Chereads / Love Another Me / Chapter 17 - 17

Chapter 17 - 17

Aprilio tak henti-hentinya menatap ke arah gadis cantik di hadapannya, masih terpesona akan paras indah gadis itu. Bahkan suara bising dari orang-orang yang sedang sibuk adu tinju di sekelilingnya pun sama sekali tidak mengganggu.

"Lemah." ucap gadis cantik itu datar yang sontak saja menyadarkan Aprilio dan mengembalikannya ke alam sadar.

Aprilio bergegas bangkit dari posisinya yang sedang terduduk di aspal, menghadapkan wajahnya secara langsung pada gadis misterius yang sudah menarik perhatian sang panglima perang geng motor tersohor 'Heaven Devil' itu.

"apa yang sedang kau lakukan disini? Tempat ini sangat berbahaya bagi gadis sepertimu." Tanya Aprilio, namun gadis itu hanya menatap dingin ke arahnya. Sepertinya Aprilio tidak menyadari bahwa gadis itulah yang telah memukul kepalanya keras hingga tersungkur ketanah.

"aku akan mengawalmu pergi dari sini. Jadi ayo ikuti aku." Ajak Aprilio seraya meraih lengan gadis itu dan menariknya. Namun gadis itu menahan tarikkan tangan Aprilio dan dengan tiba-tiba mengayunkan payung hitam di tangannya yang sebelumnya sudah digulung kembali itu ke arah Aprilio dengan kencang, lalu...

BUG!!!

Payung itu menghantap keras orang di belakang Aprilio hingga terjatuh tak sadarkan diri di tanah.

Aprilio terkejut. Ia tidak menyadari bahwa ada sesorang yang berusaha menyerang Aprilio dari belakang. Ia kira gadis itu akan menyerangnya, tapi ternyata tidak, gadis itu menyelamatkan Aprilio. Namun bukan hanya karena itu saja Aprilio terkejut, ia juga terkejut akan kekuatan yang dimiliki si cantik. Bagaimana bisa hanya dalam satu kali pukulan saja dia bisa menumbangkan orang yang berusaha menyerang Aprilio tadi, ditambah dia ini seorang perempuan.

"Lepaskan tanganku!" Titah gadis itu pada aprilo, lantas dengan segera Aprilio melepaskannya.

"Komandan!" Panggil Junaedi seraya berlari ke arah si gadis cantik.

Aprilio sempat melirik ke kanan dan ke kiri, mencari siapa orang yang panggil komandan oleh Junaedi itu. Mana mungkin Aprilio bukan? karena jelas mereka berasal dari geng yang berbeda. aprilio masih terus mencari sosok yang di panggil komandan itu, akan tetapi tak ada satupun orang di dekatnya selain gadis cantik itu.

"KOMANDAN!" Panggil Junaedi lagi, pandangannya tertuju pada gadis di hadapan Aprilio.

Setelah Aprilio melepaskan genggaman tangannya, gadis cantik itu bersegera melangkahkan kakinya pergi, berusaha melarikan diri dari Junaedi yang terus saja mengejarnya sembari memanggil-manggil dirinya dengan sebutan komandan.

"KARLINA!" Panggil Junaedi yang menyerah memanggil gadis itu komandan.

Nampaknya kali ini Junaedi berhasil menghentikan langkah kaki Karlina. Tanpa berlama-lama Junaedi buru-buru mendekati Karlina yang jaraknya cukup jauh darinya sambil terus menghindar dari serangan acak orang-orang yang sedang sibuk berkelahi.

"Komandan kenapa disini? Ayo cepat sembunyi." Ajak Junaedi kepada Karlina dengan nafas yang tersenggal-senggal karena berlari tadi.

"Berhenti memanggilku komandan!" Protes Karlina, kemudian beranjak pergi meninggalkan Junaedi dan tidak sedikitpun menghiraukan panggilan nyaring sang anak buah.

"KOMANDAAN!!!" Teriak Junaedi, kemudian bergegas mengejar sang komandan.

Komandan? Gadis cantik itu komandan?

Sungguh diluar dugaan. Aprilio tidak menyangka bahwa gadis berperangai anggun ini adalah seorang komandan dari salah satu geng motor tersohor di bandung. Tunggu! Jika dia dipanggil komandan, apa itu berarti Yoga telah turun dari jabatannya sebagai panglima perang geng motor Bloody Moon?

