Chereads / Duke Zeke / Chapter 9 - Peperangan

Chapter 9 - Peperangan

Tok tok tok!!

Suara ketukan pintu terdengar cukup keras. Liana yang mendengarnya segera berlari untuk membukakan pintu.

"Selamat datang Tuan Zeke". Sapa Liana yang mengira Zeke telah kembali.

Sosok pria yang tak dikenali Liana berkunjung kerumah Zeke. Pria yang terlihat seusia dengan Zeke menyapa dengan senyum ramahnya. Dias, datang untuk memberi tahu keberadaan Zeke sekaligus untuk melindungi Liana dan semua pelayan Zeke sesuai janjinya.

"Selamat pagi nona, perkenalkan nama saya Dias. Saya sahabat dekat Zeke dan disini saya mencari Lee untuk membicarakan sesuatu yang cukup penting". Dias menyapa ramah Liana dengan senyuman manisnya, Liana yang merasakan Dias tak berbahaya segera mempersilahkan Dias masuk dan memanggil Lee.

Dias yang telah bertemu Lee segera menceritakan semuanya. Lee yang mengerti situasi saat ini setuju untuk bekerjasama dengan Dias.

"Jadi dimana Tuan Zeke berada?". Tanya Lee dengan ekspresi penuh kekhawatiran.

"Dia berada di dunia dongeng menara kutukan, tempat sang Ratu kami tersegel". Dias mencoba menjelaskan perlahan agar Lee tak terlalu khawatir.

"Sang Ratu?" Potong Lee karena penasaran.

"Sang Ratu kami adalah pendiri 10 perintah tuhan, dengan kekuatannya kita pasti menang melawan 7 pendosa dan pendiri 7 pendosa-".

"G.Duke Golthana". Jawab serempak Dias dan Lee.

"Jadi kau sudah tahu juga ya, baiklah akan lebih mudah untuk menjelaskannya".

Dias menjelaskan sampai kedetail tentang rencana untuk berperang melawan 7 pendosa dan G.Duke Golthana. Begitu juga dengan alasan Zeke dikirim ke dunia dongen menara kutukan yang untuk mendapatkan kekuatan bangsawannya. Perbandingan kekuatan 10 perintah tuhan dengan 7 pendosa sangatlah jauh, terlebih lagi ketiga anggota 10 perintah tuhan telah terculik.

"Jadi kita hanya bisa menahan mereka sampai Zeke dan sang Ratu itu kembali?" Lee cukup cermat untuk menyimpulkan rencana dari Dias.

"Iya, dan kita harus bertahan hidup apapun resikonya".

Dias yang paham atas perbandingan kekuatan anggotanya hanya bisa berharap dapat menahan 7 pendosa sampai Zeke kembali. Setelah menjelaskan semuanya Dias kembali ke kastilnya untuk mempersiapkan perang yang akan datang.

Sehari sejak kepergian Zeke, membuat 7 pendosa mengambil langkah cepat. Di keesokan harinya, dengan mudahnya Pride membajak saluran televisi dan mengumumkan soal seleksi manusia, yang dimana akan dilakukan pembantaian masal seluruh umat manusia dan hanya menyisakan orang-orang pilihan.

Awalnya publik tak percaya dan menganggap semua itu hanyalah iseng semata, akan tetapi setelah diumumkannya seleksi manusia Pride dengan kekuatan yang ia gunakan untuk menciptakan pasukan mayat hidup di pulau Bali, digunakan lagi namun dengan sekala dunia.

"Art Of Shadow : Eclipse ". Kekuatan terkuat Pride, memakan bayangan dari matahari dan membangkitkan mayat dengan penuh amarah dan dendam.

