Chereads / Duke Zeke / Chapter 21 - Kelam

Chapter 21 - Kelam

Tetesan hujan mulai menghujam daratan di bumi, perang melawan 7 pendosa masih berlanjut.

"Aah sial kenapa harus hujan sekarang" ucap Feronica di tengah hutan amazon.

Di tengah derasnya hujan, muncul sosok pria dengan lentera di tangannya.

"Siapa kau!?"

"Kekeke ..."

Sosok pria itu hanya terdiam dengan senyuman mengerikan di wajahnya, kedua mata yang tertutup poni berwarna hitam dengan aura yang mengerikan terpancar dari sosok pria itu.

"Apa yang kau lakukan di tengah hutan seperti ini? Apakah kau pengungsi?" Tanya Feronica.

Tiba-tiba bayangan dari sosok pria itu muncul dan membentuk jari-jari yang tajam, lalu menyerang Feronica dengan cepat.

"Jangan-jangan kau!?"

"Ghahahaha ! Aku adalah Pride, kau harus merasa terhormat dapat menjadi lawan dari ras iblis!"

Tanpa hentinya, Pride menyerang dengan bayangannya. Tak kalah cepatnya, Feronica dengan gesitnya menghindari semua serangan Pride. Beberapa serangan Pride membuat pepohonan hutan amazon terpangkas dengan cepat.

"Hentikan! Kenapa kau merusak pepohonan yang tak berdosa itu!" Teriak Feronica.

"Peduli apa aku dengan pepohonan!"

Kecepatan cambuk bayangan Pride sangat menyulitkan Feronica untuk mendekati Pride, terlebih lagi gaya bertarung Feronica adalah jarak dekat.

Feronica terpaksa pergi meninggalkan Pride membiarkan dia mengejar Feronica lalu di saat ada kesempatan Feronica akan menyerang balik.

"Cih ... apakah ras werewolf selalu melarikan diri ketika ada yang lebih kuat dari dirinya hahaha".

Pride pun mengejar Feronica dengan cepatnya. Bahkan kecepatan Pride tak bisa diremehkan, dengan memanfaatkan cahaya dari lenteranya, ia terus berpindah dari bayangan satu ke bayangan lainnya.

"Aku rasa kecepatanku cukup untuk memancingnya" ucap Feronica yang merasa telah jauh dari Pride.

"Kejutan kucing kecil!"

Seketika Pride muncul di samping Feronica dan memukulnya dengan sangat keras, tangan Pride yang diselimuti bayangan hitam membentuk cakar besar san berhasil menyerang Feronica dengan telak.

"Ghaak!"

Feronica terpental cukup jauh dan menghantam sebuah kaki bukit. Feronica beruntung karena melawan Pride tanpa ada cahaya yang banyak, kekuatan Pride akan sangat mengerikan jika banyak cahaya untuk membentuk bayangan kekuatannya. Walaupun begitu, hanya bermodal cahaya lentera sudah cukup membuat Feronica terdesak.

"Art of Shadow : King Lion"

Bayangan singa muncul dari belakang Pride, dan dengan cepat berlari untuk menyerang Feronica yang masih terpungkur di kaki bukit.

"Art of Wild : Tiger's Soul"

Kekuatan Feronica mampu memanggil roh hewan apapun sesuka hatinya, dan kini singa bayangan melawan roh harimau.

Selama singa dan harimau itu bertarung, Feronica menyusun ulang rencananya.

"Aku harus mencoba mendekatinya dan mencari celah untuk menyerang balik"

Feronica bergegas berlari di balik pepohonan dan mulai menghilangkan hawa keberadaannya, Pride yang kebingungan mencari Feronica kini memperkuat pertahanannya.

"Art of Shadow : Coffin Shields"

Feronica menyerang Pride secara acak, dengan memanfaatkan pepohonan yang rimbun berhasil membalik keadaan. Akan tetapi serangan Feronica tak mampu menembus perisai peti mati milik Pride, walaupun demikian Feronica tak mengurangi setiap kecepatan dari serangannya malahan meningkatkan kecepatannya.

"Dia semakin menggila rupanya, keadaanku sangat tak menguntungkan" ucap Pride yang merasa semakin terdesak.

"Tak akan ku hentikan setiap seranganku!"

Pride yang menyadari tenaga Feronica tak ada habisnya mencoba kesempatan untuk mengubah beberapa perisainya menjadi jari bayangan dan menyerang balik Feronica, akan tetapi

"Terima ini!" Teriak Pride dengan mengarahkan jaru bayangannya kearah Feronica.

"Kena kau!"

Tak diduga sebelumnya, Feronica menyadari kesempatan itu dan menyerang Pride dari bagian yang tak terlindungi oleh perisai bayangannya.

"Apa!?"

Telapak kaki Feronica menapak tepat di wajah milik Pride, namun Pride tidak sebodoh yang ia kira. Pride sengaja membuka pertahanannya dan membiarkan dirinya terkena serangan Feronica agar masuk kedalam perangkap bayangan milik Pride.

"Art of Shadow : Prison Hell"

Bayangan yang semula berbentuk perisai peti mati dan jari bayangan berubah menjadi kelopak bunga yang masih kuncup.

"Dan berikutnya Art of Shadow : Torture Bars"

Tak hanya sampai menjebak Feronica di dalam kuncup bunga itu, Pride menyerang kuncup bunga dengan bayangan yang membentuk tombak dan mulai menancapkannya ke kuncup itu.

Pride yang merasa dirinya telah berhasil mengalahkan Feronica berpaling dan pergi meninggalkannya.

