Chereads / Duke Zeke / Chapter 7 - 10 Perintah Tuhan

Chapter 7 - 10 Perintah Tuhan

Awan hitam yang tercoret warna merah kelabu mengelilingi pulau Bali. Kota yang damai menjadi kota mati dalam satu malam, entah apa yang membuat semua ini terjadi. Zeke yang berusaha menyelamatkan orang yang tersiksa hanya bisa pasrah setelah mengetahui semua orang di kota ini bahkan di pulau ini telah menjadi mayat hidup. Di tengah keributan semua ini, Zeke melihat sebuah pertarungan pengguna Art cahaya melawan Art bayangan. Zeke yang telah menghentikannya tak menduga, kalau orang yang selama ini bersamanya adalah pengguna Art cahaya.

"Dias!?" Teriak Zeke terkejut.

"Eh!?" Sesaat pandangan Dias teralih dan melihat Zeke yang masih melayang di atas.

"Kau!" Zeke dan Dias teriak bersamaan, sebuah hal yang tak diduga sebelumnya.

Melihat fakta bahwa Dias sedang melawan pria pengguna bayangan, Zeke langsung memihak Dias.

"Bala bantuan datang yah" senyum sinis pria pengguna bayangan tersebut.

"Dias apa yang sedang terjadi?" Tanya Zeke penasaran.

"Akan kujelaskan nanti. Yang terpenting pria itu adalah anggota 7 pendosa, Pride. Dan dialah yang menyebabkan semua ini".

Tepat setelah perkataan Dias usai, Zeke melesat menusuk Pride dengan sangat cepat.

"Ugh!" Pedang berwarna hitam tepat menikam perut Pride. Tidak hanya sampai disitu, setelah menusuk Pride, puluhan pedang berwarna hitam terus dan terus menghujani Pride.

BLEDARR!!! Suara ledakan Art Zeke di lanjutkan dengan Zeke menendang Pride sampai terpental cukup jauh. Zeke yang dipenuhi emosi gelap, berjalan mendekati Pride dan berusaha membunuhnya.

"Tunggu Zeke!" Dias berusaha menghentikan Zeke, bukan untuk membunuh Pride melainkan Dias yang curiga dengan gelagat Pride setelah terkena serangan Zeke.

"Hahahaha hebat sekali Zeke! Perkenalkan namaku Pride dan semua kekacauan ini akulah yang menyebabkannya! Sangat menyenangkan loh melakukannya ..." walaupun tubuh Pride babak belur, dengan percaya dirinya Pride mengakui perbuatannya.

Zeke dan Dias yang melihat gelagat Pride hanya bisa waspada sambil menjaga jarak. Dari kejauhan terdengar suara zombie berlari mendekati Zeke dan Dias, suara teriakan dan raungan perlahan terdengar semakin dekat.

"Zeke kita harus membunuh para Zombie itu, kau tahu bukan semua orang di pulau ini telah menjadi Zombie?" Dias berbalik dan menodongkan pedangnya kearah kerumunan Zombie yang berlari kearahnya. Pride yang masih terpungkur dengan luka yang ia terima hanya bisa terdiam pasrah.

"Kalau begitu selamat tinggal para manusia" Ternyata sosok yang dilawan oleh Zeke dan Dias hanya wujud palsu dari Pride. Sosok itu perlahan meleleh seperti lilin yang terbakar dan menghilang.

"Sial dia melarikan diri !" Teriak Dias. Kerumunan Zombie semakin mendekat, Zeke dan Dias dikepung dari segala arah.

"Kita urus Pride nanti, sekarang kita pergi dari sini dan memikirkan langkah selanjutnya". Dengan kepala dingin, Zeke mengajak Dias pergi untuk menyusun strategi. Bukan hal yang mudah bagi Zeke dan Dias untuk menyapu bersih para zombie itu, melainkan berani atau tidaknya Zeke dan Dias untuk membantai para zombie yang dulunya adalah orang-orang yang tak berdosa.

"Baiklah Zeke".