Gerhana matahari berjalan sangat cepat, dari balik bayangan gelap muncul zombie dimana-mana dan mulai berburu manusia. Kekacauan terjadi dimana-mana, hanya dalam beberapa jam saja hampir 1 benua dikuasai oleh mayat hidup. 10 perintah tuhan juga menyebar membentuk beberapa kelompok untuk menyelamatkan umat manusia dari kehancuran. Akan tetapi, manusia yang tak begitu percaya dengan ancaman dan termanipulasi informasi yang tak tahu kejelasannya malah menolak untuk berjuang bersama dan berakhir dengan kematian menggenaskan.

Masalah semakin rumit ketika 7 pendosa ikut andil dalam pemusnahan masal umat manusia.

Tak sedikit juga orang yang mau bekerjasama dengan 10 perintah tuhan, dan mulai bergabung untuk membantu berjuang melawan kebinasahan masal umat manusia.

"Semuanya ! Kerahkan seluruh kekuatan kita dan selamatkan umat manusia!" Ucap lantang nan penuh keberanian dari bocah membara yang tak lain adalah Dias.

"DEMI UMAT MANUSIA !!!" Teriakan yang sama terus menggema keseluruh kota dibarengi dengan suara tembakan dan serangan Art milik Dias yang memukul mundur pasukan zombie yang tidak ada habisnya.

Negara Jepang dengan cepatnya di tangani oleh anggota 10 perintah tuhan yang dipimpin oleh Dias, dan hampir seperempat populasi manusia di negara Jepang telah binasa. Dan 10 perintah tuhan lainnya memimpin di setiap negara yang berbeda. Bersatu dengan pasukan militer yang tersisa, walaupun tak secepat negara Jepang. Dengan adanya pandemi yang bahkan bisa disebut kiamat ini, umat manusia disadarkan oleh sebuah hal yang tak mereka ketahui atau lebih tepatnya yang pernah mereka miliki sebelumnya yaitu"Art". Awalnya muncul banyak pertanyaan mengenai Art, namun dengan sigapnya 10 perintah tuhan menjelaskan dengan praktis dan menyebarkannya kesemua umat manusia. Umat manusia yang kini mempunyai tujuan untuk mendaptkan hak miliknya berperang hingga titik darah penghabisan. Tidak hanya soal Art, semua sistem dan hal yang ada di dunia hanyalah pengalihan dari anggota 7 pendosa untuk menyembunyikan kebenaran tentang manusia.

"Dias disini divisi Mesir, kami telah berhasil mempertahankan benteng terakhir disini dan menunggu perintah berikutnya".

Dengan Art of War : telepathic milik Ares mempermudah semua anggota 10 perintah untuk berkomunikasi jarak jauh. Gord yang berada di divisi Mesir melaporkan keadaan benteng yang di ciptakan oleh Gord dengan Art of Earth miliknya.

"Disini dari divisi korea telah menguasai pelabuhan begitu juga dengan beberapa pelabuhan di negara lainnya" dengan kekuatan Ice milik sol ia dapat menguasai pelabuhan sesuai arahan Dias.

"Divisi Amerika bagian persenjataan telah kami kuasai sesuai arahanmu Dias" lapor singkat Ares, seperi biasanya.

"Dias kenapa aku harus memegang hutan amazon ! Mentang-mentah werewolf adalah pemimpin rantai makanan tertinggi sampai saat ini tapi tidak seperti ini jugaa !!!" Bentak Feronica mencoba protes dengan tugas yang ia dapatkan dari Dias.

"Ketua ! Seusai arahan Rusia dan Cina berhasil aku pertahankan dengan pasukan roh-roh kesayanganku !". Kekuatan dari ras iblis putih, Lucian merupakan yang terkuat kedua setelah Dias. Bahkan dengan mudahnya dapat menaklukkan dua negara sekaligus.

Dias yang begitu mempercayai anggotanya memberikan tugas yang cukup berat. Dias memiliki tujuan tertentu dalam menyusun perang, terlebih lagi dengan bantuan Lee dalam hal peperangan merupakan nilai tambahan untuk memenangkan peperangan ini. Walaupun hanya beberapa negara yang dapat Dias dan anggota lainnya selamatkan bukan berarti kemenangan bagi 10 perintah tuhan, terlebih lagi 7 pendosa belum menunjukan dirinya.

