Disisi lain, Gord sedang berhadapan dengan Greed yang menuju kearah bentengnya.
"Gahahaha ! Makanan aku datang!" Teriak Greed menggeliat kearah benteng ciptaan Gord.
Gord yang khawatir akhirnya keluar dari benteng itu dan berusaha menahan pergerakan Greed dengan kekuatannya.
"Art of Earth: Anubis hand"
Tangan berukuran besar bermunculan dari bawah pasir mencoba meraih dan menghentikan gerakan Greed.
"Kekuatan sekecil ini tak cukup untuk menghentikan Greed sang pelahap !" Cengkraman Art milik Gord dengan mudahnya dihancurkan oleh Greed dengan keenam tangannya. Perlahan Greed menggeliat menuju benteng pasir milik Gord. Untuk melindungi umat manusia yang ada di dalam benteng, Gord memutuskan keluar untuk berhadapan langsung dengan Greed.
"Kalau begitu, Art of Earth: Sand Tsunami"
Tanah Gord membawa gelombang pasir yang cukup banyak sehingga membentuk ombak tsunami besar. Greed kewalahan menghindari kekuatan Gord dan berakhir terkubur hidup-hidup di dalam tanah.
"Ap-apakah berhasil?" Tanya Gord kepada dirinya sendiri. Seketika suasana menjadi hening, hanya terdengar hembusan angin kering di gurun pasir. Orang-orang di dalam benteng terus berdoa berharap agar Greed berhasil dikalahkan. Ukuran Greed yang lebih besar dari pada benteng tempat perlindungan mereka membuat Greed menjadi terror yang mengerikan.
"Haaah walaupun aku ras raksaksa, ukurannya jauh dibandingkan ukuranku" desah Gord.
Baru saja merasa lega, tiba-tiba terdengar gemuruh dari bawah tanah dan mengejutkan semuanya. "Hallo ! Aku lapar loh ! Saatnya makan hahaha" Greed yang dikira berhasil terkubur bangkir dan menggeliat mendekati benteng milik Gord.
Gord semakin cemas dan menutuskan turun langsung menghadapi Greed yang semakin mendekat ke arah benteng.
"Art of Earth: Golem"
Tanah berukuran besar menyelubungi tubuh Gord dan membentuk sebuah golem tanah berukuran setara dengan Greed. Akhirnya terjadi pertarungan baku hantam antara Greed melawan Gord dan menyebabkan guncangan besar dari setiap pukulan mereka.
"Tak akan ku biarkan kau mendekati bentengku!"
"Menyingkirlah! Aku tak suka memakan batu!"
Tiba-tiba kekuatan Greed semakin meningkat karena lapar. Membuat ukurannya semakin membesar dengan mulut bermunculan di sekujur tubuhnya.
"Rasakan ini dasar batu!" Greed memukul mundur Gord dengan kedua tangan menahan tangan golem milik Gord dan tangan lainnya memukuli badan golem itu.
Pukulan demi pukulan terus dilontarkan oleh Greed. Perbedaan kekuatannya membuat Gord hanya dapat menahan pergerakan Greed.
"Ghaaaa! Menyingkirlah kadal aneh!" Pukulan keras golem Gord akhirnya berhasil memukul mundur dan memberikan jarak untuk merapal Art milik Gord.
"Art of Earth: Death Harmer"
Dari bawah tanah muncul beberapa palu dengan ukuran lebih besar dari pada Greed dan menghantam cukup keras tubuh Greed.
"Haaah ... haaah sial menggunakan kekuatan berukuran besar benar-benar menguras tenagaku" Gord yang mulai kehabisan tenaganya menyebabkan golem tanahnya hancur, begitu juga denga palu yang menimpa Greed.
Tubuh Greed hancur berkeping-keping, tak terasa hawa kehidupan dari Greed. Akan tetapi tepat setelah Gord berbalik menuju benteng, salah satu mulut Greed berhasil menggapai dan mengigit tubuh Gord yang cukup lemah saat itu dan berusaha menarik ke mulut utama milih Greed.
"Apa!? Kenapa kau masih hidup!" Gord berusaha melepas gigitan dari Greed.
Di saat-saat terakhirnya, Gord memutuskan untuk menyegel mereka bersamaan karena keadaannya yang memburuk karena tenaga milik Gord yang mulai habis.
"Art of Earth: Coffin"
Getaran tanah yang sangat besar mengguncang area sekitar gurun pasir, dari bawah tanah muncul tanah yang menjulang tinggi membentuk sebuah peri mati yang sangat besar. Dan pertarungan Gord melawan Greed berakhir seri.
Gord teringat akan kenangannya dulu, di sebuah desa tempat ras raksasa berada. Dahulu sebelum perang ragnarok terjadi ada sebuah aturan tak terulis dari ras raksaksa, dimana setiap desa harus berperang satu sama lain untuk membuktikan siapa yang terkuat di antara ras raksaksa.
