"Kau dengar rumor itu?"
"Rumor mengenai geng motor Bloody Moon? Ya aku mendengarnya."
"Aku tidak menyangka ketua geng mereka, Yoga, yang katanya tak terkalahkan itu akhirnya tumbang juga."
"Dan yang lebih mengejutkannya lagi, seorang yang menghabisi dia juga semua anak buahnya adalah perempuan."
"Seorang perempuan? apa kau tidak salah?"
"Ya perempuan. Tidak jelas dari mana asal usulnya, tapi yang kudengar parasnya sangat menawan."
"Tidak mungkin.
Apa kau tidak salah dengar?
Mana mungkin seorang berandalan terkuat di daerah selatan kalah oleh seorang perempuan yang notabenenya lemah?
Apa selama ini semua otot-otot yang menempel pada tubuh Yoga hanyalah sebuah pajangan untuk menakut-nakuti orang-orang?"
"Jika rumor itu memang benar adanya, dan ternyata Yoga tidak sekuat yang kita kira, maka kita tidak perlu khawatir lagi untuk melawan dia kapan pun kita mau bukan? hahaha"
"Kau benar juga. hahaha"
Gelak tawa terdengar menggema memenuhi ruangan. Mereka senang akhirnya kekhawatiran mereka akan kehadiran Yoga yang dijuluki manusia besi sekarang telah hilang setelah tau bahwa Yoga tidak sekuat yang dibicarakan orang-orang.
Para berandalan itu terlalu sibuk tertawa hingga tak sadar ada sepasang bola mata yang terus memerhatikan mereka dari kejauhan.
"Percaya diri sekali kalian." Ucap Aprilio sarkas memotong perbincangan anak buahnya yang sedang asik bergosip ria dan seketika menghentikan gelak tawa mereka.
"Apa kalian yakin orang-orang yang hanya bisa bergosip bisa mengalahkan orang sekuat Yoga?"
Semua orang di ruang itu tertunduk diam tak berani menjawab. Mereka takut akan aura mengintimidasi dari sang ketua geng motor Heaven Devil, Aprilio.
"Kekuatan Yoga bukanlah omong kosong belaka. Aku pernah sekali bertarung dengannya dan saat itulah untuk pertamakalinya aku dibawa ke rumah sakit akibat luka parah yang aku terima."
Aprilio tidak berbohong, apa yang ia katakan tadi itu benar-benar pernah terjadi dan anak buahnya pun tau mengenai tragedi itu. Tentang tragedi yang hampir saja merenggut nyawa Aprilio akibat pertarungan hebat antara dua geng besar di bandung.
Kejadiannya terjadi beberapa bulan yang lalu. Pemicunya hanyalah hal sepele, hanya perihal daerah kekuasaan yang dilanggar oleh salah satu pihak dari geng motor Bloody Moon.
Tapi perjanjian tetaplah perjanjian, siapapun yang melanggar perjanjian itu maka ia harus menerima konsekuensi yang telah disepakati oleh kedua belah pihak, yaitu pengurangan daerah kekuasaan.
Namun sayangnya geng Bloody Moon tidak mau mengakui kesalahan mereka dan berbalik menuduh geng Heaven Devil lah yang melakukan pelanggaran. Dari sini lah awal mula terjadi bentrokan antara geng motor Bloody Moon dengan geng motor Heaven Devil yang telah merenggut banyak nyawa.
Mengingat begitu brutalnya pertarungan antara dua geng motor besar itu, membuat orang yang mendengarnya merinding. Bekas luka robek di perut Aprilio saja sampai sekarang tak kunjung menghilang.
Aprilio berterimakasih kepada polisi, jika saja saat itu polisi tidak datang, mungkin sekarang Aprilio sudah tidak ada lagi di dunia ini, alias wafat. Walau pun sempat hampir dibekuk polisi, tapi untung saja ia berhasil melarikan diri dibantu oleh anak buahnya yang lain.
"Lalu apa pendapat ketua mengenai rumor Yoga yang dikalahkan oleh seorang perempuan?" Tanya salah satu anak buah Aprilio.
"Aku masih belum bisa mempercayai rumor itu sebelum aku melihat secara langsung." jawab Aprilio.
BRAK!!
