Chereads / Hargai Aku / Chapter 2 - Bab 2 : Bersama Pada Malam Hari.

Chapter 2 - Bab 2 : Bersama Pada Malam Hari.

Malam hari, pukul 00:00 WIB

Syifa meletakkan gelasnya dan meletakkan kepala ke atas meja yang ada di depannya. Hanya meminum 2 gelas wine gadis itu sudah mabuk berat. Jun tersenyum smirk dan menarik tangan Syifa untuk masuk ke dalam mobil miliknya.

"Heh! lepaskan tanganku!" ucap Syifa yang memberontak.

Jun menarik kuat tangan Syifa hingga gadis itu berada dipelukkannya.

"Ikut denganku," gumam Jun yang berdiri sempoyongan karena mabuk.

"Aku bilang lepas!" bentak Syifa.

Plak!

Satu tamparan mendarat di wajah mulus gadis cantik tersebut. Syifa menatap tajam ke arah Jun dan tiba-tiba pingsan dipelukkan pria itu. Jun langsung menggendong Syifa ala bridal style dan masuk ke dalam mobil, supir pun menghidupkan mobil menuju apartemen milik majikannya.

Kedua orang tua Jun dan Syifa menatap kepergian anaknya dengan senyuman, lalu pulang ke rumah mereka masing-masing untuk beristirahat. Membiarkan anak mereka itu tidur bersama malam ini.

***

Soon and Moon Apartemen, pukul 00:30 WIB

Jun turun dari mobil sambil menggendong Syifa yang tak sadarkan diri. Ia berjalan sangat sempoyongan dan terjatuh saat menginjak tanjakan yang ada di depannya.

"Akh, tanjakan sialan!" bentak Jun.

"Kalau dia terluka bagaimana, sialan kau!" sambungnya menendang tanjakan tersebut.

Ia melanjutkan langkahnya menuju pintu apartement. Setelah sampai di pintu apartement miliknya, Jun langsung masuk dan merebahkan Syifa di atas kasur besarnya. Syifa mendorong tubuh Jun saat pria itu menindih tubuhnya.

"Awas, kau berat," ujar Syifa.

"Ayo kita bermain," balas Jun menatap gadis itu penuh nafsu.

"Aw--,"

Cup!

Ucapan gadis itu terpotong saat Jun menyatukan bibirnya ke bibir Syifa dan menciumnya dengan secara agresif. Tanpa sadar Syifa mengalungkan tangannya ke leher pria itu, dan membalas ciuman yang Jun berikan padanya. Ciuman semakin dalam, tangan Jun mulai membuka baju Syifa dan masih dalam posisi berciuman.

Setelah tubuh Syifa tidak ditutupi sehelai kain pun, Jun berpindah ke leher jenjang milik Syifa. Ia menikmati permainan pria itu pada tubuhnya. Tertinggal lah tanda kepemilikan di leher jenjang gadis itu.

Jun semakin turun dan melahap gundukan yang cukup besar secara agresif, seperti bayi yang sedang kehausan. Membuat Syifa mendesah kenikmatan dengan permainan Jun. Pria itu pun mulai bosan dan melepas pakaian yang ia pakai, terlihat lah benda tumpul yang sudah menegang karena sudah tidak sabar, untuk memasuki area sensitif Syifa yang terpampang indah di depan matanya.

"Akh! Sakit, menjauh dariku!" rintih Syifa yang merasakan miliknya sobek karena benda tumpul Jun, darah segar pun mengalir pertanda ia sudah tidak perawan lagi.

"Aish, sempit!" bentak Jun.

Pria itu mencoba memasukkan juniornya agar masuk dengan sempurna ke milik Syifa. Setelah 5 kali hentakkan, akhirnya junior pria itu masuk dengan sempurna, membuat mereka berdua mendesah secara bersamaan.

"Wah,"

Jun mulai menggerakkan pinggulnya dan kembali melahap kedua gundukan milik Syifa. Gadis itu merasakan sakit dan nikmat tercampur menjadi satu, ia mendesah dengan nikmat membuat Jun semakin agresif di buatnya.

"Lebih cepat," ucapan yang lolos dari mulut Syifa.

"Sesuai permintaan sayang," balas Jun sambil tersenyum smirk.

Jun semakin menggerakkan pinggulnya, hingga junior milik Jun masuk semakin dalam dan menyentuh dinding rahim Syifa. Apartemen Jun sekarang sudah dipenuhi suara kenikmatan mereka berdua.

"Sepertinya aku mau keluar," ujar Syifa yang akan mencapai puncaknya.