"Art of Wild : Evolusi"

Hanya dalam hitungan beberapa detik setelah Feronica terkurung tiba-tiba setengah tubuh Pride hancur oleh sebuah serangan yang besar dan cepat hingga membuatnya terpental sangat jauh.

"Haaah aku tak ingin menggunakan kekuatan ini, berubah menjadi ras werewolf dan mengandalkan kekuatan ini" keluh Feronica.

Feronica akhirnya menunjukan sosok sejati ras werewolfnya, hanya sekali libas saja sudah membuat tubuh Pride hancur.

"Belum selesai!"

Serangan Feronica tak hanya sampai situ saja, Prode yang terpental hingga ke ujung jurang masih dilimbas oleh Feronica dengan pukulan mode werewolfnya dan jatuh ke dalam jurang seketika.

"Haah ... andai saja aku sekuat ini, pasti aku dapat melindungi dirimu" celetuk Feronica meninggalkan tepian jurang.

Feronica teringat ketika masih remaja, gadis dari ras werewolf tak menampakan bahwa dirinya ras werewolf pada umumnya. Berdandan seperti manusia, bertingkah seperti manusia, semua itu dilakukan bukan karena Feronica ingin bertingkah seperti ras manusia melainkan ada seorang pria tampan yang mengajarkan tingkah laku seperti manusia.

"Feronica, aku menyukaimu" ucap Carlous.

Carlous adalah sahabat dekat Feronica ketika remaja, mereka bertemu di hutan saat Carlous sedang berburu rusa. Dahulu, ras manusia sangat bergantung dengan ras werewolf untuk meminta perlindunhan dari ras vampire dengan syarat ras manusia harus membagi hasil hutan 70%. Walaupun demikian sering terjadi perdebatan yang mengakibatkan ras manusia menjadi mangsa ras werewolf itu sendiri.

Awal pertemuan Feronica dengan Carlous cukup beruntung, karena saat berburu Feronica hanya berburu sendirian begitu juga dengan Carlous.

"Hei siapa kau?" Tanya Carlous.

"..."Feronica hanya terdiam dengan tatapan heran.

"Namaku Carlous, aku ras manusia yang sedang berburu, maaf jika aku memasuki wilayah ras werewolf dan aku akan segera pergi" Ucap Carlous.

Ketika Carlous akan pergi meninggalkan Feronica, tiba-tiba tangan Carlous digandeng oleh Feronica.

"Eh!?"

Tak seperti kebanyakan manusia, Carlous dengan tenang hanya menatap heran kearah Feronica, begitu juga dengan Feronica yang memandang Carlous.

"Apa kau mau menjadi temanku?" Ucap polos Feronica.

"Ah tentu saja Feronica, aku pikir kau akan langsung membunuhku"

"Aku hanya ingin berteman dengan ras apapun, sepertinya menyenangkan"

Feronica dan Carlous selalu bertemu di sebuah bukit yang terletak di tengah hutan. Hari demi hari mereka lalui bersama, bercanda tawa dan saling bercerita tentang mereka satu sama lain.

"Wah! Kenapa kalian sangat rumit ketika makan?" Tanya Feronica.

"Maksudmu memasak?"

"Kenapa kalian tidak memakan apapun kesukaan kalian yang bisa dimakan?" Masih dengan pertanyaan seputar makanan.

"Ahaha kami tak bisa memakan mentah-mentah banyak hal, jadi kami harus mengolahnya agar lebih nikmat. Bagaimana kalau kau mencoba ini" Carlous mengeluarkan kotak bekal makanannya dan memberikan kepada Feronica.

Setelah Feronica membuka bekalnya, dengan lahap dimakan semuanya. Carlous yang melihat tingkah gemas Feronica hanya bisa menatapnya dengan senyum manis.

Carlous mengajarkan Feronica tentang cara makan, memasak dan banyak hal lainnya. Sudah 1 tahun lebih mereka menjalin persahabatan hingga suatu ketika terjadi sebuah hal yang tak diduga.

"Ayah aku pergi ke hutan yaah" ucap Feronica meninggalkan desa werewolf.

"Tunggu!" Dengan nada tinggi, ayah Feronica menghentikan Feronica.

"K-kenapa ayah?" Ucap terpatah-patah dan jantjng mulai berdetak kencang.

Pada saat yang bersamaan terdengar suara bising di luar rumah, Feronica dan ayahnya bergegas memeriksanya.

"Car-carlous!?"

Betapa mengejutkannya, ras werewolf membawa Carlous dengan paksa. Segera Feronica berlari kearah Carlous.

"Apa yang terjadi denganmu Carlous?" Tanya Feronica.

Carlous yang cedera hanya bisa terdiam, dan juga kini dia setengah sadar. Kedua ras werewolf mencoba menjauhkan Carlous dari Feronica, akan tetapi Feronica tetap keras kepala.

"Nona Feronica, tolong jangan dekati pria ini. Dia adalah mata-mata dari ras manusia yang berusaha membunuh ras werewolf" ucap werewolf berbadan besar.

Feronica masih tak percaya dengan apa yang ia dengar, akhirnya ia membawa Carlous pergi secara paksa. Melihat Feronica membawa Carlous pergi, para werewolf mengejar mereka.

"Carlous, aku tahu kau tak seperti itu bukan?" Ucap feronica sambil membopong Carlous.

Feronica membawa Carlous ketempat biasa mereka bertemu, dan setelah sampai disana Feronica mengobati Carlous seperti yang pernah diajarkan kepadanya.

Penciuman ras werewolf sangatlah tajam, hingga menunggu waktu saja mereka akan tertangkap. Namun beberapa saat kemudian, Carlous tersadarkan dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi kepada Feronica.