Tiba-tiba saja pintu markas terbuka lebar, menampakkan dua orang pemuda yang berjalan tertatih-tatih saling memapah satu sama lain. Sekujur tubuh mereka dipenuhi luka lebam kebiruan juga darah, seakan habis dikeroyoki oleh banyak orang.
"Ketua, mereka menyerang kami tsk-" ujar salah satu diantara mereka, perkataannya terhenti karena menahan sakit dari luka robek ditepi bibirnya.
"Siapa orang yang berani menyerang kalian?" Tanya Aprilio.
"Beberapa anggota dari geng motor Bloody Moon. Tida-tiba saja mereka menghadang kami di jalan dan mulai mengeroyoki kami tanpa sebab hingga babak belur seperti ini, ketua"
"Cih, kemarin mereka sudah merebut sebagian dari daerah kekuasaan kita dan sekarang mereka mulai menyerang anggota kelompok kita.
Semakin lama mereka semakin keterlaluan, kita tidak bisa tinggal diam, kita harus balik membalas mereka, ketua." Saut salah satu anak buah Aprilio yang langsung didukung oleh yang lainnya.
Aprlio bangkit dari duduknya lalu beranjak pergi dari singgasana kehormatannya menuju pintu keluar melewati para anak buah yang masih setia menunggu perintah dari sang ketua geng.
"Panaskan motor kalian anak-anak. Mari kita lancarkan serangan balasan pada mereka." Titah Aprilio yang direspon sorakan antusias dari anggota geng motor Heaven Devil.
"YEAHH!!!"
Mereka bergegas menaiki motor mereka masing-masing, menancap gas, lalu memacu motor mereka cepat. Tak perlu waktu lama, akhirnya mereka sampai juga di tempat tujauan, markas besar geng Bloody Moon. Bukan karena jaraknya yang dekat, tapi mengingat cepatnya laju motor mereka yang seakan tengah berada di arena balap.
Aprlio tidak menyangka ternyata geng motor Bloody Moon sudah menanti kehadiran mereka sejak tadi. Berdiri berjajar dengan berbagai senjata tumpul di tangan mereka.
"Berani juga kau masuk ke dalam daerah kekuasaanku" ujar Yoga dengan angkuh.
"Kau sendiri, berani-beraninya menyerang anggota geng-ku" balas Aprilio tak kalah angkuh.
"Itu memang perlakuan yang pantas untuk geng motor penghianat sepeti kalian"
"Penghianat? Kalian sendiri yang memulainya."
"Sepertinya kita tidak akan pernah bisa akur." Ucap Yoga seraya mengangkat telapak tangannya, pertanda pertempuran dimulai. Begitu juga dengan Aprilio yang segera mengintruksikan para anak buahnya untuk balas menyerang.
Semua orang berlari dan mulai saling menyerang, namun tak ada seorang pun yang berani menyerang maupun mendekati Aprilio juga Yoga. Karena itulah Aprilio bisa dengan santai berjalan menghampiri Yoga.
Aprilio memutar kepalanya ke kiri dan ke kanan, meregangkan jemarinya untuk sekedar melakukan pemanasan. Langkah kaki Aprilio semakin cepat dan mulai berlari kala jarak mereka semakin dekat. Mengepalkan tangan dan bersiap melancarkan tinjunya pada sang lawan yang masih juga tak bergeming dari tempat ia berdiri. Ketika jarak mereka tinggal beberapa langkah lagi, tiba-tiba saja kepala Aprilio terhantam sebuah benda panjang juga keras seperti tongkat hingga tersungkur ke aspal.
Sejenak kepala Aprilio kliyengan karena pukulan keras tepat di kepalanya tadi. Ia berusaha memfokuskan kembali pandangannya dengan mengedip-kedipkan kedua matanya.
Dengan pandangan sedikit kabur, Aprilio menolehkan wajahnya ke depan. Terlihat di sana sebuah payung hitam yang mengembang tepat di hadapannya. Payung itu bergerak naik mengacung ke arah langit, menunjukkan sosok dari pemilik payung hitam misterius itu. Di hadapannya berdiri seorang gadis berparas menawan memangku sebuah payung berwarna hitam di pundaknya. Langit cerah dengan guratan cahaya matahari yang menembus awan, membuat gadis berkucir kuda itu terlihat seperti seorang malaikat yang turun dari surga.
Sangat cantik...