Akhirnya Zeke dan Dias pergi menjauhi kerumunan zombie itu. Kekuatan Zeke dan Dias hampir mirip, Zeke yang menggunakan mahkota berwarna hitam dan Dias yang menggunakan mahkota berwarna emas terbang untuk melihat daerah sekitar. Para zombie yang tak dapat menjangkau Zeke dan Dias hanya bisa mengerang dari bawah sana.

"Dias jelaskan apa yang terjadi, kenapa Pride ada disini dan siapa kau sebenarnya?" Tatap tajam Zeke.

"Baiklah-baiklah akan aku jelaskan semuanya Zeke, tetapi sebelum itu kita harus membersihkan pulau ini terlebih dahulu dan lihat itu baik-baik". Dias menunjuk kearah langit, Zeke menatap tajam kearah yang ditunjuk Dias dan terkejut melihat segel pelindung yang mengelilingi pulau ini. Seakan segel pelindung itu ada bukan untuk melindungi tetapi untuk mengurung. Zeke yang semakin bingung dengan situasi ini berusaha menenangkan diri.

"Urusan siapa diriku akan kujelaskan setelah semua ini selesai. Aku yakin segel pelindung itu ada memang untuk mengurung kita semua disini, dan kedatangan Pride sangat mendadak. Aku yang tak menduga hal ini menyebabkan semua ini terjadi. Tepat setelah kita berpesta, muncul anggota 7 pendosa yang tak lain adalah Pride dan Lust".

"Apa dua anggota 7 pendosa? Tapi kenapa?" Potong Zeke ditengah penjelasaan Dias.

"Aku tak tahu tujuan mereka, yang pasti aku menyadarinya telat setelah mereka memasang segel pelindung bersekala besar itu. Dan disaat aku mencari mereka, Pride menggunakan kekuatannya untuk menciptakan pasukan mayat hidup. Art of shadow : Undead. Art kelas tinggi, Pride mampu memanggil mayat hidup dari dunia bawah dan menularkannya kesemua orang di pulau ini. Setelah terjadi kekacauan ini aku segera bergegas pergi ke tempatmu, akan tetapi malah bertemu Pride dan maaf aku hanya bisa mengirim pesan singkat". Terukir jelas wajah murung Dias, bocah yang terkenal dengan semangat membara telah memperlihatkan sisi lemahnya.

"Aku rasa mereka sengaja mengurung kita bukan agar kita ikut terbunuh dengan banyaknya zombie di pulau ini, tetapi agar kita tak dapat mengejar Pride dan Lust". Analisis tajam Zeke memang mengagumkan, bukan hanya kekuatan fisik dan Art milik Zeke, kecerdasan maupun ketangkasan Zeke juga tak kalah hebatnya.

"Bagaimana kau tahu?" Tanya penasaran Dias.

"Musuh tahu tentang beberapa kekuatan kita dan jika tak ada segel pelindung itu pasti dengan mudahnya kita akan dapat mengejar mereka". Dias yang mendengar penjelasan Zeke hanya bisa terdiam kagum dengan mata berkaca-kaca.

"Dias, kita bagi menjadi dua tugas. Aku akan membersihkan pulau ini dan kau berusaha untuk menghancurkan segel pelindung itu. Jika sempat, kita pasti dapat mengejar Pride dan Lust".

Dias yang menyetujui ide Zeke, terbang berpisah lebih atas lagi mendekati segel pelindung yang mengurung mereka semua.

Setelah dirasa semua siap, Zeke dan Dias memejamkan kedua matanya. Mencoba menghapus kenangan yang mereka alami begitu indah walaupun singkat, dimana ada pertemuan pasti ada perpisahan.

"Art of Darkness : Nebula, Art of Light : Solar"

Secara bersamaan Zeke dan Dias melancarkan kekuatan yang besar. Nebula adalah kekuatan milik Zeke dimana ia dapat memusnahkan dalam sekala masal setiap makhluk hidup atau mati dengan skala arena yang lebih luas dari Unholy sacrifice. Hanya dalam hitungan detik semua warna pulau Bali menjadi hitam putih, tidak hanya manusia, hewan, tumbuhan atau gedung-gedung yang ada di pulau itu bahkan udara di pulau itu hilang dalam sekejap mata.

