama kamu. Udah ngga usah nangis lagi, tambah jelek nanti" canda reyhan dan mendapatkan cubitan diperutnya
***
NEXT PART?
Yes
or
No