"Nanti saja, aku masih belum puas," balas Jun.

"Jujur, aku tidak tahan lagi," sambung Syifa.

Jun semakin cepat menggerakkannya, sehingga kasur pun ikut bergerak, kedua bola dunia Syifa ikut bergerak sesuai tempo gerakan Jun.

"Kita keluar bersama sayang..." balas Jun yang akan mencapai puncaknya.

Mereka pun mencapai puncak bersamaan dan Jun belum melepas miliknya dari milik Syifa. Ia malah tertidur di atas tubuh Syifa dengan pulas. Cairan putih pria itu menyembur di dalam rahim Syifa dengan sempurna, sehingga rahim wanita itu terasa hangat. Syifa pun ikut tertidur, karena kelelahan dengan permainan panas tadi.

.

Jam sudah menujukkan pukul 08:00 WIB,

Syifa bangun dan memegang kepalanya yang sakit akibat meminum wine semalam, sedangkan Jun masih tertidur pulas di atas tubuh gadis itu. Syifa terkejut dan memukul dada Jun hingga pria itu terbangun.

"Aish menganggu sekali!" bentak Jun.

"Turun dari tubuhku sekarang!" teriak Syifa.

Jun terkejut dan melihat mereka berdua tengah tidak memakai baju sehelai pun, hanya selimut yang menutupi tubuh polos mereka. Jun turun dan mengeluarkan miliknya yang berada di dalam area sensitif milik gadis itu.

"Akh," rintih Syifa karena merasakan sakit saat benda tumpul itu keluar dari miliknya.

"Apa-apaan ini ha?! Kau menjebakku?! Dasar wanita murahan!" bentak Jun.

"Menjebak apa maksudmu?! Aku saja terkejut melihatmu tiba-tiba ada di atas tubuhku...." jelas Syifa memegangi area sensitifnya yang sedang sakit.

"Ah kau---" ucapan pria itu terpotong saat ia mengingat kejadian semalam, adegan panas di kasur miliknya. Jun langsung mengambil bajunya dan masuk ke kamar mandi.

Syifa mencoba mengambil baju yang tergeletak di lantai kamar Jun. Namun, ia terjatuh karena miliknya begitu sakit.

"Apa yang dia lakukan padaku?" tanya Syifa mencoba mengingat kejadian semalam, dan terkejutnya gadis itu saat ingat adegan panas yang ia lakukan bersama Jun malam itu. Ia meremas pahanya dan meneteskan air matanya, karena tidak bisa menjaga kehormatannya.

Jun keluar dari kamar mandi dan hanya menatap datar Syifa yang tengah menangis. Jun menarik tangan Syifa dan terlihat lah tubuh polos gadis tersebut, karena belum mengenakan pakaian.

"Pakai bajumu, kita akan ke Butik Kasih untuk memilih baju pernikahan!" gumam Jun yang langsung menjatuhkan tubuh Syifa sangat keras ke lantai kamarnya.

"Akh!" rintih Syifa.

"Cepatlah! Jangan membuatku menunggu! Atau kau akan aku siksa!" bentak Jun sambil mencengkeram wajah gadis cantik itu dan keluar dari kamar.

Syifa mulai ketakutan dan secepat mungkin memakai bajunya, lalu menyusul Jun yang ada di ruang tamu. Terlihat Jun sedang memainkan ponselnya di sofa ruang tamu apartemen. Syifa berjalan perlahan, karena miliknya masih sangat amat terasa sakit. Jun menatap kesal ke arah Syifa dan menghampiri gadis itu.

"Lama sekali! Cepat!" bentaknya sambil menarik tangan gadis itu.

"Sakit Jun, pelan-pelan..." balas Syifa dengan nada tinggi.

Plak!

"Berani kau memarahiku ha?!" bentak Jun sambil meremas tangan gadis itu hingga memerah.

"Ampun Jun, tanganku sakit." balas Syifa yang menangis karena tangannya terasa sakit.

"Ikut aku! Cepat!" sambung Jun menarik Syifa yang tengah menangis.

Jun dan Syifa sudah berada di dalam mobil, gadis itu ketakutan dan meremas rok yang ia pakai. Jun menatapnya dengan tatapan tajam, "Hapus air matamu itu!" bentak Jun.

Syifa pun mengambil tisu dan menghapus air matanya. Supir pun menghidupkan mobil dan menuju Butik Kasih yang terkenal di Ibukota Jakarta. Di sepanjang perjalanan, hanya ada keheningan. Syifa hanya diam sambil menahan air matanya agar tidak jatuh di pipinya. [.]