Jangan-jangan apa yang dibicarakan oleh anak buah Aprilio saat di markas itu benar, bahwa geng motor Bloody Moon sudah ditakhlukkan oleh seorang perempuan. Tapi dari sisi mana pun Aprilio memandang, gadis itu terlihat lemah. Tubuhnya ramping dan tidak ada sedikitpun otot yang terlihat di tubuhnya.

Aprilio memalingkan pandangannya menuju Yoga yang berdiri tak jauh darinya. menekuk sebelah alisnya seakan memperlihatkan tatapan penuh pertanyaan kepada Yoga.

"Seperti yang kau dengar tadi, sekarang dialah komandan Bloody Moon" jelas Yoga seraya mengacungkan dagunya, menunjuk ke arah Karlina.

"Kau menyerahkan jabatanmu kepada seorang perempuan?" Tanya apilio tak percaya.

"Jangan kau pikir karena dia seorang perempuan berarti dia lemah.

Gadis itu sangat kuat. Dua, tiga atau mungkin berkali-kali lipat dariku."

"Apa kau tidak melebih-lebihkan?"

"Aku tidak melebih-lebihkan. Memang begitulah kenyataannya. Kau akan tau seberapa kuat gadis itu saat kau melawannya secara langsung" ucap Yoga, maniknya masih tertuju kepada Karlina yang sedang asik membantai setiap orang yang melintas di hadapannya.

Aprilio mengikuti kemana arah manik Yoga memandang. Ia penasaran seperti apakah sosok gadis yang telah mengalahkan sang manusia besi yang konon katanya tak terkalahkan itu.

Wajahnya cantik nan rupawan, Tatapan matanya dingin saat berbicara, namun liar saat bertarung. Tangannya mengayun dengan ringan ke setiap arah, menumbangkan setiap musuh dengan payung hitam miliknya. Dia seakan begitu menikmat setiap adrenalin yang ia terima, dan menjadikan medan perang ini sebagai tempat dia bersenang-senang.

Baru kali ini Aprilio melihat seorang perempuan seperti itu. Sebuah perpaduan sempurna antara keindahan dan kekuatan. Hanya menyaksikan dari jauh saja sudah membuat Aprilio terkagum-kagum, apa lagi jika dia melawannya secara langsung. Aprilio jadi tidak sabar untuk bertarung satu lawan satu dengannya dan menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri kekuatan dari si komandan baru Bloody Moon.

"Kamila? Kania? Hmm siapa ya tadi nama gadis itu" gumam Aprilio, baru saja beberapa menit yang lalu ia mendengar Junaedi memanggil nama si cantik, tapi kini ia sudah melupakannya.

"Siapa nama gadis itu?" Tanya Aprilio pada Yoga.

"apa aku harus menjawab pertanyaanmu?"

"ayolah... Posisimu sekarang ini bukan lagi sebagai komandan. Kau tidak pantas untuk berperilaku angkuh"

Yoga menghela nafas panjang "Karlina" jawab Yoga ogah-ogahan.

"Karlina ya?

Nama yang cantik."

Ketika Aprilio sedang asik-asiknya memerhatikan tingkah brutal Karlina saat bertarung, Junaedi malah sibuk mengejar-ngejar karina yang sedari tadi memukukuli orang-orang tanpa pandang bulu baik itu lawan maupun kawan.

"Komandan! Berhenti komandan!! KOMANDAN!!!" Teriak Junaedi menghentikan tinjuan Karlina. Mencegah sang komandan menghabisi nyawa si korban yang kerah bajunya ditarik dengan agresif.

"Kenapa?" Tanya Karlina dingin.

"Dia bukan musuh, tapi dia anggota geng kita." ucap Junaedi khawatir sembari menunjuk ke arah teman satu gengnya yang wajahnya sudah babak belur dipukuli Karlina.

Mendengar perkataan Junaedi, lantas saja karina melepaskan genggaman tangannya dari kerah baju si korban dan menjatuhkannya ke tanah.

Karlina mendengus kesal karena kesenangannya di hentikan. Ia menyapu poni panjangnya ke belakang, membukakan jalan untuk maniknya menatap ke sekeliling. Tak ada satu orang pun yang berhasil bertahan, semua orang sudah tumbang tak sadarkan diri di tanah. Pelakunya tidak lain adalah Karlina, sang komandan baru dari geng motor Bloody Moon.

Bagaimana dengan Aprilio dan Yoga?

Yoga berdiri sangat jauh dari medan pertempuran, ia sudah kapok bertarung dengan si singa betina dan tidak ingin sekali-kali lagi bertarung dengannya. Sedangkan Aprilio, ia sekarang sedang duduk santai di aspal, asik menonton Karlina yang sedang bertarung memukuli anak buahnya.