Rencana yang Dias dan Lee siapkan memang berhasil, akan tetapi mereka hanya bernasib baik karena anggota 7 pendosa tak berada di negara yang Dias dan Lee rencanakan. Benar saja, hal yang tak diinginkan datang lebih cepat dari perkiraan.

"Dias jika aku tak selamat segera lanjutkan rencana berikutnya! Dia telah datang !" Jawab dengan nada panik.

"Sol ! Bertahanlah aku akan membantumu bertahanlah kau pasti dapat bisa !" Dias berusaha menenangkan Sol yang terdengar cukup panik.

Badai angin yang sangat besar datang dengan cepat mengarah ke pelabuhan tempat Sol berada. Tak hanya membawa angin kencang, badai itu bahkan membawa puing-puing bangunan yang tak kalah besarnya.

"Art of Ice : Iceberg" GLEDARR!!. Sol mencoba menahan badai itu dengan bukit es ciptaanya, bahkan dua kali lipat dari ukuran badai dan puing bangunan dibawanya. Beberapa kali terdengar suara dentuman yang sangat keras.

"Semuanya kalian tetap berlindung di pelabuhan ini, aku akan menahan serangan musuh". Sol bergerak kearah balik bukit es ciptaanya untuk memastikan keberadaan musuh.

Dibalik bukit es ciptaan Sol, hanya terdapat reruntuhan bekas bangunan yang terlihat mencoba untuk menjebol bukit es milik Sol.

"Tak disangka ras rendahan dari kaum peri dapat memiliki Art sebesar ini". Terdengar suara pria dari balik debu bekas benturan puing-puing bangunan. Sol yang mendengar pria itu dengan nada tenangnya menajamkan matanya bersiap untuk serangan tak teduga.

"Sesama ras peri harusnya kita saling menyambut, yah walaupun kau ras terendah dari kaum kita".

Anggota 10 perintah tuhan hampir semuanya merupakan kelas terendah dari masing-masing ras mereka. Walaupun berasal dari kelas terendah masing-masing ras, anggota 10 perintah tuhan terus dan terus berlatih hingga mencapai level yang hampir setara dengan bangsawan. Terlebih lagi mereka yang mendapatkan pelatihan dari sang Ratu membuat impian kelas rendah menuju kelas bangsawan hanya hal sepele.

"Kelas terendah? Kau pikir melihat posisi kita sekarang kau masih berkata seperti itu? Aku yang berada di puncak bukit dan kau di kaki bukit jangan berkata sombong !" Dengan emosi yang meluap Sol melompat kearah pria itu.

"Aku Lust dari kelas bangsawan ras peri akan memberi tahu perbandingan kekuatan kita !"Lust melompat kearah Sol. Kedua ras peri saling menunjukan kekuatan masing-masing, menabrakan kekuatan Ice milik Sol untuk melawan kekuatan angin.

"Art of Ice : Dragon Roar !","Art of Storm : Demon Claw!".

BLEDARR!!!. Dentuman yang tak kalah kerasnya terdengar cukup keras. Kelompok yang Sol bentuk hanya bisa berlindung di pelabuhan dengan harapan untuk kemenangan Sol yang berada dipihak umat manusia. Tak disangka, kekuatan Sol setara dengan Lust. Berkali-kali Sol selalu seimbang menghadapi setiap serangan milik Lust.

"Bagaiamana bisa kaum rendahan sepertimu dapat bertahan dari seranganku !" Lust terlihat cukup panik menyadari kenyataan bahwa kekuatan Sol dapat menyetarai kekuatan Lust.

"Art of Ice : River Fang" Sol yang tak memberi kesempatan Lust untuk menyerang terus melancarakan serangan lainnya berupa sungai taring yang menghujam dari bawah tanah dan menyebar dengan jangkauan yang cukup luas.