Lalu Art of Light : Solar adalah kekuatan menarik energi matahari dan dapat menghancurkan setiap segel, kutukan atau kekuatan gelap lainnya.

FYUUUUHHH .....

Seketika hanya terdengar suara hembusan angin yang berdesis di telinga Zeke dan Dias. Pulau yang semalam menjadi neraka dengan suara yang mengerikan berubah menjadi pulau tenang nan sunyi. Para zombie, tanaman, hewan dan bangunan di pulau itu menjadi rata tanah. Begitu juga dengan segel penghalang yang telah musnah oleh Dias.

Berbarengan dengan cahaya matahari yang menembus setiap awan dan terus memenuhi setiap celah di bumi.

Zeke dan Dias yang masih melayang di udara terdiam bisu sesaat. Rasa sedih, frustasi, dan marah bercampur aduk menjadi satu. Kedua remaja yang baru saja merasakan puncak kebahagiaan masa remajanya hanya dalam semalam hilang begitu saja. Zeke terpaksa meratakan daratan pulau Bali karena dia takut kekuatan Pride mengebar hingga ke luar pulau Bali. Masa SMA adalah masa yang paling membahagiakan bagi siapapun, pertemanan, kisah cinta, suka duka semua itu adalah kenangan yang pasti akan dialami semua orang dan semua itu direnggut dari tangan kedua remaja itu.

"Sudahlah Dias, sebaiknya kita segera mengejar Pride dan Lust" celetuk Zeke mengingatkan Dias.

"Aku rasa kita harus bergerak untuk menghentikan anggota 7 pendosa". Jawab tenang Dias.

"Iya, kau benar Dias"

Zeke dan Dias menatap jauh ke arah lautan, membulatkan tekad mereka untuk menghentikan 7 pendosa dan menyelamatkan manusia dari genggaman mereka.

"Zeke bergabunglah denganku, bantu kami dengan kekuatanmu" ajak Dias dengan mengulurkan tangannya.

"Bantu kami?" Ulang Zeke seperti perkataan Dias.

"Iya kami, anggota 10 perintah tuhan".

"10 perintah tuhan?" Tanya Zeke.

"Kami adalah utusan sang ratu untuk menciptakan kedamaian dunia yang sesungguhnya".

Zeke yang sedang membutuhkan kekuatan baru untuk berperang melawan 7 pendosa merasa terbantu. Dengan menerima jabat tangan Dias, Zeke akhirnya bergabung dengan 10 perintah tuhan.

"Baiklah".Jawab tegas Zeke.

Keberadaan Pride dan Lust tak dapat di rasakan lagi, seakan hilang ditelan bumi. Zeke yang memiliki kemampuan melacak hawa keberadaan makhluk hidup tak dapat merasakan apapun. Zeke dan Dias pulang kerumahnya masing-masing berusaha merahasiakan kekuatan mereka kepada orang-orang.

Insiden yang menimpa kelas 3 SMA Sendai Ryu menggemparkan dunia. Bagaimana tidak, sekolah internasional yang terkenal di seluruh dunia telah mengalami insiden mengerikan beserta hilangnya peradaban di pulau Bali, Indonesia.

Zeke yang pulang dengan selamat disambut oleh para pelayan dan Lee. Tentu saja Lee yang mengetahui Zeke memiliki kekuatan Art tak begitu mengkhawatirkan kondisi fisik Zeke, akan tetapi dia lebih khawatir dengan Tuannya yang terasa mulai termakan emosi gelapnya. Dengan tatapan khawatir, Zeke menghampirinya dan menepuk bahunya.

"Lee, jangan khawatir ! Aku tidak apa-apa" senyum lebar Zeke untuk meyakinkan Lee bahwa ia baik-baik saja. Lee yang mendengar jawaban tegas dari Zeke mengangguk dan tersenyum.

Zeke menceritakan apa yang terjadi di pulau Bali kepada Lee, mengenai insiden dan siapa pria pemilik Art cahaya itu. Dan mulai sekarang Zeke akan bergabung dengan 10 perintah tuhan. Bersama Dias dan anggota lainnya. Dari sinilah peperangan akan dimulai, perang 7 pendosa melawan 10 perintah tuhan.