"Ayah kenapa kita harus berperang?" Tanya Gord kecil.
"Kita adalah ras raksaksa dan kita harus membuktikan siapa yang paling kuat! Dan kau harus tumbuh menjadi raksaksa yang kuat ! Di dunia ini makhluk lemah harus disingkirkan"Jawab ayah Gord.
Suasana yang kacau memaksa setiap ras raksaksa harus saling membunuh satu sama lain di peperangan. Ibu Gord terbunuh di sebuah peperangan dan kini ia hanya tinggal bersama ayahnya, hampir setiap hari peperangan terus terjadi hingga suatu saat tiba datangnya hal yang benar-benar tak diinginkan Gord terjadi.
"Envy! Akan ku buktikan bahwa akulah ras terkuat raksaksa!" Teriak ayah Gord.
"Hmm maju saja kalau berani Grogba"
Peperangan kali ini desa tempat Gord tinggal harus melawan desa raksaksa terkuat saat ini yang dipimpin oleh Envy sang raja raksaksa. Dan benar saja sebelum berperang melawan desa Gord, pasukan Envy telah membantai banyak desa lainnya dan kini hanya tersisa desa Gord.
"Art of Bone: God of Dance"
Ukuran bukan pembatas untuk memperlambat gerakan raksaksa bagi Envy. God of Dance milik Envy membuatnya mampu bergerak dengan sangat cepat dan leluasa dalam serangannya, seperti sebuah tarian bercampur tebasan tulang yang muncul dari sekujur tubuh Envy. Walaupun terlihat seperti serangan liar, setiap tarian tulang Envy mampun menebas setiap raksaksa dari pihak Gorgba.
Melihat pembantaian ini, membuat Gorgba hanya bisa terdiam kaku. Dahulu kala ras raksaksa tidak ada yang bisa menggunakan Art seperti ras lainnya, akan tetapi hanya yang terkuatlah yang mampu menggunakan Art.
"Gord larilah, pergi menjauh dari sini sekarang juga!" Perintah ayah Gord.
"T-tapi ayah! A-aku juga ras raksaksa dan harus bertarung!" Gord menolak perintah ayahnya dan berdiri di samping ayahnya.
Perbandingan kekuatan Envy sangatlah jauh dari pada kekuatan Gorgba. Hanya merasakan aura dari Envy sudah membuat ketakutan yang luar biasa.
"Maafkan ayah nak ... kau harus pergi ... aku tak mau kehilangan orang yang berharga lagi ... hanya kau yang aku miliki saat ini, aku mohon Gord ... pergilah" butiran bening menetes dari setiap kelopak mata Gorgba, sisa pasukan dari desa Gorgba memahami keinginan pemimpinya dan berusaha membawa Gord pergi menjauh dari pertempuran. Dengan berat hati, Gord dipaksa mundur dari pertempuran.
"Graaaaaa!!" Tiba-tiba Envy teriak tanpa sebuah alasan, dan ukuran tubuhnya meningkat bahkan lebih tinggi dari pada sebuah gunung.
"B-bagaiman bisa!?" Semua raksaksa yang tersisa panik melihat ukuran Envy yang tak masuk akal.
Ras raksaksa dapat mengubah ukurannya menjadi seukuran manusia atau ras raksaksa itu sendiri, normalnya ras raksaksa terpendek kurang lebih 10 meter sedangkan ras raksaksa tertinggi hanya mencapai 70 meter saja, akan tetapi hal itu tak berlaku untuk Envy. Dengan tubuh lebih besar dari gunung, kecepatan bertarung yang mengerikan sekaligus Art tulang yang ia miliki membuatnya menjadi sebuah bencana alam itu sendiri.
"Aku harus menjadi ras raksaksa terkuat!!" Teriak Envy mulai menggila.
Entah mengapa kekuatan Envy yang semakin membesar malam membuatnya menjadi semakin menggila. Envy terus mengamuk dan menyebabkan berbagai macam bencana, tentu saja semua ras raksaksa yang ada di dekatya langsung terbunuh dengan mudahnya tak terkecuali ayah Gord.
"Ayahh!!!!" Teriakan Gord menggema dari kejauhan, kini Gord telah kehilangan semuanya.
Karena amukan Envy yang tak berhenti-henti, ras raksaksa yang tersisa mengungsi dari tempat itu. Kini ras raksaksa hanya tersisa 5 saja termasuk Envy. Dan selain Gord semua ras raksaksa telah mati dibunuh oleh Envy beberapa tahun setelah bencana amukan Envy.
.Kembali ke Jepang.
Lee dan Liana berhasil bersembunyi dari serangan zombie milik Pride. Berkat Dias yang menepati janjinya ia berhasil melindungi hampir setengah penduduk Jepang. Tak hanya dengan kekuatan Dias saja, pengalaman dan strategi yang dipikirkan oleh Lee juga membantu Dias untuk memenangkan peperangan ini.