"Sial aku lengah ! Art of Storm : invisible shield".

Lust yang tak siap untuk menerima serangan kejutan dari Sol hanya bisa bertahan dengan pelindung badai miliknya.

Terlihat dengan jelas Sol terus menyudutkan Lust. Setelah sungai taring, melesat dengan cepat serangan fisik dari Sol menggunakan tombak es miliknya. Kombinasi antara raungan nada, sungai taring dan serangan tombak es milik Sol membuat Lust semakin terdesak bahkan sempat membuat luka permanen berupa pembekuan di setiap belas luka Lust.

"Tidak mungkin!? Bagaimana aku yang merupakan ras peri kelas bangsawan dapat kewalahan hanya melawan cecunguk rendahan sepertimu!".

Walaupun Sol terlihat cukup sombong dan banyak omong, ketika dia serius melakukan sesuatu maka sifatnya akan sangat berkebalikan dengan keseriusannya itu.

"Bertahun-tahun aku berlatih ... bertahun-tahun aku berjuang ... bertahun-tahun aku dikucilkan. Bukan hanya aku saja banyak semua anggota 10 perintah tuhan terus mendapatkan perilaku buruk yang sama, padahal kami hanya ingin menciptakan perdamaian semua ras tak terkecuali ras manusia. Demi semua itu kami terus berjuang ! Tak peduli musuh kami bangsawan dari ras kami atau semua ras apapaun .. Kami akan terus maju!". Teriakan Sol bergitu keras, menggema sekekitar pelabuhan yang sunyi. Kelompok Sol yang berlindung di pelabuhanpun ikut bersemangat begitu mendengar semangat juang dari Sol.

"Diam kau dasar sampah ! Akan kuhancurkan harapan bodoh itu! Kau yang tak tahu kengerian manusia dengan polosnya membela mereka ! Matilah dalam harapan kosong !!!".

Badai mulai berdatangan berbarengan dengan kemarahan Lust. Puluhan tornado berdatangan mengepung Sol dari segala arah, bahkan bukit es milik Sol hancur berkeping-keping terlimbas tornado milik Lust.

"Cih jadi ini kekuatan dari bangsawan sejati!" Sol yang melihat kenyataan ini hanya bisa terdiam, berusaha berpikir untuk mencari cara mengalahkan Lust.

Semangat juang tak dapat berkutik dibawah genggaman kekuatan besar. Tornado yang semakin mendekat memaksa Sol untuk berpikir keras, Sol yang semakin terdesak hanya bisa mencucurkan keringatnya.

"Hahahaha ! Matilah kau kaum rendahan!". Mendengar perkataan Lust, mengingatkan tentang masa lalu Sol saat berada di dunia para peri.

Sol dengan jiwa kebebasan terus membatah ajaran bahwa ras manusia adalah ras jahat dan harus dimusnahkan. Dikucilkan karena kekuatan lemah miliknya, bahkan karena kebiasaan Sol ia tak memiliki teman satupun. Hingga sang Ratu datang membawa Sol untuk bergabung dengan 10 perintah tuhan. Sol mendapat teman berharga pertamanya yaitu kesepuluh anggota 10 perintah tuhan. Bahkan anggota kesepuluh ras manusia memperlakukan Sol dengan baik hati walaupun sekarang anggota kesepuluh itu berkhianat dan meninggalkan 10 perintah tuhan.

"Jadi aku harus menggunakannya yah". Senyum Sol disaat sebelum tornado itu menghancurkan dirinya.

Ice terkenal dapat membekukan apapun, makhluk hidup, kelembaban udara, bahkan dalam sebuah ilmu sihir Ice dapat membekukan waktu.

"Demi kebebasan dan perdamaian, Art of Ice : Death Time". Kekuatan terkuat dari Art milik Sol, dengan mengorbankan nyawanya dia dapat membekukan waktu dalam waktu 10 detik.

