"Sebenarnya aku mempunyai sodara kembar, aku selalu menceritakan tentang pertemuan kita dan banyak hal yang telah kita lakukan bersama. Akan tetapi adikku ternyata adalah salah satu anggota kelompok pembunuh werewolf. Suatu hari aku ditipu olehnya kalau kau sedang dalam bahaya di tempat yang jauh dari hutan, setelah aku pergi ke tempat itu aku tak sengaja mendengar kalau ada salah satu ras werewolf ikut bergabung dalam kelompok pembunuh werewolf. Dan adikku pergi ke hutan dekat desa para werewolf untuk mempersiapkan semua ini"
Setelah mendengar apa yang Carlous ucapkan, terlukis raut wajah terkejut dan tak percaya apa yang didengar oleh Feronica.
"Aku akan menyampaikan kepada ayahku"ucap Feronica.
Ayah Feronica yang menduduki sebagai pemimpin ras werewolf saat ini membuat beberapa ras werewolf iri dan berusaha melakukan kudeta dengan ras manusia, dimana manusia kini telah mendapat kekuatan baru yaitu Art.
"Tidak Feronica itu sudah terlambat, karena ras werewolf yang membawaku adalah pengkhianat itu"
"Lalu kenapa mereka membawamu kepada ayahku? Bukankah mereka bersekongkol dengan ras manusia yang jahat?"
Carlous berusaha mengucapkan sepatah kata, akan tetapi seperti sebuah perkataan yang sangat berat, Carlous hanya bisa menggigit bibirnya dan mencoba memberanikan diri.
"Alasan mereka membawa ke ayahmu karena di dalam tubuhku telah ditanam Art yang dapat meledak dan membunuh ras werewolf, pengkhianat di daam ras werewolf bukan hanya mereka saja tetapi hampir setengah ras werewolf adalah pengkhianat".
"It-itu tidak mungkin!? Aku ... aku tak mau kau mati Carlous!!"
Isak tangih tak tertahankan dari kedua kelopak mata Feronica, begitu juga dengan Carlous.
"Aku juga tak mau mati ... tapi setidaknya tetap hidup demi diriku Feronica, karena aku mencintaimu"
Cinta, sebuah kata baru yang terdengar oleh Feronica, walaupun baru pertama kali mendengar kata cinta siapapun akan merasakan sebuah kehangatan dari kata cinta tanpa penjelasan apapun. Terlebih perasaan cinta yang disampaikan oleh orang yang selalu bersama kita.
Bersamaan dengan itu, kedua pengkhianat itu muncul dan mengaktifkan Art peledak itu, namun dengan sigap Carlous melompatkan diri kesebuah jurang di dekat tempat biasa mereka bertemu.
"Hiduplah untukku Feronica, aku mencintaimu"
"Carlous!!!"
Feronica berusaha mengejar Carlous akan tetapi ledakan yang dihasilkan Art itu malah membuat Feronica terlempar menjauh.
Kedua werewolf itu selamat dari ledakan, dan mencari Feronica yang diketahui masih hidup.
"Sepertinya dia tak jauh dari sini ayo kesana!" Ucap salah satu werewolf yang telah mengendus bau Feronica.
Sesampainya disana, mereka melihat Feronica yang tergeletak di dekat batang pohon yang besar dan segera menghampirinya untuk membunuhnya, akan tetapi-
"Kena kau! Akan ku bunuh dirimu lalu ayahmu!" Ucap werewolf berbadan besar sambil mencekik Feronica dengan satu tangannya.
CRASSH!! Kepala werewolf itu terpenggal seketika. Satu werewolf lainnya terkejut melihat temannya mati seketika oleh Feronica, padahal dari segi kekuatan saat itu fisik Feronica jauh lebih lemah ketimbang werewolf berbadan besar itu.
"Aba!?" Ucap werewolf lainnya yang melihat temannya mati begitu saja.
"Cih, lemah ... kau pikir kekuatan sekecil ini dapat membunuh ayahku?" Ucap Feronica menatap rendah kearah mayat Aba.
Melihat temannya yang dihina, Kuro marah dan menyerang Feronica.
"Sialan kau!!! Kubunuh kau!!"
Hanya sepersekian detik, tubuh Kuro tercincang-cincang. Di dalam ras werewolf juga terdapat ras werewolf kelas bangsawan, dan ras werewolf kelas bangsawan hanya tinggal Ayah feronica dan Feronica saja.
