Chereads / Hargai Aku / Chapter 6 - Bab 6 : Siksaan yang Semakin Parah.

Chapter 6 - Bab 6 : Siksaan yang Semakin Parah.

Hotel Bintang 5, Pukul 00:00 WIB

Jun tengah berbaring di sebuah kamar hotel. Sekretarisnya masuk ke dalam kamar dan membuka baju atasannya itu. Pria itu tak sadarkan diri karena di beri obat tidur, oleh wanita licik yang ada di dekatnya saat ini. Kesempatan bagi wanita itu untuk berhubungan saat Jun dalam keadaan pingsan. Sekretarisnya meraba dada bidang milik Jun dan saat ia akan membuka celana Jun. Pegawai hotel membuka pintu dengan kunci cadangan. Syifa masuk dan mendorong Sekretaris suaminya hingga terjatuh.

"Apa-apaan kau?!" bentak Syifa.

"Sial! Kenapa kau bisa tau hotel ini?!" tanya sekretarisnya yang kesal.

Flash Back -

Jun sekarang berada di sebuah bar bersama Karyawan kantornya. Pria itu mengirimkan pesan pada Syifa agar datang ke bar, untuk menjemputnya. Syifa segera datang dan saat sampai di depan bar, ia melihat Jun bersama wanita lain masuk ke dalam mobil.

Secepat mungkin Syifa mengejar mobil tersebut, alhasil mobil berhenti di sebuah hotel yang dikenal sebagai tempat orang-orang berbuat mesum. Jun tengah dalam keadaan pingsan, karena obat yang diberikan sekretarisnya, Syifa mengikuti mereka dan masuk ke dalam hotel tersebut.

**

"Kau tau 'kan dia sudah menikah? Kenapa kau masih mendekatinya ha?!" bentak Syifa.

"Alah statusnya saja yang menikah! Kau tau apa yang dilakukan suamimu saat kami di kantor? Dia meraba-raba tubuhku dan terkadang membuatku basah, sehingga aku penuh nafsu. Kau itu tidak ada arti baginya, kau hanya pelampiasan nafsunya, karena kau sudah membuat ia kehilangan cita-cita yang selama ini dia impikan. Dia selingkuh dengan ku di belakangmu. Jadi kau hanya sampah dalam kehidupannya!" balas Sekretaris Jun menatap remeh Syifa.

"Keluar!" bentak Syifa yang begitu kesal bercampur sedih.

Wanita itu mendorong keluar Sekretaris tersebut dan menutup pintu kamar hotel. Syifa terjatuh saat ia merasakan lututnya begitu lemah, ia bahkan kesulitan untuk bernapas. wanita itu menatap suaminya yang tak sadarkan diri di atas kasur, air mata pun menetes saat mengingat perkataan Sekertaris tadi.

Syifa menyelimuti suaminya dan tak berani untuk menyentuh tubuh Jun, lalu ia berjalan ke arah sofa dan memilih tidur disana sambil memegang dadanya yang begitu sakit.

.

Matahari sudah menerangi langit ibukota, burung-burung pun berkicau pertanda cuaca hari ini begitu cerah dan indah. Jun bangun dari tidurnya dan memegang kepalanya yang sakit, karena obat tidur yang diberikan oleh sekretarisnya. Pria itu duduk dan terkejut saat melihat kancing bajunya terbuka, ikat pinggang bahkan kancing celananya pun ikut terbuka.

"Aish! Pasti ini kerjaan Sekretaris sialan itu! Apa dia menyentuhku semalam?" tanya Jun sambil mengacak rambutnya.

Atensi laki-laki itu mengarah ke sofa yang dimana Syifa tengah tertidur disana. Jun mendekati istrinya dan mencoba mengingat kejadian semalam, alhasil ia tidak bisa mengingat sedikit pun.

"Apa aku bermain dengan dia?" tanyanya menatap Syifa.

Pria itu mengecek leher istrinya dan membuka sedikit baju Syifa. Ya, tidak ada tanda kemerahan disana, jika dia bermain dengan istrinya pasti dia akan menjelajahi seluruh tubuhnya Syifa dengan mulutnya. Syifa merasa terusik dan akhirnya ia membuka mata, terlihat Jun sedang menatap kearahnya.

Wanita itu langsung duduk dan merapikan baju suaminya. "Maaf tidak bisa membuatkan sarapan, karena ini bukan di apartemen," ucap Syifa masih sakit dengan kata-kata Sekretaris suaminya.

"Apa yang terjadi padaku semalam?" tanya Jun yang penasaran.

