Chereads / SEBUAH PENYESALAN / Chapter 16 - SebuahPenyesalan Part 15

Chapter 16 - SebuahPenyesalan Part 15

Dokter menoleh ke arah Raka "Kondisinya saat ini lemah,tekanan darah nya juga sangat lemah,mungkin Pasien belum sarapan,dan terlalu kecapean"Dokter menjelaskan kondisi Rania.

Dokter langsung pergi keruangan nya,kini Raka mendekat kearah Rania.Hati Raka dipenuhi oleh penyesalan nya,kalau saja ia perduli dengan Rania mungkin Rania tidak pingsan seperti ini.

"Maafin gue Ran"Raka mencoba memegang tangan Rania sambil meneteskan Air matanya.

"Coba kalo tadi gue ngajak lo bareng,pasti lo engga akan kaya gini"Ucap Raka lagi

Sudah 5 Menit Raka melihat Rania belum sadarkan diri,Raka semakin panik ia mencoba memegang kening Rania.Pada saat Raka memegang kening Rania,Raka kaget kalau ternyata Rania sudah Panas tinggi.

Fikiran Raka makin kacau,ia sudah tidak tahu harus berbuat apa,ia sangat khawatir dengan kondisi Rania.

Raka mencoba memanggil Dokter yang berada di ruang UKS "Dokter" Teriak Raka dengan Panik nya.

Dokter pun datang menghampiri Raka yang sudah dengan wajah panik nya.

"Dok tolongin Rania,badan nya panas banget Dok"Raka meminta tolong agar Dokter tersebut menangani Rania.

Dokter mendekati Rania,membuka mata Rania dan memegang kening Rania.

"Rania seperti nya harus di Infus,kondisinya sangat lemah,kamu segera bawa temen kamu kerumah sakit terdekat"Ucap Dokter kepada Raka.

Raka yang mendengar ucapan Dokter langsung mengangkat badan Rania untuk segera kerumah sakit.

Pada saat Raka keluar dari UKS tiba-tiba saja,Pak Marko menghampiri nya.

"Rania kenapa Ka?"Tanya Pak Marko.

"Rania harus dibawa kerumah sakit Pak,kondisinya lemah"Jawab Raka.

Dengan muka kaget nya Pak Marko merasa bersalah "Yaudah kamu bawa sana,nanti kamu saya izinin ke guru kelas"Pa Marko mengizinkan Raka membawa Rania.

Raka melanjutkan perjalanan nya menuju Parkiran karna ia makin khawatir dengan kondisi Rania.

Sesampainya Raka di Parkiran ia langsung memasukan Rania kedalam mobilnya dan berjalan menuju rumah sakit terdekat.

Sesampainya di Rumah sakit,Raka langsung membawa Rania kedalam Rumah sakit,disana ternyata sudah ada Suster untuk membawa Rania ke rumah ICU.

Karna diruang ICU tidak boleh ada yang masuk pada saat Pasien sedang di tangani oleh Dokter.Raka panik,ia takut kalau Rania kenapa-napa.Raka terus mondar mandir di depan ruangan ICU dengan hati yang tidak tenang.

Selesai Dokter menangani Rania,Dokter segera keluar untuk menemui Raka.pada saat Dokter membuka Pintu ruangan,Raka langsung menghampiri Dokter.

"Pasien harus dirawat beberapa hari karna tekanan darah sangat rendah,sepertinya pasien terlalu kecapean hingga seperti ini.Kondisinya sebentar lagi akan sadar dan juga sudah kita infus,setelah ini Pasien akan dibawa ke ruang inap.segera untuk masnya melalukan pembayaran administrasi nya"Dokter menjelaskan kepada Raka.

Tanpa berfikir panjang Raka mengiyakan apapun yang diucapkan oleh Dokter kepadanya.

"Saya akan segera urus pembayaran nya Dok"Jawab Raka.

Kini Raka langsung berjalan menuju Administrasi untuk menyelesaikan pembayaran dalam beberapa Hari.

Raka langsung membayar untuk dalam waktu 3 Hari dan setelah selesai membayar Raka langsung berlali menuju Kamar yang akan ditempati oleh Rania.

Kamar Melati Nomor 13 itu adalah kamar Inap Rania saat ini,Raka berjalan dan menuju ruangan dimana Rania di rawat.

Raka mulai memasuki Kamar Melati,dan melihat Rania masih saja terbaring.Raka langsung duduk di samping Rania,dan memegang tangan Rania berharap Rania akan sadar.

Pada saat Raka menyesali atas sikapnya kepada Rania,tiba-tiba tangan Rania bergerak.Raka yang menyadari itu langsung melihat ke arah Rania dan benar saja Rania sudah sadarkan diri.

Saat Rania sadar ia bingung disampingnya sudah ada Raka dengan muka yang sembab karna tangisannya,Rania mencoba melihat disekelilingnya.

"Gue dimana Ka?"Tanya Rania dengan bingung.

"Lo dirumah sakit"Jawab lembut Raka.

"Gue kenapa?"Tanya Rania lagi.

"Lo pingsan pada saat lagi di hukum sama Pak Marko"Jawab Raka.