Dengan dipenuhi aura gelap, Feronica kembali ke desa dan menceritakan semuanya kepada ayahnya.
"Ayah kita bunuh semua ras manusia yang jahat dan kita seleksi ras kita, akan kubunuh semua werewolf yang lemah" ucap Feronica dengan tatapan penuh amarah.
Ayahnya yang melihat putrinya dipenuhi oleh amarah mencoba menenangkannya, walaupun Ayah Feronica terkenal dengan ketegasannya dia juga punya sisi lembut.
"Tenanglah nak, itulah kenapa aku melarangmu itu pergi ke tempat temanmu itu karena aku melihat sedikit masa depan dengan kekuatanku" ucap Ayah feronica sembari memeluk putrinya itu.
"Lalu kenapa ayah tak memberitahu aku ... hiks .. hiks .. Car-carlous telah mati ayah dan aku mencintainya"
Pada hukum alam memang ada sebuah peraturan tak tertulis dimana ras yang berbeda dilarang untuk menjalin sebuah hubungan perasaan atau bahkan sampai menikah, walaupun mendengar putri satu-satunya itu mencintai ras manusia ayahnya masih menenangkan putrinya, sosok ayah yang sempurna di mata Feronica.
"Feronica kau adalah ras werewolf kelas bangsawan terakhir, begitu juga dengan ayah. Pergilah dan temui seorang pria dari ras manusia bersama Zeke, dia akan membawa sebuah takdir dimana kebahagiaan akan menyertai semua ras"
Mendegar ucapan Ayahnya, Feronica semakin sedih. Akan tetapi Feronica percaya kepada ucapan Ayahnya dan kini ia tersadar akan satu hal, orang tua manapun pasti akan mengatakan sebuah hal yang tak disukai anaknya tetapi itu adalah sebuah kebaikan bagi anaknya itu sendiri.
"Jadi akan ada perang disini ya?" Ucap Feronica yang paham dengan perkataan Ayahnya.
"Itu benar, Ayah akan berperang bukan hanya melawan ras manusia yang jahat tetapi juga dengan kaum kita sendiri yang serakah dengan kekuatan. Jaga dirimu baik-baik Feronica"
Ayah feronica memeluk anaknya dengan penuh rasa sayang, dengan berat hati Feronica pergi meninggalkan semua kenangan di desa werewolf.
.Kembali ke masa kini.
"Terimakasih hujan, telah menemani diriku dalam sedih ini" ucap Feronica menjauh dari jurang setelah berhasil mengalahkan Pride.
Akan tetapi tiba-tiba Feronica merasakan kekuatan yang sangat gelap dan membuat instingnya mengatakan untuk pergi secepat mungkin.
Benar saja dari jurang itu muncul ribuan tangan yang membentuk pohon dan menyerang Feronica.
"Yang benar saja!? Siapa sebenarnya Pride itu!" Feronica berlari menjauh dengan sangat kencang.
Kekuatan Pride membludak dan mengejar Feronica, seperti sebuah bencana besar terus menghancurkan apapun yang dilewatinya. Kekuatan Pride memporak poranda hutan dan seisinya.
"Akan kubunuh kau!!" Teriak Pride dari balik bayangan kekuatannya.
"Ares ! Jika hal terjadi kepadaku tetap jalankan sesuai rencana, aku telah berhasil menanamkan artefak sesuai rencana awal" ucap Feronica lewat kekuatan Ares yang masih tersambung kepadanya.
"Apa yang terjadi kepadamu Feronica!?" Jawab panik Ares.
"Aku sedang melawan Pride dari ras iblis, dan dia sedang mengamuk. Aku tak yakin bisa mengalahkannya-" suara Feronica terputus tiba-tiba.
Setelah mendengar penjelasan Feronica, Ares terpaksa harus fokus kepada misinya dan kini tinggal Ares yang harus menanamkan artefak terakhir.
Direnca awal Lee adalah dengan menguasai beberapa tempat besar di belahan negara, tugas 10 perintah tuhan adalah menanamkan sebuah artefak yang diciptakan oleh Envy untuk menyegel 7 pendosa kedalam tempat bernama kubus penghakiman. Karena 7 pendosa tak bisa mati atau mendekati kata "Abadi" entah apa alasan Envy menciptakan artefak itu masih belum diketahui.