Kesempatan sekali dalam seumur hidup membuat Sol melancarkan serangannya dengan tombak es ke arah jantung Lust.

Kemenangan yang diraih oleh Sol dengan pengorbanannya, Sol tak menyesal dengan apa yang ia lakukan demi kebebasan umat manusia. Kelompok Sol yang melihat Sol tumbang berlari kearahnya.

"Sol! Bertahanlah!" Orang-orang berusaha menyelamatkan Sol, datang mengkrumuni Sol.

"Cih kau pikir aku selemah itu hah!" Sol berusaha bangkit untuk membuktikan ia tak lemah.

Perlahan es milik Sol runtuh, semangat juang sang peri es hanya sampai disini.

Dias yang sedang bergerak menuju tempat Sol tak sempat membantunya, terbang dengan kecepatan cahaya melewati beberapa negara menyebrangi lautan.

BLEDUM!!. Dari permukaan laut muncul sosok yang tak diduga oleh Dias, karena terkejut Dias menghindar serangan dari sosok tersebut. Sang penguasa lautan, makhluk yang seharusnya tak pernah diciptakan. Megalodon, hiu terbesar sekaligus peringkat tertinggi rantai makanan di jaman purba kala, kini muncul kembali kepermukaan. Dengan tampang yang lebih mengerikan dan ukuran yang jauh lebih besar, terasa sebesar sebuah pulau. Bukan hanya ukurannya yang raksaksa, kekuatan dan kelincahan yang mengerikan, terlebih lagi hiu purba itu dapat terbang.

"Oi oi itu hiu loh ! Kenapa dia terbang !" Dias sedikit kewalahan menghindari setiap serangan sang raja lautan itu. Bahkan saking besarnya hiu megalodon, di setiap punggungnya terdapat daratan seperti sebuh hutan dan beberapa bangunan tua.

"Art of Light : Holy Cross Sword". Dias menghujani hiu itu dengan pedang salib miliknya, ukuran pedang salib sangat jauh lebih kecil dibandingkan ukuran hiu megalodon itu. Dias yang dipenuhi sejuta pertanyaan mencoba menenangkan dirinya dan terbang mendekati hiu itu, memasuki daratan di pulau yang berada tepat di punggung hiu itu untuk mencari sebuah petunjuk untuk menghentikannya. Dias memasuki daratan di punggung hiu itu, memeriksa keadaan sekitar untuk mencari sebuah petunjuk. Terdapat bangunan tua dimana-mana, tak ada tanda-tanda kehidupan.

"Baiklah akan ku hancurkan dari sini". Dias memiliki ide untuk menghancurkan hiu itu dari punggungnya , dirasa aman. Tanpa disadari Dias, hiu megalodon membalikkan badanya yang membuat Dias terlempar dan menyerang Dias dengan cepat. Akan tetapi kecepatan hiu megalodon masih jauh lebih lambat dibandingkan kecepatan Dias.

Setiap serangan hiu itu dapat dihindari dengan mudah oleh Dias.

"Hallo !! Aku Gluttony ! Dan kau Dias pemimpin 10 perintah tuhan bukan? Suatu kehormatan bagiku jika bisa membunuhmu !" . Terdengar suara teriakan wanita dari punggu hiu itu, lalu muncul pusaran bola air besar di sekitar hiu megalodon. Ukuran pusaran bola air hampir setara dengan ukuran hiu megalodon itu.

Dias dengan pedang di tangannya bersiap untuk bertarung melawan hiu megalodon dan Gluttony.

#Hallo semuanya ! Sebelumnya maaf karena beberapa hari ini saya tak mengupload cerita lagi, dikarenakan kondisi badan yang tak mendukung ... dan terimakasih tetap setia menunggu cerita petualangan Zeke sang kaum bangsawan dari ras manusia yang berjuang demi umatnya!#