"Gue mau balik lagi ke sekolah Ka"Rania mencoba untuk bangun dari tidurnya.

Raka menahan Rania "Lo masih sakit,jangan nekat,udah mending lo istirahat"Ucap Raka.

Rania tidak bisa berbuat apa-apa karna ia juga merasa kalau badan nya sangat lemas tidak seperti biasanya 'GUE KAYA GINI APA KARNA TADI PAS BERANGKAT SEKOLAH YA' Batin Rania.

Rania yang melihat Raka menemaninya merasa tidak enak "Lo balik ke sekolah Ka,biarin gue sendiri"Rania meminta Raka untuk kembali ke sekolah.

Raka menolak "Gue engga mau!"Ketus Raka.

"Kenapa? Bukan nya lo udah engga perduli lagi sama gue?"Pertanyaan Rania membuat Raka diam.

HENING

"Maaf Ka,karna kehadiran gue buat hidup lo jadi kaya gini"Ucap Rania.

Raka menatap Rania "Ran kehadiran lo buat gue berarti"Jawab Raka.

"Lo berhasil buat gue jatuh cinta sama lo dan lo juga berhasil buat gue engga mau kehilangan lo Ran"Raka mulai menjelaskan kepada Rania.

Rania menatap Raka "Ka,tapi gue cuma engga mau lo sama Dimas berantem terus-terusan kaya gini"Jawan Ranua membuat Raka kesel karna Rania selalu ngomong itu lagi.

"Ran,gue tau Dimas,masalah gue sama Dimas akan gue selesaiin"Jawab Raka.

"Lo ngomong kaya gini apa karna lo mau gue beneran jauhin lo Ran"Raka mengalihkan Tatapan nya kepada Rania.

Rania memegang tangan Raka "Ka,gue beneran suka sama lo,tapi gue juga engga mau karna gue suka sama lo malah nyakitin hati orang lain"Rania memberikan penjelasan kepada Raka.

Raka menoleh ke arah Rania "engga ada yang tersakitin disini Ran,Dimas hanya perlu waktu untuk menerima keadaan dan perasaan seseorang engga ada yang tau kan"Jawab Raka dan Rania hanya terdiam.

Raka beranjak dari duduk nya "Udah lo mending sekarang makan,gue engga mau lo sakit kaya gini dan gue juga engga mau lo banyak fikiran"Ucap Raka.

Raka langsung membantu Rania untuk posisi duduk karna tidak mungkin jika makan sambil tiduran.

Raka mengambil makanan yang sudah di sediakan oleh Suster dan Raka mulai memberikan makan kepada Rania.

Pada saat Rania makan ia teringat oleh sesuatu "Oiya yang bayar rumah sakit nya siapa? Nyokap gue?"Tanya Rania.

"Udah lo engga usah mikirin soal itu,udah gue lunasin semua selama 3 hari"Jawab Raka.

Rania yang mendengar itu sontak langsung kaget "Lo serius? Gue engga mau ngerepotin lo Ka,udah gue mau pulang pokonya"Rania mencoba buat beranjak dari duduknya.

Raka menahan nya "Ran,lo engga usah ngerasa kaya gitu,gue kaya gini itu karna khawatir sama lo. Lo diem atau gue bakal bersikap engga perduli kaya tadi!"Ketus Raka.

Mendengar ucapan Raka,Rania mulai mengurungkan Niatnya untuk pulang dari rumah sakit,walaupun rasanya tidak enak sama sekali.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Pada saat Pak Marko tahu kabar Rania,Pak Marko berjalan menuju kelas Rania setelah ke kelas Rania Pak Marko juga akan ke Kelas Raka untuk mengizinkan Raka.

Sesampainya di kelas,Pa Marko langsung masuk kelas Rania "Maaf sudah mengganggu waktu belajar kalian,Bapak mau menyampaikan sesuatu kalau Rania sedang dirawat dirumah sakit.buat kalian yang mau ngejenguk Rania bisa setelah pulang sekolah ini ya dan kalian bisa lanjutin lagi belajarnya"Pak Marko kepada kelas Xll IPA 2.

Setelah Pak Marko keluar dari kelas Rania,kini Naura dan juga Gilang kaget dengan kamar Rania.

"Kenapa ya sama Rania?"Tanya Naura,karna saat ini Naura duduk bareng dengan Gilang.

"Engga tau gue juga Ra,coba nanti kita tanya ke Raka"Jawab Gilang dan Naura hanya mengangguk kan kepalanya.

Mereka akhirnya melanjutkan pelajarannya kembali.

Lalu Pak Marko berjalan ke arah kelas Raka,pada saat sampai di kelas Raka,Pak Marko langsung mengetuk pintu kelas dan masuk ke dalam kelas.

"Buat ketua kelas hari ini Raka absensinya Izinin ya"Ucap Pak Marko.

Rangga terlihat bingung "Lah ko di izinin Pak,kan Raka masuk"Jawab Raka dengan bingung.

"Raka lagi antar Rania kerumah sakit Ga"Ucap Pak Marko dan Rangga hanya terdiam.

"Yasudah kalian lanjutkan pelajaran nya ya"Ucap Pak Marko Lagi dan ia langsung keluar dari kelas.

#Salampenulis