"Iaido!"
Tebasan secepat kilat hampir menggorok leger Ares, akan tetapi dengan cepat Ares menahannya dengan pedang pendek miliknya walaupun terpental cukup jauh.
"Akhirnya datang juga ... Wrath sang pemimpin 7 pendosa"
Dengan berbekal kemampuan berpedangnya sudah membuat Ares cukup waspada melawannya. Kini tiba pertarungan pengguna sejata melawan ahli senjata.
"Kekuatan katana itu, penyegel kekuatan Art yah. Untung saja kekuatan Art ku hanyalah perlengkapan perang"
"Jadi kau sama-sama pengguna senjata yah ... kau beruntung karena kekuatanku dapat menyegel Art apapun dengan masamuneku" ucap Wrath dengan nada datar.
"Kita lihat siapa yang ahli dalam berpedang" ucap Ares dengan mengganti pedang pendeknya menjadi sebuah tombak.
Art milik Ares memang diperuntukkan untuk berperang, seperti komunikasi dengan telepati perlengkapan senjata dan mengubah senjata apapun semaunya. Walaupun demikian gaya bertarung Ares tetap mengandalkan keterampilan dalam menggunakan senjatanya.
"Issen : sabaku ryu"
Dengan cepat Wrath melesat ke arah Ares dan mengujaninya dengan tebasan katana yang sangat cepat dari segala arah, saking cepat gerakan Wrath hanya terlihat suata tebasan katananya yang terus dan terus menghantam Ares. Tak mau kalah, Ares mencoba menyeimbangi kecepatan Wrath dengan gerakan seperti tarian tombaknya.
"Sial cepat sekali!"
Walaupun Ares berhasil mengimbangi kecepatan Wrath beberapa luka mulai tergores di beberapa tubuh Ares, terpaksa Ares mengubah tombaknya menjadi armor besi yang melindungi seluruh tubuhnya.
"Wah jadi kau menyerah beradu pedang denganku yah"
Gerakan Wrath terhenti tepat di atas Ares dan dengan ayunan berat dihunuskan katananya ke arah Ares.
"Jangan mati dulu yah". Ucap Wrath mengarahkan ayunan berat katananya ke arah Ares.
BLEDARR!! Ayunan Wrath menyebabkan suara dentuman yang sangat keras, tanah yang hancur dan debu tebal menyelimuti tempat pertarungan mereka. Tepat sebelum Wrath mendatar ia menghunuskan katananya dan menebas debu tebal yang menutupi arena pertempuran.
"Kau pikir aku akan menganggap dirimu telah mati huh?" Ucap Warth setelah mengetahui Ares masih bertahan dalam armornya.
Kekuatan besar dari tebasan Warth membuat Ares terpental sangat jauh dan menabrak sebuah gedung di dekat tempat pertempuran mereka.
Hanya mendapat beberapa ayunan berat katana milik Warth sudah membuat Ares terluka parah.
"Ghaak!"
Tak hanya sampai disitu, Warth dengan cepat menyerang Ares dengan ujung pangkal katana dan kembali terlempar menembus beberapa gedung.
"Issen : Sora giri"
Dan ayunan berat kembali dihunuskan dari jarak jauh, menebas semua gedung di depan Warth menjadi dua bagian. Armor milik Ares hancur, dan mendapat luka lebih parah. Darah bercucuran kesadaran yang mulai hilang, akan tetapi Ares tetap berdiri mencoba melawan Wrath.
"Apa cuma segini kemampuanmu huh!" Teriak Ares mengarahkan pedangnya kearah Wrath.
"Awalnya aju menolak untuk bertarung dengan seorang wanita, bukan untuk meremehkanmu aku hanya tak ingin kehormatanku terkotori hanya dengan membunuh seorang wanita" ucap Warth dengan nada sopan.
Dengan langkah terhuyung, Ares tetap berjalan menuju Wrath. Melihat keteguhan Ares, Warth memutuskan untuk pergi meninggalkannya.
"Akan ku anggap kau sudah mati, aku mengampunimu wahai ras Valkyrie" ucap Warth sembari memasukan katana ketempatnya.
Dan benar saja, kekuatan Warth yang sangat besar telak mengalahkan Ares. Warth yang dulu ras manusia telah melampaui kekuatan dari ras Valkyrie yang terkenal dengan keahlian berpedangnya.