"Entahlah saat aku masuk ke kamar ini, kau dan sekertarismu hampir melakukan hubungan suami-istri," balas Syifa yang langsung berdiri.

Jun terkejut mendengar penjelasan Syifa. "Apa dia berbicara sesuatu denganmu?" tanya Jun.

"Tidak," balas Syifa yang langsung pergi dari kamar hotel.

Jun menatap kepergian istrinya dan mengacak rambutnya. "Aish kenapa jadi seperti ini. Kalau dia tau aku dan Sekertaris ku selalu bermain di kantor bagaimana? Walau bukan hubungan suami-istri, bisa-bisa dia memberitahu keluargaku! Ah, aku harus membungkam mulut wanita itu," ujar Jun yang langsung mengejar istrinya.

Syifa yang mendengar ucapan suaminya pun langsung lari secepat mungkin untuk menjauh dari pria tersebut.

Jun tiba di apartement, dia tidak melihat tanda-tanda adanya Syifa di apartement-nya. Pria itu mencari ke sekeliling ruangan. Hasilnya nihil, istrinya memang tidak ada di apartemen.

"Aish kemana wanita itu?!" bentak Jun memukul meja ruang tamunya.

"Atau jangan-jangan dia di rumah orang tuanya? Aku harus kesana," sambung Jun dan masuk mobil menuju rumah keluarga istrinya.

Kediaman keluarga Roy,

Saat sampai di rumah keluarga istrinya, Jun langsung turun dan menekan bel rumah. Pintu pun terbuka, terlihat Ibu Syifa tengah tersenyum padanya.

"Eh Jun, apa kabar? Kenapa Syifa tidak ikut?" tanya Nyonya Sonia.

'Berarti dia tidak disini,-' batin Jun.

"Ah, dia sedang di apartement. Saya kesini cuma mau mampir sebentar. Oh iya saya mau pulang dulu ya tante," balas Jun.

"Cepat sekali, masuk dulu," tawar Nyonya Sonia.

"Terimakasih tante, saya sedang banyak pekerjaan," balas Jun dan langsung pergi.

Disisi lain Syifa tengah bersembunyi di balik pohon dekat rumahnya. Wanita itu langsung lari saat mengetahui suaminya ada di rumah orang tuanya. Entah kemana ia harus pergi, saat ia akan menyeberang jalan, Jun langsung menarik tangan istrinya dan membawa Syifa masuk ke dalam mobil.

"Lepaskan aku!" teriak Syifa.

"Diam atau kau akan aku siksa lebih kejam dari yang semalam!" bentak Jun yang membuat wanita itu langsung terdiam.

Jun menghidupkan mobilnya dan menuju apartment miliknya. Saat sampai di basemen apartment, Jun menggendong Syifa dan masuk ke dalam kamar apartement. Jun menjatuhkan istrinya ke atas kasur dan menghidupkan lilin yang ada di samping meja dekat kasurnya.

"Jun kau mau apa?" tanya Syifa yang ketakutan.

"Mau membungkam mulutmu," balas Jun tersenyum jahat.

Syifa mencoba untuk mundur saat Jun mendekatinya sambil membawa lilin yang sedang meleleh. Namun, terhenti saat tubuhnya sudah mentok di dinding kamar.

"Jun ampun, aku sudah melakukan perintahmu selama ini, jadi aku mohon hentikan," ucap Syifa yang benar-benar ketakutan.

Jun berhenti dan menatap istrinya. "Apa yang kau dengar dari Sekretaris ku?" tanya Jun.

"Kau berselingkuh dengannya dan kau selalu meraba-raba tubuhnya saat di kantor," jelas Syifa.

"Sialan wanita jalang itu!" bentak Jun.

Syifa memegang tangan suaminya dan memohon pada Jun. "Jadi aku mohon lepaskan aku," ujar Syifa.

Jun tersenyum jahat kembali dan mencengkeram wajah wanita itu dengan sangat keras. Ia mengangkat lilin dan akan meneteskan lilin ke mulut istrinya.

"Kau siap?" tanyanya sambil tersenyum.

Syifa menggelengkan kepalanya dan mencengkeram baju suaminya karena sudah sangat ketakutan. Jun yang merasakan bajunya di cengkeram, akhirnya meniup lilin dan menyentuh benda kenyal sang istri.

"Ah, Jun." kata itu yang keluar dari mulut Syifa.

"Kita bermain ya, tapi aku akan bermain kasar denganmu..." bisik Jun. [.]